Mohon tunggu...
iyadhi
iyadhi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNAIR

Cuma Iseng

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perkembangan Material Nanostruktur untuk Infrastruktur

2 Juni 2024   20:30 Diperbarui: 2 Juni 2024   20:34 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Nanotechnology Applications for Tissue Engineering, 2015

Keberadaan infrastruktur pada sebuah negara termasuk Indonesia merupakan hal yang diperlukan. Era globalisasi saat ini, dengan adanya infrastruktur yang memadai dapat membuat negara tersebut lebih maju atau setara dengan negara lain. Namun, dalam membangun dan mengembangkan infrastruktur pada sebuah negara tidaklah mudah, terdapat banyak masalah yang menghambat. Masalah ini akan selalu ada, tetapi cara suatu negara untuk mengatasinya yang dapat membedakannya.

Material Nanostruktur

        Material nanostruktur terdiri dari carbon nanotubes, carbon nanofibers, graphene, graphene oxide, dan fullerene. Merupakan elemen menjanjikan yang dapat digunakan di banyak bidang praktis. Salah satu aplikasi dari material nanostruktur adalah menggunakannya untuk membuat berbagai bahan komposit termasuk karbon/polimer, karbon/keramik, karbon/semen, dan komposit karbon/logam(Hanus, M. J., & Harris, A. T. (2013)).

       Material infrastruktur merupakan material yang paling umum digunakan dalam peradaban modern. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa, dengan penambahan material karbon berstruktur nano, kinerja material infrastruktur secara keseluruhan dapat dimodifikasi dari berbagai perspektif. Bahan karbon berstruktur nano diyakini akan mengubah struktur pori dan proses hidrasi bahan semen sehingga mengubah sifat mekanik atau memfungsikan bahan infrastruktur.

       Penelitian tentang karbon berstruktur nano dalam material infrastruktur sedang berkembang. Dalam penelitian sebelumnya, kemajuan pesat dan peningkatan bahan nano karbon canggih telah menyebabkan banyak penelitian untuk bahan konstruksi. Nanoteknologi telah menunjukkan manfaat yang menjanjikan dalam memberdayakan pembangunan infrastruktur dengan penguatan mekanis dan banyak fungsi lainnya.

Perkembangan Nanostruktur 

       Sifat mekanik selalu menjadi prioritas pertama yang perlu diperhatikan sebelum suatu bahan konstruksi dapat digunakan di lapangan. Penerapan bahan berstruktur nano karbon sebagai penguat telah dipelajari dan diterima sebagai cara yang efektif untuk meningkatkan sifat mekanik bahan infrastruktur(Siddique, R., & Mehta, A. (2014)). 

      Saat ini, kebutuhan penginderaan diri telah menjadi karakteristik penting untuk mewujudkan konstruksi cerdas. Komposit karbon/semen berstruktur nano, sebagai bahan infrastruktur penginderaan mandiri yang menjanjikan, sudah diselidiki dalam beberapa tahun ini. Secara teknis, realisasi komposit karbon/semen berstruktur nano penginderaan mandiri berasal dari evaluasi variasi konduktivitas/resistivitas. Karena sifat dari listrik. komposit karbon/semen berstruktur nano dapat diubah dengan perubahan kondisi eksternal. Hal ini dapat secara akurat mencerminkan tidak hanya kondisi eksternal konstruksi tetapi juga kondisi bagian dalam komposit(Chung, D. D. L. (2012)).

      Meskipun beberapa penelitian telah menunjukkan kinerja aspal secara keseluruhan dapat dimodifikasi dengan menambahkan CNT atau CNF, studi tentang material aspal yang dimodifikasi oleh GO masih sangat terbatas. Selain itu, masih terdapat beberapa permasalahan bottleneck yang belum terselesaikan pada aspal/komposit material karbon berstruktur nano, seperti cara efektif membubarkan CNT atau CNF pada aspal, cara menggunakan GR atau GO untuk memodifikasi aspal, dan cara ketahanan aspal yang dimodifikasi adalah. Pertanyaan-pertanyaan ini akan menjadi tren studi masa depan untuk komposit aspal/nano karbon.

      Melalui pengukuran piezoresistivitas, penelitian lain menunjukkan sensitivitas tekanan berbeda dengan arah pembebanan yang berbeda, yaitu gaya tekan dan tarik . Pada penelitian ini dipastikan bahwa hambatan listrik meningkat dengan pembebanan tarik, sedangkan hambatan listrik menurun dengan pembebanan kompresi. Selain itu, sensitivitasnya ditentukan oleh konsentrasi CNT. Selain arah pembebanan, pengaruh rasio air/pengikat terhadap piezoresistivitas komposit CNT/semen juga diselidiki. Dinyatakan bahwa rasio air/pengikat yang rendah mempunyai efek positif pada sensitivitas piezoresistif (Kim, H. K., Park, I. S., & Lee, H. K. (2014)).

Pemanenan Energi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun