Mohon tunggu...
Yulia Bachar
Yulia Bachar Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Multipotentialite

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyandingkan Dimas Kanjeng dan Angelina Jolie, Sebuah Kisah Imajinasi

5 Oktober 2016   09:08 Diperbarui: 5 Oktober 2016   10:52 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Yusuf Yudo

Dimas Kanjeng tiba-tiba menjadi ngetop, kemampuannya mengadakan uang terdengar diberbagai pelosok negeri. Hanya dengan sentuhan tangannya, . . . kertas-kertas uang monopolipun berubah menjadi uang asli. Orang-orangpun berbondong-bondong bergabung ikut membayar mahar dengan harapan maharnya akan berlipat seribu kali. Merekapun sabar menunggu proses pengadaan uangnya terealisasi. Ribuan orang bahkan konon puluhan ribu orang rela mengantri.

Sementara itu, dibelahan dunia yang lain Angelina Jolie aktris papan atas Holywood, produser dan sutradara yang juga aktif dalam berbagai kegiatan kemanusiaan, mulai dari masalah konservasi, pendidikan, dan hak-hak perempuan dan berbagai kegiatan advokasi untuk para pengungsi baru-baru ini menggugat cerai Brad Pitt suaminya . Sebagai publik figur Angelina Jolie termasuk dalam deretan orang-orang yang paling berpengaruh dan powerful dalam industri entertainment di Amerika.

Lalu apa hubungannya Dimas Kanjeng dan Anggelina Jolie ? Saat ini barangkali belum ada hubungannya, tapi saya terinspirasi untuk menghubungkan keduanya dalam sebuah imajinasi.

Sebagai orang yang memiliki kemampuan mengadakan uang secara gaib, Dimas Kanjeng mungkin memiliki berbagai cita-cita luhur yang belum terungkap, diantaranya tentunya ada yang mulia seperti misalnya membantu masyarakat yang membutuhkan materi, bahkan mungkin ia bisa membantu membebaskan bangsa ini dari berbagai hutang baik dalam dan luar negeri. Niat mulia ini tentunya sangat dinanti-nanti realisasinya oleh sebagian besar publik yang merasa serba kekurangan, dan bangsa yang sedang bekerja keras mengumpulkan berbagai sumberdaya untuk membayar hutang-hutang yang makin menumpuk, belum lagi membiayai pembangunan yang sedang berlangsung. Kehadiran Dimas Kanjeng dengan tumpukan uang yang notabene merupakan simbol materi ini merupakan oase bagi mereka yang sedang berada dalam situasi kelangkaan materi dan komplexitas tututan pembiayaan yang sulit untuk dihindari.

Namun jika Dimas Kanjeng melakukan operasinya di wilayah negara Republik Indonesia maupun lintas negara, perilakunya ini bisa merusak tatanan ekonomi bangsa, mekanisme money supply akan terganggu, inflasi akan meningkat drastis dan program-program ekonomi Jokowi bisa kacau balau. Sementara jika uangnya dipakai untuk membayar hutang luar negeri, maka sistem keuangan dunia juga akan terganggu mekanismenya. Karena “pengadaan uang” yang dieksekusi Dimas Kanjeng di wilayah republik ini mencederai otorisasi dan mekanisme yang selama ini berada dalam pengendalian otoritas terkait ataupun pemerintah yang berwenang. Sementara jika di export keluar negeri tentunya akan membingungkan Federal Reserve ataupun Bank Sentral negara manapun.

Oleh karenanya saya ingin menghadirkan Angelina Jolie dengan semua latar belakang dan kemampuan yang ia miliki, untuk mengemas kisah ini dalam sebuah kisah kemanusiaan agar diproduksi menjadi film yang menginspirasi seluruh negeri, menghibur sekaligus membuat kisah Dimas Kanjeng ini menjadi happy ending. Kelak jika royalty dari film ini menghasilkan uang yang berlipat seribu kali, bolehlah kita penuhi sebagian harapan mereka-mereka yang telah membayar mahar dan sabar menanti, mungkin sebagian lagi bisa kita berikan pada Jokowi untuk membayar hutang luar negeri.

Sekali lagi, . . . ini adalah kisah Imajinasi.

Jakarta, 5 Oktober 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun