Sepeninggal suaminya Lastri menjadi single parent membesarkan kedua putrinya yg masih usia 8 tahun dan 5 tahun, peristiwa kecelakaan tunggal suaminya yang pulang kerja dari kantor pada tengah malam dan akhirnya meninggal setelah sekian hari di rawat di rumah sakit,,bagi Lastri menyisakan duka yg mendalam,,usia pernikahan baru berapa tahun masih dalam suasana kehangat dalam berumah tangga dengan putri-putrinya yg lucu,,kebahagian itu sirna karena takdir sang suami meninggalkan terlebih dahulu ke sang Kholik,,Lastri harus bekerja keras membesarkan kedua putrinya tersebut,,sedangkan Lastri tinggal di negeri sebrang jauh dari keluarganya ikut dg suaminya setelah menikah dan mempunyai rumah sendiri setelah sekian lama berumah tangga,sampai saat ini sudah berapa tahun sepeninggal suaminya tak mau pulang ke kampung halamannya masih mendiami rumahnya yg dulu dg suaminya,,kegiatan Lastri saat ini sebagai guru honorer di sekolah dasar ( SD), tak jauh dari rumahnya sekitar 100 meter rumah mertuanya, jika berangkat kerja anaknya yg bungsu di titipkan ke mertuanya dan yg paling besar bersekolah dibawa oleh Lastri karena satu sekolah tempat mengajarnya.
Dipagi yg cerah anak -anak semuanya sudah mandi keduanya Nampak cantik dan segar, putri kesayanagan bunda yang sangat lucu, si kaka sudah rapih dengan pakaian sekolahnya dan si ade juga, "Mah,,yuk berangkat udah siang nih" kata Lusi. " Iya,,nak,,siap siap kita berangkat,adek kecil udah belum dandannya". Sahut Lastri sembari memakai sepatunya. " Udah mah". Jawab intan. Lastri mengeluarkan motor dari gerasi rumah dan memanaskannya sebentar sambil anak anak keluar, " Ayo,,nak kita berangkat" teriak lastri kepada anaknya yang masih didalam.
Lastri sudah duduk di motor anak-anaknya satu persatu menaiki motor, mereka berangkat dengan mengendarai sepeda motor si kaka duduk dibelakang dan si ade di depan, mereka tampak bahagia diperjalanan menuju rumah ibu mertua saling bercanda dan menikmati udara segar di pagi hari dengan sengatan mentari yang begitu hangat menyentuh tubuh kecil dan lucu saat berkendara. " Mah,,enak ya kalo ayah masih ada,,mamah ga repot repot anterin Kaka ke sekolah,,biar sama ayah aja,,mamah sama adek,,kasihan adek sama nenek terus" Tanya Lusi kepada ibunya.
"Iya Kaka,,ga apa apa,,ibu juga sanggup anter Kaka ke sekolah,,dan pulang nanti jemput adek di nenek,," jawab Lastri kepada anak nya,,sambil dia merasa tergugah lagi soal ayahnya yg dulu setiap berangkat bagian tugas anter Kaka ke sekolah,,kecerian yg dulu hilang saat ini, " Dah sampai di rumah nenek, adek turun ya" seru lastri kepada anaknya. " mah nitip ade dulu ya, saya dan si kaka berangkat sekolah dulu" sembari menurunkan si ade dan bersalaman ke mamah mertuanya. " iya...hati --hati dijalan ya, lusi jangan nakal disekolahnya dan belaar yang baik " jawab ibu mertuanya. " iya nek. Lusi pamit berangkat dulu ya " jawab lusi kepada neneknya. " Dadah adek!" Kata Kaka dan lastri berbarengan.
Motor melaju ke sekolah tempat Kaka dan Lastri mengajar. Sampailah mereka di sekolah jarak dari rumah mertua sekitar 300 Km. " Eh ,,,Kaka,,( panggilan anak pertama Lastri)" kata ibu guru di sekoah menyambut kedatangan Lastri,,guru -guru di sekolahnya respeck dengan kondisi Lastri dan anak-anaknya jadi kehangatan dan kekeluargaan di sekolah begitu terasa, bagaikan rumah kedua bagi Lastri dan anaknya apalagi kepala sekolahnya pengertian sekali. Aktivitas mengajar pun dimulai dengan bel masuk, suasana nampak di sekolah ramai dengan para siswa tak terasa istrahatpun telah tiba. "Kaka,,sini,,kita ke kantin yuk". Terdengar salah satu teman perempuannya memanggil Lusi. " Ya,,ayooo,,tapi aku minta uangnya dulu kemamah ya". sambil menunduk malu karena mamahnya lupa memberi uang jajan. " Dah ga usah,,di saya aja jajannya,,saya bawa uang lebih kok" jawab temannya dengan senang hati. " Duh,,malu masa minta ke kamu" jawab lusi sambil berjalan berdua menuju ruang kantor. " Tidak apa apa ayoooo" jawab temannya, mereka berbelok ke kantin kebetulan arah kantinya melewati kantor guru belok ke sebalah kanan.
Sambil pengangan tangan mereka riang berlari kecil ke arah kantin. sampailah dikantin mereka pesan makanan ringan duduk di dekat tembok sekolah sambil bercanda dan ngobrol penuh dengan keakraban,,ibunya Kaka melihat dari sudut jendela situasi anaknya lagi ceria,,Lastri diam sejenak melamun teringat kembali suaminya yang begitu perhatian dan sangat menajakan kedua putrinya, " Seandainya ayahnya masih ada Kaka dan adek tidak seperti ini,,kasihan mereka" gumam dia dengan dana halus, sedikt mata berkaca kaca. " Bu Lastri,,sedang apa?" Tanya guru kepada Lastri yg masih berdiri terdiam dekat jendela kantor. " Oh,,ga apa apa Bu,,ini lihat si Kaka lagi dikantin saya lupa kasih uang jajan". "Mhhh kelihatanya melamun gitu,,inget bapak nya yahhhh hayoo?"canda seorang guru perempuan ." Hus...engga lah,," jawab lastri sambil membalikan badan melihat temannya seoarang guru di kantor. " Dah,,,pura pura saja Bu Lastri mah,,". Jawab temanya sambil duduk membereskan buku adminitrasi dan buku pelajaran dimejanya dengan muka senyum. "Iya bener,,hanya kasihan aja anak anak,,kehilangan ayah tercintanya".jawab lastri sambil berjalan menuju mejanya. ". Makanya cari aja lagi ayah buat si Kaka dan adek,,Biar ada yg jagain dan bisa ajak mereka bermain,,kasihan lho anak- anak masih kecil butuh kasih sayang seorang ayah.," Ibu Dian sambil tersenyum genit memberikan saran kepada ibu Lastri. "Duh ,,gimana ya,,ga tahu nih,,kayanya belum mau nikah dulu deh,." Jawab lastri dengan wajah yang agak malu sembari memainkan HP nya. "Lho. Kenapa." Jawab bu dian Nampak mulai serius bertananya, "Ya kan saya masih honorer, takut nanti dapat suami dan terbebani oleh saya dan anak-anak saya nantinya." Jawab ibu Lastri. ".ya,,kan udah tanggung jawab suami dong,,kalo nafkahi buat ibu Lastri dan anak- anak mah,,kenapa harus pusing". Jawab bu dian. " Iya sih,,bener juga Bu, tapi saya belum siap nikah lagi dalam waktu dekat ini,,masih teringat ingat suami saya,, belum bisa move on" dengan Hela napas panjang mata berkaca -kaca terasa ingata suaminya masih ada percakapan dengan bu dian sekan membuka kembali memori yang dulu ketika bersama suami dan anak-anak.
Tak lama salah satu guru laki laki memijit bel masuk kelas,,siswa mamasuki ruang kelasnya masing-masing begitu juga si Kaka dan temannya. " Dah dulu ya Bu obrolannya,,saya mau masuk kelas dulu ,,gampang di sambung lagi" sambil bercanda dan genit- genitan melangah keluar kantor menuju ruang kelas, lastri mengajar di kelas 1. " Ok deh,,yuk kita ke kelas dulu ibu- ibu ,bapak -bapak". Kata Bu Dian ajak temen gurunya masuk kelas.
Waktu tak terasa sudah siang dan jam pulang pun tiba,,bel pulang berbunyi semua siswa dan guru meninggalkan sekolah. " Kaka sini,,ayo kita pulang". Sambil menaiki motor bu Lastri panggil si kaka. " Ibu - ibu ,,bapak- bapak aku duluan pulang ya,,daahhh." Kata lastri kepada teman gurunya. " Iya Bu ,,Kaka, hati hati di jalan ya". Sampailah di depan rumah ibu mertua untuk jemput adek.mereka turun dari motor dan masuk rumah. "Adek,,adek,,." Si Kaka memanggil. "Iya kak,,bentar lagi sama nenek." Jawab adiknya yang sedang sama nenek diruang keluarga sedang nonton TV dan bermain boneka. " Eh Lastri,,udah sampai, ini si adek dari tadi pengen beli mainan rumahan dan boneka,,ibu tadi siang sama adek pergi ke toko mainan untuk beli itu." Jawab nenek keluar rumah sambil menggendong intan. "Iya,,Bu terimakasih udah dibelikan adek mainan,,tapi saya ga ngasih uang ke adek,,uangnya dari ibu." Jawab lastri merasa malu pada ibu mertuanya. "Iya dari ibu,,ga apa apa, tidak seberapa ini kok,,yg penting adek bahagia,,." Jawab ibu mertuanya dengan ikhlas membelikan maianan buat intan. "Iya Bu,,nanti aku ganti uangnya kalo udah dapat honor,,sekarang tanggung bulan".jawab lastri dengan merasa malu kepada ibu mertuanya, "Nek,,saya nya ga dibeliin,,adek nya aja yg dibeliin." Si Kaka merasa pilih kasih oleh neneknya dengan sikap cemberut. " duh,,lupa nanti nenek beliin buat Kaka,,besok ya tapi bukan mainan. Nenek kasih makanan yang enak sekali buat lusi. "jawab ibu mertua kepada lusi dengan rasa bingung dan penuh haru, kedua cucunya yang lucu mengingatkan akan anaknya yang telah meninggal melihat situasi tersebut seharunya bapaknya yang memebrikan kasih sayang dan kebahagian dengan memanjakan mereka berdua, hal ini menajdi tugas sang neneknya. ". Horee,,asyik mau dibeliin makanan oleh nenek,,ga apa apakan mah?" jawab lusi kepada neneknya " Iya,,ga apa apa". Jawab Lastri sangat malu akan kejadian hari ini baik di sekolah dan di rumah ibu mertua, " eh..iya Lastri,,Kaka dan adek,,jangan pulang dulu pada makan siang aja dulu di sini ya."tawaran ibu mertu buat mereka bertiga. Lastri tak bisa menolak ajakan ibu mertua yang kebetulan terasa lapar juga sehabis mengajar seharian begitu juga anak-anaknya belum makan hanya jajan makanan ringan saja.
Mereka sejenak makan di rumah ibu mertua situasi terasa hangat dianatar mereka. Mereka menyantap makan siang bersama kebetulan kakek atau suami nenek sudah tiada, jadi mereka berempat makan siang. Disela makan siang,,Lastri curhat kejadian di sekolah kepada ibu mertuanya saran dari teman gurunya. Sontak ibu mertua kaget dan merasa kurang enak mendengar bahwa Lastri harus cari ayah lagi buat anak anaknya, " Lastri dengarkan ibu,,jika mau nikah lagi gantiin ayah buat anak-anakmu jangan sekarang ibu ga mau,,untuk urusan mengurus anak-anak biarkan ibu yg urus mereka biaya hidupnya,,kamu jangan nikah lagi,,kecuali kalo mau juga nanti ibu Carikan buat kamu ya".jawab ibu mertua dengan muka agak serius dan seakan terlihat marah. Mendengar ibu mertuanya bicara seperti itu Lastri tercengang dan kaget,,diam seribu bahasa tak berkutik untuk menjawab. " Iya,,Bu,,mohon maaf saya cerita seperti itu." Sahut lastri dengan nada pelan. Suasana makan siang terasa tidak nyaman bagi Lastri,nafsu makan jadi tidak ada, kacau balau pemikiran dan rasanya.nasi satu piring tak habis dimakan tersisa seperempatnya. " Kaka,,adek udah belum makannya?" Tanya Lastri pada anak anaknya. " Udah,,mah" jawab Kaka dan adek. " Kalo sudah,,yuk kita pulang,,ibu masih ada kerjaan di rumah belum nyuci pakaian Kaka dan adek". sambil persiapkan perlengkaapan Kaka dan makanan adek yg akan di bawa kerumah. " Salam dulu ke nenek" suruh Lastri ke Kaka dan adek. "Bu,,saya pamit dulu pulang dengan anak- anak". ". Ya Lastri,,hati hati dijalan ya,,Kaka,,adek,awas jangan nakal sama mamah ketika di rumah" "Iya,,nenek" jawab Kaka dan adek.
Mereka bertiga pulang menaiki motor sesampainya di rumah, anak- anak Lastri membuka pakaian dan sepatu sekolahnya kemudian berganti pakian biasa untuk bermain , sambil santai mereka berbring di depan TV yang sudah dinyalakan oleh lastri tak terasa mereka lelah dan kahinya tertiudur  perutnya juga sudah terisi penuh dan Lastri lanjut kerjaan rumah, menyapu, ngepel dan cuci baju serta piring, setelah itu Lastri istirahat juga karena cape dan lelah. ashar menjelang magrib Lastri terbangun dan mandi kemudian masak nasi dan lauk pauk buat makan anaknya,setelah beres anak -anak dibangunkan untuk mandi dan seterusnya makan.
Malam tiba,,si Kaka belajar mengerjakan PR dan adek bermain, makanan yg dibelikan oleh nenek,,sampai mereka lelah dan mengantuk akhirnya tertidur. Rasa lelah dan cape Lastri jalani dengan penuh semangat dan iklhas setiap hari rutinitasnya seperti itu, apalagi untuk anak- anak tercintanya, kadang ada penyesalan, dengan situasi yg dihadapi saat ini terasa berat sekali membesarkan anaknya seorang diri, dia terbayang obrolan di sekolah dengan temannya dan siang dengan ibu mertuanya, malam itu pikiran Lastri kacau balau tidak karuan,,sampai mementeskan air mata terngiang  masa dimana kebahagiaan bersama suaminya dulu, tangisan tak terbendung sampai suara tangis semakin keras,,dan si Kaka terbangun dari tidurnya mendengar suara ibunya, " Mah,,kenapa menangis,,mamah belum ngantuk ya." Tanya Kaka sambil kucek kucek matanya yg baru terjaga. " Ga apa apa kak,,ibu hanya merasa seakan ayahmu masih ada dan bersama dengan kita kak" .lastri sambil mengusapairmata yangmenets ke pipi dan lehernya, " Iya,,mah,,Kaka juga kangen ayah." Kaka sambil berkaca matanya menjawab orbolan ibunya.merasa sedih juga.perasaan si kaka sama halnya dengan lastri. Perasaan ibu dan anak malam itu pecah tak terbendung teringat seorang sosok laki-laki hebat yg sangat mereka cintai," Dah,,Kaka,,udah malam kiat tidur yuk,,besok Kaka harus sekolah,,biar bisa bangun pagi dan bantu mamah di dapur cuci piring ya."seru lastri kepada si kaka sambil mengusap kepala dan coba merebahkan badannya untuk tidur kembali. Lampu kamarpun dimatikan diganti dengan lampu tidur yang sedikit remang-remang. " Iya mah,,ayo kita tidur tapi pengen di peluk sama mamah." Jawab manja si kaka kepada ibunya. "Iya,,Kaka." Jawab lastri sambil tangannya memeluk si kaka dengan penuh kasih sayang dan mencium keningnya. Mereka terlelap tidur, Lastri biasa bangun dipertigaan malam untuk shalat. Setelah shalat Lastri selalu berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kesabaran dalam menjalankan takdir yg diberikan dan mendoakan suaminya agar di terima disisi-Nya,,pecah lagi tangis didepan sang Kholik,,Lastri matanya mulai bengkak dan tak bisa tahan keharuan memecah malam yg sunyi. " Ya Allah kau maha segalanya,,aku hamba yg tak berdaya, mohon ampun dan berikan aku kesabaran dalam menjalani ujian yg kau berikan,bingung ku,,resahku,,lelahku,dan sabarku semoga jadi yg terbaik buat anak - anakku tercinta, jadikan mereka anak yg Sholehah berbakti pada orangtuanya, aku tahu keinginan ibu mertua,,aku tahu keimginana anak anakku, dan kau tahu keinginan aku ya Allah, ampuni hambamu ini, aku belum bisa melupakan suami tercintaku, aku masih sayang dan cinta sama dia,,namun takdir yg memisahkan kami, berikan petunjuk dan jalan buat kami yg terbaik, manjawab kegelisahan dan kegalauan kami ini, ya... Allah yg maha kasih dan sayang kepada hambanya,,aku hanya memohon kepadamu,,aminn". Tangan lastri sembari mengusap muka dan menutup doa yang dipanjatkan untuk menambah keteguhan hati dalam menjalani kehidupan, Setiap aktivitas hari demi hari menjaga dan membesarkan anaknya. Setelah sholat Lastri tidur Kembali menemani anak anaknya dan memandang wajah mereka yg lucu dan manis dan mencium satu persatu sebelum memejamkan mata.