Perkembanganteknologi yang pesatmerubahberbagaimacam aspekkehidupanmanusia.Jurnalisme yang kinimendapattambahanembel-embel “Online”, ataujugamunculnya media baruseperti internet.Keduahalinimemangdapatdikatakansalingberhubungan, dimanajurnalisme online membutuhkan internet sebagaimediumnya, dan internet sebagai media barudapatmenjadisumberinformasibagikhalayak.
Terdapat beberapa perubahan penting yang berhubungan dengan munculnya media baru menurut McQuail yang dimuat dalam Junaidi (2011:14), yaitu sebagai berikut.
a. Digitalisasi dan konvergensi semua aspek dari media
b. Interaktivitas dan konektivitas jejaring yang meningkat
c. Mobilitas pada delokasi pengiriman dan penerimaan pesan
d. Adaptasi publikasi dan peran khalayak
e. Munculnya beragam bentuk baru dari media 'gateway' yaitu pintu masuk untuk mengakses informasi pada web atau untuk mengakses web itu sendiri
f. Fragmentasi dan kaburnya institusi media.
Internetsebagainewmediamemberikanalternatifpilihansumberinformasibagikhalayak. Banyakbermunculanaplikasijejaringsosial yang digemariolehkhalayak.
Twitter adalahsalahsatujenismedia ataujejaringsosialyang cukupbanyakdipiliholehkhalayak. Twitter memberikan fasilitas kepada penggunanya yang sudah terdaftar untuk mengirim dan membaca pesan dalam bentuk teks hingga 140 karakter. Pesan tersebut dapat ditambahkan dengan gambar, video atau tautan untuk menuju ke situs lainnya. Twitter lebih berfokus pada penyebaran informasi. Hingga tahun 2015, menurut situs twitter.com, jumlah pengguna aktif twitter setiap bulannya mencapai 288 juta pengguna, dengan 500 juta tweet dikirim setiap harinya.
Twitter memilikimanfaat yang banyakapabiladigunakansebagaimanamestinya. Sebagaisebuah media tentutwitter dapatmenjadisumberinformasibagikhalayak.Tetapikini, twitter kerapdisalahgunakanuntukkeperluan yang hanyamenguntungkanpihak-pihaktertentusaja.Contoh yang sangatjelasdapatkitalihatketikaPemiluPresiden 2014dimanabanyaksekaliakun-akun yang melakukanblack campaignuntukmerugikansalahsatucalon.
Mediasocialseperti twitter merupakan media yang dapat di koneksikantidak di dalam Indonesia saja melainkan di seluruhdunia, sehinggatidakadabatasanwilayahdalam proses komunikasi. Hal initentumembuatkomunikasisemakinmudah, tetapi di sisi lain menimbulkanmasalahbaru, yaitukurangnya kontrol ataupengawasandalam proses komunikasi.
Kurangnyapengawasandalam proses komunikasi yang terjadi di media twitter membuatbanyakpihak yang menyalahgunakan twitter untukkepentinganpribadi. Contoh kasus yang barusajaterjadi, adalahprostitusi online via twitter.
ProstitusiOnline :BukanJualBarangtapiJualDiri
Kegunaan media sosialyaitumemberikanlayananataumemberikansuatuinformasi yang bergunauntukkhalayak.Tetapiinformasisepertiapa yang diberikan?Definisiinformasijugadapatberbeda-bedabagitiapindividu.Hal inikemudiandisalahgunakanolehbeberapapihakuntukmenginformasikanbarangdagangnya via twitter.Bahkanbukanhanyabarang, dirisendiridapatdijualdenganmudah di twitter. Contoh terbaru adalah kasusDeudeuh yang memilikiakun twitter @tataa_chubbyyang memasarkanjasasekskomersialmelalui twitter.
Deudeuhmemberikaninformasimengenaidirinyadengan gamblang melaluiakuntwitternya.Beberapapihakmenuduhakuniniadalahakunalter,atauakunpalsu yang dibuatuntukkeperluantertentu. Tetapi terlepas dari urusan iniadalahakun alter ataubukan, dapatkitalihat ada fenomena menarik dunia jejaringsosial, yaitu aktivitas sejumlah orang yang memanfaatkan dan terindikasi melakukan kerja terkait dunia esek-esek dengan akun tersebut.
Deudeuhditemukantewasdalamkondisitanpabusanadenganleherterlilitkabeldanmuluttersumpalkain di sebuahkamarkos di JalanTebet Utara, Jakarta Selatan, Sabtu11 April yang lalu. DidugaDeudeuhdibunuholehsalahsatupenggunajasanya.Dari pengakuanrekansatukosttempatnyatinggal, Deudeuhseringmembawa ‘tamu’nyakekamarkost-nya.PelangganDeudeuhpuncukupbanyaksehinggaiaperlumemilikibukutamuuntukmencatatjadwaldanidentitas.
Berdasarkanpemantauan yang dilakukanoleh www.eveline.co.id, di twitter Indonesia, padaperiode 11 – 13 April 2015 terdapat total pembicaraansejumlah 7.856 tweet. Dari jumlahtersebut, 1.667 tweet bicaratentangDeudeuhyangPunyaBanyakTemanPria.Khalayakpengguna twitter jugamenyuarakan 1.493 tweet tentangBanyakPriaBerkunjungkeKostDeudeuh.
Twitter digunakansebagai sarana jual badan. Memang, fungsi twitter sebagaisumberinformasitetapberjalan, tetapijenisinformasi yang diberikanadalahinformasi yang tidakseharusnya disebarkanuntukkhalayakluas.Bagaimanabila info tersebutdibacaolehanakdibawahumur?Apakahmerekatidakakanbertanya-tanyamengenaiapaituprostitusi?Efekjangkapanjangnyadapatmembuatanak-anaktersebutinginmengetahuibahkaninginmencobaprostitusi online.
Denganinformasi yang beredarbegitucepatdanterkadangtidakbisa dikontrolsepenuhnya, bagaimanauntukmelakukan “cekricek” kebenarandalamsebuahinformasi? MengutipdaribukuBlur : How To Know What’s True In The Age Of Information Overload (Bill Kovach and Tom Rosenstiel, 2011), adabeberapalangkah yang dapatdilakukan yaitu sebagaiberikut :
·Authenticator: Membantumemverifikasimanainformasi yang benardandapatdipercayai
·Sense Maker: Meletakkaninformasi/berita yang adakedalamkonteks
·Investigator: Jurnalis/Media tetapjalankanfungsisebagai ‘watch-dog” atau pengawaskekuasaan
·Witnes Bearer: Fungsipengamat. Menelisikdan Monitoring
·Empowerer: Membantupubliklebihmemahamiperkembanganperistiwa
·Smart Aggregator. Media diharapkanmenjadipengumpulberita yang cerdas. Tidakhanyamemproduksiberitasendiri, tetapimenunjukkankepadapublikdan sumberterkaitlainnya
·Forum Organizer. Forumpembacasebagaisaranainteraksi
·Role Model. Trusted Guide, media sebagailembagakepercayaanpublik
Dari paparan diatas, dapat kita lihat bahwa kasus Dedeuh adalah salah satu bukti penyalahgunaan fungsi internet sebagai media baru dan fungsi twitter sebagai salah satu jenis media online. Interaktivitas dan konektivitas jejaring memang meningkat cukup tinggi, tapi kemudian menjadi bumerang bahwa interaktivitas tersebut mengarah pada hal yang negatif.
Twitter sebagai sebuah media mengalami fragmentasi dan kaburnya institusi media. Fungsi dan manfaat media menjadi dipertanyakan. Apakah memang hal-hal seperti prostitusi online ini bisa dihindari.
Prostitusi online tidak bisa dipungkiri banyak memberikan keuntungan bagi pengguna jasa ataupun penjual jasanya. Mudahnya komunikasi menggunakan twitter membuat calon pengguna tidak perlu repot menghubung orang ketiga seperti germo, tetapi dapat langsung menghubungi secara personal ke calon PSK yang akan digunakan. Kerahasiaan juga akan dapat lebih terjaga, misalnya dengan fasilitas direct messages yang ada di twitter, membuat kedua pihak dapat berkomunikasi tanpa diketahui oleh orang lain.
Penjual jasa pun akan mendapat keuntungan lebih, karena tidak melalui orang ketiga dan tidak ada potongan yang akan diambil dari penghasilannya. Ini berarti komunikasi akan berjalan jauh lebih efisian dan transaksi dapat berlangsung dengan sangat cepat. PSK tersebut juga dapat menaikkan ‘harga jual’nya lebih tinggi, karena tidak ada potongan dari penghasilan yang akan ia dapatkan.
Dan satu yang pasti, transaksi esek-esek online akan cukup sulit untuk diungkap karena bersifat sangat tertutup. Sebenarnya ada aturan hukum tentang hal ini yaitu UU nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang memberikan ancaman hukuman penjara selama 6 tahunkepada para pelakunya. Berikut bunyi Pasal 27 UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik: Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen (www.kemenag.go.id) .
Lalu pertanyaan selanjutnya, apakah ini semua adalah akibat dari perkembangan new media terutama media online? Apakah hal-hal tersebut tidak akan terjadi seandainya media online tidak akan berkembang seperti sekarang?
Bisnis prostitusi sudah ada sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu. Munculnya bisnis prostitusi online adalah salah satu bentuk pergesaran cara, dimana cara online ini tentu sangat memudahkan bagi pelakunya. Tidak ada yang salah dengan teknologi dan media online, tetapi bagaimana kita sebagai pengguna memilih apa yang bisa atau tidak untuk dilakukan.
Sebenarnya banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyebaran informasi yang begitu hebatnya. Authenticator, misalnya. Twitter sudah seharusnya memverifikasimanainformasi atau akun yang benardandapatdipercayai. Hal ini sebenarnya sudah dilakukan, tetapi justru Witnes Bearer atau fungsipengamat. menelisikdan monitoring yang belum dilakukan secara konsisten. Perlu kesadaran tidak hanya dari pihak media online, tetapi tentu butuh kesadaran dari kita sebagai pengguna untuk melaporkan sekiranya ada penyebaran informasi yang tidak pantas dan harus dihilangkan.
Sense Maker tentu juga harus diaplikasikan, dimana kita sebagai pengguna media online dalam hal ini twitter, harus mengerti banyak informasi yang beredar harus disesuaikan dengan konteksnya masing-masing.
Kesimpulan
Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya tidak ada yang salah dengan perkembangan teknologi dan kemunculan media baru. Media baru dalam hal ini internet, diciptakan untuk memudahkan manusia dalam menjalankan kehidupannya. Yang harus diperhatikan kemudian adalah, bagaimana penyebaran informasi yang begitu cepatnya dapat disaring dengan baik sesuai dengan konteks dan kegunaannya.
Butuh lebih dari sekedar fitur block di twitter untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan bisnis prostitusi online. Kesadaran dan kerendahan hati untuk saling mengingatkan dan menjadi “watch-dog” bagi setiap arus informasi yang terjadi di media online.
Daftar Pustaka
Junaedi, Fajar dkk, 2011. Komunikasi 2.0: Teorisasi dan Implikasi.Yogyakarta:ASPIKOM.
Kovach, Bill dan Rosenstiel, Tom, 2012, BLUR: Bagaimana Mengetahui Kebenaran di Era Banjir Informasi, terj.: Imam Shofwan dan Arif Gunawan Sulistiyono, Dewan Pers, Jakarta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI