Mohon tunggu...
Irwan Kusumah
Irwan Kusumah Mohon Tunggu... -

Logika hanya mengantarkan kita dari A menuju B, Tapi imajinasi mengantarkan Kita dari A sampai tak terhingga...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menguji Ketangkasan Anjing di Arena Adu Bagong

14 April 2014   03:41 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:43 3174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bandung tidak hanya terkenal dari segi fashion dan kulinernya saja, di baik itu semua tersimpan banyak unsur budaya yang sudah ada dari jaman dahulu dan tetep di pertahankan oleh generasi penerusnya. Kalau dulu saya membahas tentang Adu Ketangkasan Domba, yang belum baca bisa baca di sini http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2014/02/02/adu-ketangkasan-di-hutan-kota-629058.html selain adu ketangksan domba, masih ada lagi suatu budaya yang hingga saat ini masih dipertahankan oleh sebagian masyarakat yang rata-rata bedomisili di daerah pegunungan.

Menguji kekutan anjing dengan melawan babi hutan atau masyarakat Bandung sering menyebutnya dengan sebutan adu bagong. Adu bagong umumnya di selelenggarakan di daerah pegunungan dengan arena tanah yang di kelilingi tanaman bambu yang di tempatkan melingkar sebagai pembatas antara penonton dan tempat arena pertunjukan adu bagong.

Seperti yang saya lihat di Cibiru Wetan tepatnya di daerah Cikoneng 3, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Banudung, adu bagong biasanya diselenggarakan setiap seminggu sekali, bertepatan di hari minggu, adu bagongpun biasanya di mulai dari pukul 11.00 wib s/d 16.00 wib.

Panitia sedang menyiramkan air agar gigitan anjing yang menempel di tubuh babi hutan bisa terlepasUntuk memasuki arena pertandingan saya harus berjalan kaki sedikit dengan kontruksi jalan yang menurun, setibanya di area pertandingan saya seperti disambut oleh gonggongan anjing di sana-sini seakan para anjing sudah tidak  sabar menunggu giliran untuk menunjukan ketangkasannya.

Suasana di sekitar arena pertandingan cukup ramai, tidak hanya di padati oleh orang dewasa saja, anak-anakpun ikut larut dalam keramaian, apalagi ketika pertunjukan telah di mulai, ketika anjing bersiap untuk menyerang babi hutan para penontonpun melihat dengan tatapan terfokus pada pertandingan.

[caption id="attachment_331482" align="aligncenter" width="450" caption="Di sekitar arena pertandingan telihat seorang anak sedang mendekap dogi kesayangannya"]

13973962801504562816
13973962801504562816
[/caption]

Adu bagong yang sudah lama ada di daerah Cikoneng 3 ini bertujuan untuk melatih anjing, seperti yang di ungkapkan oleh Anggota Kelompok Tani Mulya yang sekaligus sebagai juri pertandingan menyebutkan bahwa “tujuan diadakannya adu bagong ini untuk melatih dogi supaya dalam berburu tidak merasa takut menghadapi babi hutan” ujar pria bertopi ini.

Selain itu dia menambahkan bahwa manfaat dalam pertandingan adu bagong ini selain menjalin silaturahmi antar penghobi pemburu babi hutan dan para pemburu babi hutanpun lebih bersemangat untuk berburu karena hasil tangkapnnya bisa di jual untuk dijadikan pendapatan, selain itu manfaat yang lainnya adalah mengurangi hama bagi petani, karena selama ini para petani khususnya daerah pegunungan sering  mengeluh lahanya dirusak oleh babi hutan.

Selama ini babi hutan yang sering digunakan untuk pertandingan adu bagong berasal dari pemburu yang berburu di daerah gunung galunggung, daerah leles, dan daerah di Jawa Barat lainnya. Dalam pertandingan adu bagong ini baik sang pemilik anjing maupun pemilik babi hutan tidak terlibat judi atau taruhan, para peserta yang hedak mengikuti ajang adu bagong ini cukup membayar 50 ribu untuk satu ekor anjing yang akan diikut sertakan kepada panitia penyeleggara dan nantinya para pemilik anjing akan diundi secara acak untuk dapat menunjukan ketangkasan anjing yang mereka bawa.

Dalam pertaningan adu bagong pera peserta umunya membawa anjing dengan jenis pitbul dan jenis pitkam (pitbul kampung) sebutan masyarakat bagi perkawinan silang antara anjing jenis pitbul dan anjing kampung. Menurut salah satu peserta wanita asal Cilengkrang yang saya temui, wanita tersebut membawa enam ekor anjing jenis pitbul untuk di ikut sertakan dalam pertandingan adu bagong. Untuk merawat ke enam ekor anjing miliknya beliau mengaku tidak kesulitan karena dibantu oleh teman dan keluarganya, dalam memberi pakan ke enam ekor anjingnya wanita tersebut cukup member makan bangkai ayam yang telah dirubus dan di aduk dengan nasi. Untuk menjaga stamina ke enam ekor anjignya wanita tersebut menyebutkan bahwa dia sering membawanya berjalan-jalan setiap pagi dan sore hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun