Mohon tunggu...
Roni Wijayanto
Roni Wijayanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebergaman adalah Rahmah Bangsa Indonesia

9 Juli 2023   11:32 Diperbarui: 9 Juli 2023   11:34 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia adalah negara yang sangat beragam yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan bahasa. Kebhinekaan ini terjalin menjadi satu ikatan dalam bangsa Indonesia sebagai bangsa yang bersatu dan berdaulat. Persatuan bangsa Indonesia selain didasarkan pada kesamaan latar belakang sosial budaya, geografis dan sejarah, juga didasarkan pada kesatuan pandangan, ideologi dan falsafah hidup berbangsa dan bernegara. Pendapat, ideologi dan falsafah hidup bangsa Indonesia sepenuhnya tercermin dalam pedoman Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia. Bersamaan dengan itu, kesatuan pendapat, ideologi dan falsafah hidup bangsa Indonesia secara tegas dinyatakan dalam lambang negara yang berbunyi "Kesendirian dalam Kebhinnekaan" yang berarti "banyak varian (suku, agama, bahasa), namun tetap satu (Indonesia).

Gambaran struktur dan keanekaragaman penduduk Indonesia yang paling dapat dipercaya dan dikutip adalah data sensus 2010. Seperti yang Anda ketahui, sensus adalah proses pencatatan, penghitungan, dan penerbitan informasi demografis semua orang yang tinggal di suatu wilayah. di daerah tertentu. Pencacahan sendiri sebagai pencatatan biasanya dilakukan setiap 10 (sepuluh) tahun sekali. Hingga tulisan ini dibuat, telah dilakukan 7 (tujuh) sensus di Indonesia, yaitu tahun 1920 (Hindia Belanda), tahun 1961, 1971, 1980, 1990, 2000 dan terakhir tahun 2010.

Statistik atau indikator yang sering digunakan untuk mengkaji fenomena pluralisme di Indonesia dapat dilihat dari jumlah, komposisi dan persebaran penduduk berdasarkan aspek sosial budaya seperti kebangsaan, suku, agama dan bahasa sehari-hari. Menurut sensus 2010, mayoritas warga negara Indonesia adalah Warga Negara Indonesia (WNI), sebanyak 236. 728 ribu orang  atau kurang lebih 99,6 persentase. Sementara itu, jumlah penduduk orang asing (asing) mencapai sebanyak 73 ribu orang atau sekitar 0,03 persen. Terakhir, 839 ribu jiwa tidak ditanya kewarganegaraannya.

Struktur penduduk dan komposisi suku bangsa Indonesia Menurut sensus tahun 2010, suku Jawa merupakan suku bangsa terbesar di Jawa Tengah bagian timur, dengan jumlah penduduk 85,2 juta jiwa atau sekitar 40,2 persen penduduk Indonesia. Yang disebut suku Jawa antara lain suku Osing, Tengger, Samin, Bawean atau Boja, Naga, Nagaring dan suku-suku lainnya. Etnik terbesar kedua adalah suku Sunda yang berasal dari bagian barat pulau Jawa dengan jumlah 36,7 juta jiwa atau 15,5 persen. Suku Batak adalah yang terbesar ketiga, dengan jumlah penduduk 8,5 juta jiwa, atau 3,6 persen dari pulau Sumatera bagian utara-tengah. Suku terbesar keempat berasal dari Sulawesi, bersama dengan suku Makassar, Bugi, Minahasa, dan Gorontalo. Dengan sendirinya, Sulawesi adalah yang terbesar keempat dengan gabungan berbagai jenis suku sebanyak 208. Terbesar kelima adalah orang Madura dari Pulau Madura di bagian timur laut Jawa yang populasinya menyebar dengan cepat ke seluruh Indonesia dan mencapai 7,18 juta orang, atau sekitar 3.000 03 persen penduduk Indonesia.

Keberagaman warga Indonesia tidak hanya terlihat pada perbedaan suku bangsa, tetapi juga pada banyaknya agama yang dianut oleh warga indonesia. Suasana kehidupan beragama yang harmonis dalam masyarakat yang heterogen dengan latar belakang agama yang berbeda-beda dibangun di atas toleransi yang menghargai keberagaman. Berbagai kegiatan sosial budaya yang disajikan dalam gotong royong menunjukkan karakter bangsa Indonesia yang saling menghargai antar suku, suku dan agama yang berbeda.

 Di Indonesia, Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Khonghucu dan agama lainnya memiliki jumlah pemeluk agama terbanyak. Pada tahun 2010 pemeluk Islam sebanyak 207,2 juta jiwa atau 87,18 persen, kemudian 16,5 juta jiwa atau 6,96 persen beragama Kristen, 6,9 juta jiwa atau 2,91 persen beragama Katolik, kemudian 4,01 juta jiwa beragama Hindu atau 1,69 persen dan urutan kelima terbesar adalah agama Budha. 1,7 juta orang atau 0,72 persen. Sementara Konghucu, agama terakhir yang diakui pemerintah Indonesia, memiliki 127,1 ribu penganut atau 0,05 persen.

Keberagaman penduduk Indonesia tercermin dari penggunaan bahasa daerah yang cukup meluas dalam kehidupan sehari-hari. Menurut sensus tahun 2010, 79,5 persen penduduk Indonesia menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa sehari-hari dan bahasa daerah. 19,9 persen menggunakan bahasa Indonesia dan sisanya 0,3 persen menggunakan bahasa asing.

Keberagaman Indonesia merupakan kekayaan sekaligus berkah bagi bangsa Indonesia. Menurut proyeksi terbaru dari Kementerian Perencanaan Pembangunan (Bappenas), jumlah penduduk Indonesia mencapai 265 juta jiwa pada tahun 2018, dengan penduduk terbesar berada pada kelompok usia kerja. Jika tidak ada yang menghalangi, ekonomi Indonesia akan menjadi ekonomi terbesar kelima di dunia berdasarkan perkiraan Bank Dunia.

Dampak positif keberagaman

  • Meningkatkan kekayaan budaya

Keanekaragaman suku, agama dan budaya Indonesia menciptakan kekayaan budaya yang luar biasa. Setiap kelompok etnis memiliki tradisi, seni, musik, tarian, dan makanannya sendiri. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai tempat wisata budaya yang menarik dan memperkaya kehidupan sosial masyarakat Indonesia.

  • Memperkuat toleransi dan persaudaraan

Kebhinekaan Indonesia juga mendukung toleransi beragama. Meskipun di Indonesia terdapat banyak agama, umumnya masyarakat hidup damai berdampingan. Hal itu menimbulkan rasa persaudaraan yang kuat dan saling menghormati perbedaan antar pemeluk agama.

  • Meningkatkatnya kreativitas dan inovasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun