Mohon tunggu...
dewi ayu
dewi ayu Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

i'm a simple person

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Amnesia Itu Gak Semudah yang Kita Bayangkan

4 November 2014   13:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:44 1343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata amnesia sangat mudah diucapkan seseorang yang dengan pemahaman umum bahwa amnesia itu lupa nama mantan, amnesia itu lupa dimana meletakkan uang, atau amnesia adalah saat kita lupa akan sesuatu yang mungkin disebabkan oleh kecelakaan atau benturan benda tumpul pada bagian kepala kita. Dan saat kita mengalami pengalaman buruk dengan pacar atau seseorang yang ingin kita lupakan maka kita akan dengan mudah untuk mengucapkan kata “ku ingin amnesia” amnesia yang sebenarnya lebih bersifat ekstrim dan sangat luas cakupannya. Sedangkan dalam pemahaman amnesia disosiatif untuk menjadi amnesia tidak semudah yang kita bayangkan misalnya dengan memukulkan benda tumpul ke kepala kita seperti di film – film kartun di televisi. Sebenarnya untuk menjadi amnesia kita harus mengalami trauma yang begitu kuat, secara mendalam namun secara cepat atau spontan dan tiba-tiba maksudnya tidak secara berturut – turut intensitas trauma itu bertambah. Amnesia yang melibatkan pengalaman yang traumatis atau penuh tekanan dalam bentuk yang tidak dapat dianggap sebagai lupa biasa. Kehilangan ingatan ini juga tidak disebabkan oleh penyebab organis tertentu, seperti kerusakan pada otak atau kondisi medis tertentu, bukan pula efek langsung dari obat-obatan atau alkohol. Dalam kasusu amnesia disosiatif ingatan-ingatan yang hilang itu dapat kembali meski berlangsung beberapa hari, minggu ataupun bulan bahkan tahun. Proses kembali mengingat tersebut dapat dikembalikan secara bertahap namun sering kali kembali secara spontan.

Adapula orang yang terkadang mengaku mereka melupakan kejadian criminal yang telah mereka lakukan dan tidak dapat mengingat peristiwa-peristiwa tertentu seperti janji dan lain sebagainya. Pura-pura amnesia sebagai suatu cara untuk menghindari tanggung jawab disebut dengan malingering, yang mencakup usaha untuk meniru atau membuat pengakuan palsu demi keuntungan pribadi. Metode penelitian kita tidak dapat menjamin bahwa kita bisa membedakan antara orang yang mengalami amnesia disosiatif dan malingering. Namun seorang klinisi yang berpengalaman dapat membuat dugaan yang masuk akal dan terpelajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun