Mohon tunggu...
Iwan Octovio
Iwan Octovio Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

WORK FOR PEACE!!!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Bukan Alasan Menciptakan Teror dan Kekerasan

2 November 2009   02:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:28 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

(Akibat Penafsiran Sejarah Terhadap kekerasan Saat Ini)
Sejarah adalah ”cerita” penuh dengan makna unutk hari ini dan esok yang akan segera datang.
Bagaimana Sejarah bisa membuat Dunia Manusia lebih baik ?. Cara pandanglah (perspektif) yang akan menentukan. Cara kita memandang sejarah itu sendiri sebagai nilai pembelajaran (hikmah) dan cara pandang kita terhadap Manusia dalam sebuah kesetaraan, tidak berbeda.
Klaim Kebenaran
Sejarah panjang yang ada dalam kehidupan manusia, adalah wacana perubahan yang seharusnya mampu menciptakan kondisi dan keadaan yang berarti dan lebih humanis untuk saat ini. Sejarah bukan ukuran untuk menilai kualitas dan nilai yang ada dalam hidup seorang manusia. Manusia dengan segala kebaikan dan kekurangan yang ada tetaplah seorang manusia dan dalam berbagai hal dan kasus, kita tidak bisa mengklaim siapa yang paling benar, jika kita tidak mengenal sesama kita, begitupun sebaliknya.
Ketika dunia tidak bisa keluar dari cerita kekerasan dan permusuhan, yang disebabkan oleh nilai-nilai sejarah yang disalah artikan, maka saat itu pula manusia meneruskan tradisi kekerasan dan kematian terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Saat ini, adalah saat dimana semua manusia harus memberikan kemampuannya untuk sebuah perdamaian global. Perdamaian adalah cara pandang dan sikap yang bisa mengubah sejarah kekerasan. Sikap seperti inilah yang harus digunakan. Sikap ini berpihak kepada sebuah KEHIDUPAN yang tak ternilai harganya baik oleh doktrin atau ideologi apapun.
Hidup sangat berharga, tidak akan berkurang karena masa lalu dalam bingkai sejarah, saat ini dalam kancah realita, dan masa depan dalam impian. Hidup untuk sebuah perdamaian adalah hidup untuk sebuah kehidupan, bukan hidup untuk sebuah ”kehancuran dan Kematian”.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun