Mohon tunggu...
Iwa Sambada
Iwa Sambada Mohon Tunggu... Musisi - man arafa nafsahu faqad arafa Rabbahu

mahasisa yang penuh dengan dosa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Trend RP Tiktok dan Bias Identitas

27 Juni 2023   19:56 Diperbarui: 27 Juni 2023   20:04 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Permainan roleplayer TikTok merupakan salah satu trend yang sedang populer di kalangan pengguna aplikasi TikTok. Dalam permainan ini, pengguna TikTok dapat berperan sebagai karakter fiksi yang mereka sukai dan mengunggah video pendek yang menunjukkan kehidupan karakter tersebut. Permainan ini seringkali melibatkan pengguna TikTok lainnya yang juga berperan sebagai karakter fiksi atau selebritas lainnya, sehingga tercipta sebuah cerita atau alur cerita yang menarik.

Salah satu daya tarik dari permainan roleplayer TikTok adalah kebebasan yang diberikan kepada pengguna untuk berimajinasi dan menciptakan karakter yang mereka inginkan. Pengguna dapat memilih karakter dengan kepribadian yang berbeda, mengembangkan cerita yang mereka sukai, dan berinteraksi dengan karakter lainnya untuk membuat cerita semakin menarik. Selain itu, permainan ini juga memberikan kesempatan bagi pengguna untuk mengekspresikan diri dan menunjukkan kreativitas mereka melalui video pendek yang mereka buat.

Namun, seperti halnya dengan semua tren yang di sajikan oleh media sosial, permainan roleplayer TikTok juga memiliki beberapa problem yang perlu diperhatikan. Salah satu masalah utama adalah kemungkinan terjadinya penyalahgunaan dan kebablasan dalam berinterksi. 

Kebebasan dalam mengekespresikan diri ini terasa lebih bebas karena para pengguna tidak perlu bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan dan bebas bertindak apapun karena tidak menggunakan identitas yang sebenarnya, alias anonim. Merasa seakan-akan tidak terikat oleh norma apapun sehingga tidak perlu menjaga image diri atau reputasi sosial apalagi nilai-nilai moral. Meskipun hanya sekedar bermain peran dampak dari permainan roleplay akan menjadi serius apabila pengguna tidak bisa memahami mana realitas dan mana yang sekedar permainan. Terlebih lagi para pengguna tik tok terbanyak adalah para remaja yang dalam kondisi psikologisnya sedang berjuang untuk mencari jati diri dan identitas diri. Pencarian akan peran yang seharusnya dia ambil dalam berkehidupan di realitas bersama keluarga, teman dan bermasyarakat.

Menurut psikoanalis Erik Erikson dalam teorinya mengenai perkembangan psikososial, Erikson menggambarkan krisis identitas sebagai pertempuran antara dua kekuatan psikologis, yaitu "identitas versus kebingungan peran". Selama periode ini, remaja mencoba memahami dan menjawab pertanyaan mendasar tentang siapa mereka, apa tujuan hidup mereka, dan bagaimana mereka berhubungan dengan dunia di sekitar mereka. 

Proses ini melibatkan eksplorasi berbagai peran, nilai-nilai, kepercayaan, dan tujuan yang berbeda. Jika mereka gagal mengatasi krisis ini, mereka mungkin akan mengalami kebingungan peran, rasa tidak yakin tentang siapa mereka sebenarnya, dan merasa kehilangan atau tidak memiliki arah yang jelas bagaimana tujuan hidup, membangun karir dan merencanakan masa depan. Terlebih lagi jika permainan roleplay di Tik-tok dipergunakan sebagai pelampiasan atas perasaan gagal dalam mengambil peran di kehidupan nyata dan menemukan kenikmatan sendiri dalam dunia roleplay tentunya menimbulkan masalah psikologis yang lebih berat lagi.

Sebenarnya istilah roleplay atau permainan peran sudah ada jauh sebelum mencuat lagi menarik atensi publik ketika Tiktok mengangkat kembali kata tersebut. Bahkan dalam psikologi, permainan peran dapat membentuk keterampilan sosial anak-anak yang tentunya melibatkan unsur emosional dan memahami orang lain. Namun entah mengapa jika roleplay dimainkan dalam media sosial nampaknya menjadi dampak yang negatif, atau mungkin menjadi stigma seakan-akan negatif. Bisa jadi karena dengan semakin dekatnya kehidupan manusia dengan dunia digital semakin mengaburkan mana permainan dan mana realitas, terlebih lagi dunia maya terus berupaya dan mendesak eksistensinya agar sejajar dengan dunia nyata. Atau bisa jadi karena media sosial selalu menjadi sentimen negatif akan dampak yang diberikanya, mengingat sepak terjang media sosial selalu meninggalkan trend baru beserta penyakit baru yang menjangkiti para penggunanya.

Pada intinya, permainan roleplayer TikTok merupakan tren yang sedang populer di kalangan pengguna aplikasi TikTok yang memberikan kebebasan bagi pengguna untuk berimajinasi dan menciptakan karakter yang mereka sukai, serta memberikan kesempatan bagi pengguna untuk mengekspresikan diri dan menunjukkan kreativitas mereka. Namun, dibalik kenikmatan yang didapatkan, pengguna juga harus tetap berhati-hati terhadap segala bentuk resiko yang ditimbulkan dalam permainan ini. Tetap memposisikan permainan selayaknya permainan dan kenyataan sebagaiman kenyataan. Maka sewajarnya kita sebagai pengguna harus selalu menumbuhkan sikap mawas terhadap diri dan juga pengawasan orang terdekat khususnya kepada anak sendiri agar tidak terjangkit penyakit dalam usaha untuk mengikuti perkembangan dan trend zaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun