Mohon tunggu...
Gaza_strip
Gaza_strip Mohon Tunggu... Jurnalis - Pelestine-Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ketika mimpi buruk datang aku memilih tetap tertidur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Asimilasi China di Turkistan Timur "Uyghur"

28 Maret 2021   09:47 Diperbarui: 28 Maret 2021   09:58 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Instagram.com/@doamuslims

28maret2021

Kebijakan Asimilasi China's di Turkestan Timur Yang Berdampingan selama beberapa dekade.Pemerintahan Tiongkok telah berusaha semaksimal mungkin untuk mengkondisikan Uyghur Muslim dan mendorong mereka untuk melakukan hal-hal yang tidak dapat/pantas dilakukan dalam Islam.

 Dalam contoh ini dalam buku teks, 'Mullah Nesirdin' mempromosikan alkohol, rasa lebih baik daripada alkohol yang pernah saya coba ". 

Muslim Uighur berdiri teguh dan menolak upaya menyedihkan ini. Pada tahun 2017, yang berubah drastis, Tiongkok pindah ke kebijakan asimilasi agresif; Uyghur dipaksa menghadiri upacara pengibaran bendera Tiongkok dan berjanji setia kepada partai komunis Tiongkok Uyghur Muslim dipaksa untuk melakukan catwalk dalam acara fashion untuk membasmi konsep Islam Hijab. 

doamuslims-28032021-0002-605fecaad541df47b9700c92.jpg
doamuslims-28032021-0002-605fecaad541df47b9700c92.jpg

Wanita Uighur dipaksa untuk menjalani kontrol kelahiran untuk mengekang populasi Muslim. Mereka secara paksa disterilkan di kamp penahanan dengan IUDS, suntikan dan pil terhadap kehendak mereka.

 Kekerasan terhadap Anak-anak Dan Wanita Muslim di Uighur terus Terjadi,Bahkan Hampir setiap Hari para wanita dipaksa untuk tidur dengan para Komunis Tiongkok,sementara suami mereka di tangkap dan ditahan di kamp konsentrasi Oleh pasukan-pasukan komunis.

 Lebih dari 500,000 anak Uighur dipaksa untuk menghadiri pesantren / kamp di mana mereka dibesarkan sebagai non-Muslim dan menjadi mata pelajaran yang 'setia'. Secara berlahan Mereka menghapus identitas, agama dan budaya Islam Di Sana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun