MINAT BACA
 DAN
STRATEGI PENUMBUHANNYA
UNESCO menyebutkan bahwa Indonesia menjadi urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca!
Selain itu, ada fakta lagi bahwa 60 juta penduduk Indonesia memiliki gadget, atau urutan kelima dunia terbanyak kepemilikan gadget. Lembaga riset digital marketing Emarketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang.
Ironisnya, meski minat baca buku rendah tapi data wearesocial per Januari 2017 mengungkap orang Indonesia bisa menatap layar gadget kurang lebih 9 jam sehari. Tidak heran dalam hal kecerewetan di media sosial orang Indonesia berada di urutan ke 5 dunia.
1. Pengertian Minat Baca dan Faktor Yang Mempengaruhinya
A. Pegertian Minat Baca
Menurut Ginting (2005:30), minat baca adalah perasaan senang yang sangat kuat dalam kegiatan membaca yang membutuhkan stimulus untuk mewujudkannya menjadi suatu kebiasaan. Nah, berdasarkan pendapat dari Ginting tersebut minat baca dapat diartikan sebagai kemauan yang tinggi pada diri sendiri untuk membaca.
Selain Ginting, Harlock juga berpendapat bahwa minat adalah sebuah motivasi yang membuat seseorang melakukan kegiatan yang diinginkan.
Sementara, dalam KBBI minat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.
Jadi, menurut beberapa pendapat yang sudah diungkapkan diatas, dapat disimpulkan bahwa minat baca ini adalah timbulnya perasaan senang dan minat yang kuat yang mendorong individu untuk terlibat dalam kegiatan membaca sesuai dengan keinginannya. Setelah itu, ada upaya berulang untuk terlibat dalam aktivitas itu.
B. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca
Ada 2 faktor yang mempengaruhi minat baca, diantaranya adalah:
1) Faktor Internal
Faktor internal umumnya mencakup perasaan tentang persepsi, motif, dan aktivitas membaca individu.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal berkaitan dengan lingkungan, kemudian akses buku, ketersediaan sarana dan prasarana, perkembangan teknologi, bahkan jumlah pembaca.