Bagi warga Kota Bandung yang sering berolahraga atau sekedar berjalan-jalan di area car free day (CFD) Jln. Ir. H. Juanda atau yang sering disebut Jln. Dago tepatnya pada hari minggu, pasti sudah tak asing lagi dengan sosok pria yang mengenakan pakaian serba kuning serta topi caping yang terbuat dari anyaman bambu menempel di badannya. Tak hanya itu, sepda ontel yang ia kenakan menjadi teman kesahariannya dalam menjalankan paggilan jiwa terkait kebersihan lingkungan.
Sariban (70) adalah pria yang lahir di Desa Mangget, Magetan, Jawa Timur. Sudah sekitar 30 tahun Sariban yang akrab di sapa Pa Iban ini menjadi relawan kebersihan di Kota Bandung. Ketika ditanya apa yang membuat Pa Iban tertarik menjadi relwan kebersihan adalah “karena kewajiban umat manusia untuk memelihara ciptaan Tuhan, kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi untuk memlihara lingkungan” ujar Pa Iban berkata dengan penuh semangat.
Layaknya seperti orang-orang yang bekerja di sektor formal, dalam kesehariannya menjadi relawan kebersihan Pa Iban juga memiliki jadwal untuk bertugas. Bila hari senin hingga minggu Pa Iban kerap bertugas dengan menyapu dan memungutti sampah di Jalan Pahlawan Cikutra tepatnya di jalur tengah yang terdapat taman-taman di sepanjang jalur tersebut. Pa Iban akan mulai bertugas dari pukul 08.00 hingga pukul 11.30 wib untuk jam pagi, untuk jam sore Pa Iban akan kembali bertugas di jalur yang sama pada pukul 15.30 hingga 17.30 wib. Namun, khusus untuk hari minggu pagi Pa Iban bertugas di car fee day (CFD) turut membantu petugas kebersihan yang ada di sanah untuk memunguti sampah yang berceceran di area tersebut.
Selama menjadi relawan kebersihan Pa Iban tidak pernah meminta dan tidak menuntut untuk mendapatkan gaji/bayaran dari pihak manapun. Pa Iban bertugas sebagai relawan kebersihan penuh keikhlasan dengan harapan menjadikan Kota Bandung bersih dan masyarakat bisa mencontoh semangatnya untuk ikut menjaga lingkungan.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari Pa Iban mengandalkan uang pensiunnya, karena dulu sebelum terjun menjadi relawan kebersihan Pa Iban bekerja sebagai petugas kebersihan di Rumah Sakit Mata Cicendo dari tahun 1972 sebagai tenaga honorer dan akhirnya di angkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Rumah Sakit tersebut. Selain dari uang pensiunanya Pa Iban juga terkadang mendapatka rezeki dari orang-orang yang melintas di dekatnya ketika ia sedang menyapu jalanan atau sedang memungutti sampah di jalanan. Tapi tetap pada prinsipnya Pa Iban tidak meminta belas kasihan atau meminta uang pada pengguna jalan. Namun, bila sang pengguna jalan memberikan sedikit rezekinya Pa Iban tidak menolaknya.
Untuk mengajak masyarakat peduli akan lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya, Pa Iban lakukan degan cara berpidato menggunakan pengeras suara yang selalu ada di sepda ontelnya. Namun, untuk megajak kaum muda agar peduli lingkungan Pa Iban lakukan degan cara mendatangi para kaum muda yang tengah asik mengobrol di pinggiran jalan, terkadang Pa Iban juga mengajak kaum muda untuk peduli lingkungan dengan cara menyai dan berjoged bersama kaum muda, alhasil kaum mudapun tertawa atas ajakan Pa Iban yang penuh dengan candaan.
Sebgai relawan kebersihan pencapaian yang belum dicapai oleh Pa Iban adalah “sebagai relawan banyak sekali pencapaian yang belum dicapai, saya masih menemukan ada sampah di saluran air, masih banyak sampah di selokan-selokan dan masih banyak sampah yang berceceran, padahal sampah bukan hanya tanggung jawab perorangan melainkan tanggung jawab kita bersama” ujar Pa Iban.
Pesan Pa Iban untuk warga Bandung adalah “mulai hari ini mulai detik tahan agar tidak membuang sampah dan Insya Allah Kota Bandung akan berubah”. Sebut Pa Iban. Pa Iban adalah salah satu contoh yang patutu ditiru, di usianya senjanya beliau masih bersemangat untuk menjaga lingkungan dengan aksi-aksi nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H