Mohon tunggu...
Dewi Margarani
Dewi Margarani Mohon Tunggu... Secretary / GA Legal Spv -

I don't want a perfect life, I want a happy life

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Percakapan Hati

1 Juli 2013   07:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:11 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Percakapan Hati

Pernah suatu ketika, aku ingin bertanya...dimanakah sebenarnya letak hati di dirimu?

Apakah dia disana, di tengah dada dekat di jantungmu? atau kah dia disana, tempat semua rasa bersatu menjadi nafas hidup? AKu sungguh ingin tahu, karena pernah kau katakan bahwa aku adalah hatimu.

Jadi, dimanakah sebenarnya kau tempatkan aku di dirimu?

Apakah aku berharga seperti intan mutiara? ataukah aku tak ternilai seperti rasa cinta yang selalu membara?

Jangan kau meradang bila pertanyaan ini kulontarkan, karena tentu saja makhluk tak sempurna seperti aku butuh berkali -kali penegasan dan pernyataan. Aku tentu saja tak sepintar dirimu dalam meramu perasaaan, mengemas berbagai rasa dalam bungkus yang indah mempesona. Sudah sangat jelas aku tak sepiawai dirimu dalam mengurai kata menguntai kalimat, menyatakan hal biasa menjadi istimewa.

Ingin sekali aku menanyakan kepada dirimu, dimanakah sebenarnya aku berdiam di dirimu?

Apakah aku sekedar pengisi masa bila resah melanda, ataukah aku penyegar mata bila lelah datang menggoda?

Atau apakah aku sekedar boneka bernafas bersuhu hangat yang akan kau peluk saat harimu mendung mendinginkan segalanya?

Aku ingin sekali bertanya, dimanakah aku kini berada di dirimu?

Apakah kau biarkan namaku terukir di benakmu? Apakah nafasku yang curi masih mengalir di nadimu? Apakah rasaku masih hadir di mimpi2 malammu?

Sungguh , aku ingin sekali bertanya , masihkah aku seistimewa dahulu kala? Saat pelukan pertama kau hadiahkan kepadaku, saat ciuman pertama kau curi dariku, saat kata cinta menjadi mantra pelipur lara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun