Ada suasana yang berbeda pada awal bulan pertama di babakan siliwangi, biasanya kawasan babakan siliwangi terlihat sepi dan tidak ada kegiatan yang dilakukan di tengah-tengah hutan kota tersebut. Namun, pada minggu pertama di awal bulan ini kawasan babakan siliwangi itu ramai di kunjungi oleh orang-orang dari mulai anak-anak, remaja, hingga lansia berbondong-bondong datang untuk menyaksikan acara seni adu ketangkasan domba.
Tidak hanya para pengunjung yang meramaikan acara seni adu ketangkasan domba terdapat banyak pedagang yang meramaikan acara tersebut, diantaranya pedagang rokok asongan, pedagang makanan, pedagang topi koboi, pedagang ikat kepala khas sunda dan pedagang baju pangsi khas sunda yang menjadi setelan pemilik domba yang mengikuti acara adu ketangkasan domba. Tidak hanya itu, ada juga pedagang yang menjual pernak-pernik yang berkaitan dengan domba, mulai dari gantungan kunci berbentuk kepala domba hingga miniatur dari domba itu sendiri.
Para peserta yang mengikuti acara seni ketangkasan adu domba tidak hanya berasal dari Kota Bandung melainkan dari berbagai Kota di Jawa Barat seperti Kuningan, Majalaya, Garut, Tasik dan daerah-daerah lainnya di Jawa Barat.
Pertandingan seni adu ketangkasan domba dipimpin langsung oleh salah seorang wasit dari pihak penyelenggara, ketika pertandingan berlangsung kedua pemilik domba berada di dekat arena pertandingan mendampingi sekaligus memberikan bahasa isyarat berupa telunjuk yang diacungkan ke depan agar sang domba mualai menghantam lawannya, tak jarang juga ketika sudah beberapa kali kedua domba itu saling mengadukan tanduknya satu sama lain sang pemilik domba menghampiri domba miliknya untuk memberikan pijatan di kaki dan tangannya hingga memeriksa keadaan domba miliknya.
lantunan musik calung dan tembang dangdut menjadi penyemangat tersendiri bagi pemilik domba yang dombanya sedang bertarung, mereka berlenggak-lenggok di samping arena mengikuti irama musik yang sedang dinyanyikan. Tidak hanya pemilik domba yang berjoged ria terkadang tim dari sang pemilik domba pun ikut berlenggak-lenggok memberikan semangat dengan berjoged penuh energik.
Dalam adu ketangkasan domba di bagi ke dalam tiga kategori kelas yang terdiri dari kelas A dengan berat badan domba di atas 80 kg, kelas B dengan berat badan domba di atas 65 kg hingga 80 kg, dan kelas C dengan berat badan domba di bawah 65 kg.
Menurut Abah pria asal Majalaya yang mengikuti acara adu ketangkasan domba ini mengungkapkan, dalam merawat dombanya abah tidak hanya memberikan makanan rumput, tapi domba juga diberi makan ampas tahu setiap harinya pada waktu pagi dan sore hari. Untuk menjaga dombanya agar tetap dalam keadaan sehat dan bugar, abah juga memberikan ramuan berupa tanaman kunyit yang di parud halus dan di peras hingga mendapat sarinya lalu ia mencampurkannya dengan telur bebek dan “mencekokan”atau meminumkan secara paksa pada dombanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H