Mohon tunggu...
Iwan Zahar
Iwan Zahar Mohon Tunggu... -

Iwan Zahar, penulis buku 11 Kiat Jitu Fotoggrafer profensional, pernah mengajar fotografi di Univ Malaysia Kelantan, penulis buku Catatan Fotografer, bukufoto 12 KM dan 11 Kiat Jitu Fotografer Profesional. Pemenang beberapa lomba foto Internasional PX3, Cangkarukbukufoto. Eksebisi foto bersama fotografer Vietnam di Balai Soedjatmoko, Solo. Penulis jurnal ilmiah pembelajaran foto di jurnal SCOPUS dan IJOCA (Komik) Prof John Lent.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pemotretan Foto Cerita Tentang Keluarga Tanpa Kehadiran Ayah

8 Juli 2017   21:11 Diperbarui: 8 Juli 2017   22:22 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berangkat dari curhat keluarga yang kehilangan bapaknya, fotografer #DidikSulaeman membawa kita pada suatu kenyataan hidup, bahwa satu-satu atau mungkin bisa sekaligus orang yang kita sayangi akan meninggalkan kita. Buku kurang Satu (minus One) ini ikut acara kegiatan Kumpul Buku yang dipamerkan pada Festival Fotografi #Kompas. Begitu melihat karya Didik,memang pantas dia memamerkan karyanya di Festival tersebut. Pengambilan foto yang tercampur dari realitas dan surealis merupakan paduan yang sesuai untuk menggambarkan kehilangan anggota keluarga yaitu Ayah dari salah satu keluarga yang dikenal Didik Sulaeman. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Pemotretan foto keluarga tanpa ayah ini sekilas seperti kegiatan rutin di rumah tetapi tanpa ayah, ternyata memakan waktu Didik satu tahun lebih. Ada anak belajar, sembahyang, melihat kenangan sewaktu ayah ada dengan melihat foto, menunggu seseorang pria, dan ada beberapa simbol-simbol tertentu. Gaya surealisnya terlihat pada pria yang kepalanya digantikan oleh sinar matahari, sehingga kita bisa berinterpretasi apakah ayah keluarga ini atau.....foto anak yang menangis terlihat blurrr. Sehingga lebih mengena dalam pesan kehilangan sosok ayah dalam keluarga. Kunci keberhasilan fotografer ini terletak dari pendekatan dia yang memang terasa kenal baik dengan keluarga yang difoto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun