Sore yang dingin ini membuat saya kurang bersemangat, biasanya kalau kurang bersemangat, saya pun mencari "obat"nya, pilihannya: main games atau buka akun Facebook. Karena ada boss di kantor, pilihan pertama kurang cocok dan pilihanpun jatuh ke nomor dua :) Mungkin karena bosan atau hanya iseng, tiba-tiba teringat akan bagian "notes" yang akhir-akhir ini sudah semakin terlupakan... Pengguna akun Facebook masa kini termasuk saya sendiri sepertinya lebih tertarik dalam memberi komentar, berbagi gambar, musik serta perbarui status... Perbarui status lumayan ngetren atau nge-hits (istilah sekarang) karena zaman "kegalauan" ini berjalan sejajar dengan "curhat-curhatan" dan bagian "perbarui status" ini membantu pengguna akun Facebook dalam melepas "kegalauan"nya dan seringkali memancing komentar teman-temannya, dan seringkali dari komentar-komentar tersebut bisa menyembuhkan "kegalauan"nya terutama dari komentar yang bisa membuat tersenyum bahkan tawa yang tak habis-habisnya. Loh kok jadi bahas "kegalauan" nich, yang mau saya tuliskan disini tentang "notes" atau "catatan" di akun Facebook. Total catatan yang saya masukan di Facebook berjumlah 31. Ada puisi karangan saya sendiri, curhat dan juga ada puisi atau artikel karangan orang lain yang saya sukai. Catatan terakhir yang saya masukan yaitu puisi tentang guru karangan Leslie Pinckney Hill di tanggal 25 Oktober 2011. Wowwww... sudah lama sekali tidak pernah membuat catatan di Facebook, padahal bisa dibilang hampir tiap hari masuk ke akun ini. Kalau dipikir-pikir mungkin karena di kolom "status" (apa yang Anda pikirkan) sekarang ini mampu memuat banyak sekali karakter dan jika diletakkan di kolom "catatan" seolah-olah sedang menceritakan hal yang serius. Padahal belum tentu. Waktu dahulu saya putuskan untuk mengisi "catatan" karena harapan saya jika suatu waktu ingin membukanya (membacanya kembali) saya bisa dapatkan dengan mudah, karena kalau di kolom "status" kemungkinan besar malah saya sudah bisa dicari lagi. Dan itu terjadi hari ini. Dengan manis sekali senyum saya umbar saat membaca catatan-catatan lama itu. Seolah-olah kisah lama menjadi hidup dan menyemangati sore temaram yang saya rasakan. Oiya, setiap catatan yang ada di akun ini saya tidak buat salinan-nya di tempat pribadi. Sesuatu yang sudah saya bagikan di jaringan publik, saya anggap bukan lagi hal yang pribadi. Maka dari itu, bisa dihitung dengan jari, status yang bersifat emosional (sangat pribadi) atau edisi marah-marah dan kesal saya bagikan di akun Facebook. Tapi yaaa itu hak masing-masing orang loh... *takut nanti saya ditimpuki 90 juta penyuka akun ini hehehe... Memang bukan hal yang sangat penting atau prioritas, namun menjalin pertemanan kembali dengan teman-teman lama atau dengan orang-orang baru, akan menambah bunga-bunga di dalam kehidupan sosial kita. Kadang kita kurang menikmati rangkaian bunga yang warna putih saja, atau merah saja, kalau diselipi dengan bunga berwarna kuning atau ungu, bisa jadi lebih manis atau semakin hangat. Begitupun kalau Facebook hanya berisikan "status" atau "inbox" apa keunikannya? Disinilah saya memaknai (jyahhhh....) akun Facebook sebagai alat penghibur dan penyemangat. Kalau ada foto yang lucu dan menggemaskan tidak ragu-ragu kasih jempol, kalau ada status "galau" buru-buru dikasih komen penyemangat dan kalau ada yang menandai kita di foto mereka, segera cek posisi atau bagaimana bentuk wajah kita, kalau jelek atau tidak dalam posisi yang ok, segera hapus tanda hehehee... takut menjatuhkan pasaran buat kita-kita yang masih jomblo nich! :D Ooopsss.... tadi kesebut yaaa kata "pasaran" hehehe, yaaa terus terang, selagi masih ada area "memasarkan diri" kenapa tidak dipergunakan sebaik mungkin, toh sekarang juga banyak akun jaringan sosial dipakai para profesional untuk "menjual diri" mereka. Demikian buat para jomblo berkualitas, semacam saya... hehehee... Demikian catatan fesbuk-ku sore hari ini. Sore yang dingin dan temaram telah bergeser ke malam yang hangat dan sedikit bersinar. Membaca informasi terkini dari status teman-teman kalau macet parah muncul lagi karena guyuran hujan, hmmm... lebih baik menunggu sebentar lagi untuk pulang atau keluar saja dahulu melihat pohon-pohon di luar, menginjak beceknya jalanan, melihat mobil-mobil berjalan tersendat dan mengakui kehidupan sekarang yaaaaa seperti itu. Ok, saya keluar saja... sekarang. @IyesWithLOVE
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H