Mohon tunggu...
Iway Wahyudi
Iway Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Belajar, Bekerja dan Berusaha

Hidup adalah Proses

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kerja Tidak Sesuai Keahlian Pendidikan, Masalah atau Solusi?

24 Desember 2021   08:50 Diperbarui: 24 Desember 2021   08:58 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada saat sekarang ini, kuliah bukan menjadi hal yang sulit dilakukan. Jika dahulu masyarakat menengah kebawah berpikir cukup dengan sekolah sampai lulus SMA saja, karena biaya kuliah yang sangat mahal sehingga tidak mungkin  untuk melanjutkan kejenjang perkuliahan, maka lulus SMA menjadi hal yang realistis. Tetapi saat ini, seiring perkembangan jaman dan teknologi, menuntut semua orang untuk bersaing mendapatkan pekerjaan yang layak dan banyak dibutuhkan perusahaan. Hingga akhirnya banyak masyarakat yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi  setelah lulus SMA.

Lulus kuliah dan sudah selesai wisuda, selanjutnya adalah memasuki tahap baru di dalam kehidupan, yakni dunia kerja. Setelah mendapatkan ijazah dan titel sarjana, mendapatkan pekerjaan yang tepat merupakan impian banyak orang. Jika sudah punya bekal pengetahuan yang cukup untuk bekerja, termasuk selembar ijazah, maka dapat mendukung peroleh sebuah posisi yang tepat dan sesuai dengan keahlian. Itu yang menjadi pertanyaan saya! Kebanyakan mereka yang bekerja tidak sesuai dengan keahlian yang dimilikinya saat kuliah, bahkan banyak diantara mereka yang menganggur karena tidak mampu bersaing sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Mengapa demikian?

Menurut saya apa yang didapatkan di sekolah hanya dasarnya saja, karena terkadang juga yang didapat disekolah tidak terpakai dan dirasa tidak dibutuhkan juga oleh industri. Disisi lain industri berkembang sangat cepat, banyak skil-skil baru yang dibutuhkan di market tapi suplainya atau tenaga kerja yang sudah lulus tidak mendapatkan pelajaran tentang skil-skil yang dibutuhkan itu. Seperti contohnya saat sekolah dari SD, SMP, hingga SMA bahkan di Perguruan Tinggi tidak pernah balajar tentang Sosial Media, tetapi banyak orang yang saat ini pekerjaannya berhubungan dengan Sosial Media, karena memang saat ini pekerjaan di bidang Sosial Media sangat menguntungkan.

Dari contoh yang diutarakan diatas, lalu muncul pertanyaan apakah ada yang salah dengan sistem pendidikan di Indonesia? Apakah perlu perbaikan kurikulum? Apakah perlu perbaikan guru? Jawaban nya mungkin iya, karena kurikulum sekolah belum secara tepat mengajari kita hal-hal yang penting buat kehidupan kita, tentunya kita perlu kurikulum yang baik, yang dapat mempersiapkan kita untuk terjun kedunia kerja dan kehidupan kita setelah dunia pendidikan. Kemudian perlu juga dilakukan evaluasi terhadap guru-guru supaya dapat mengajar dengan tepat.

Tetapi apakah ketidaksesuaian keahlian dengan pekerjaan yang didapat juga merupakan kesalahan guru dan pembuat kurikulum? Tentu saja tidak, karena membuat kurikulum itu tidak mudah, banyak hal dan pertimbangan yang harus dilakukan seperti pro kontra di masyarakat akibat perubahan kurikulum, bahkan terkadang disisipkan oleh kepentingan politik negara, jalur birokrasi yang panjang membuat adopsi hal-hal baru menjadi lambat di dunia pendidikan di Indonesia, sehingga kampos dan sekolah menjadi kurang sigap dalam beradaptasi, hasilnya apa yang kita pelajari menjadi tidak relevan dengan tuntutan jaman dan juga kurang relevan dengan hal yang kita butuhkan dalam kehidupan.

Lalu masalah guru, mungkin kita semua tahu bahwa bisa jadi sekarang banyak guru yang kesulitan mendapatkan fasilitas dan upah yang cukup supaya mereka bisa mengajar dengan baik. Maka dari itu solusi terbaik dari masalah ini adalah perlunya andil dari semua orang supaya pendidikan di Indonesia menjadi lebih maju, mulai dari pemerintah, masyarakat, guru hingga pihak swasta. Kenapa ada pihak swasta? Karena ini menyangkut dunia kerja maka pihak swasta harus juga ikut andil untuk memajukan sistem pendidikan di Indonesia.

Sektor swasta memegang peranan yang sangat penting untuk membantu program pendidikan, baik pendidikan formal, non formal, dan informal. Peran sektor swasta harus dikolaborasikan dengan peran masyarakat dan pemerintah. Masyarakat harus mampu menjadi motor penggerak dalam pelaksanaan program pendidikan. Pemerataan pendidikan harus dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan education mapping terhadap kebutuhan anak yang belum mendapatkan layanan pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun