Kali ini saya akan menjelaskan pernyataan bahwa menulis biografi sebagai proses evaluasi diri. Sebelumnya kita membahas tentang bagaimana manfaat menulis buku kisah hidup. Kali ini pembahasan kita adalah tentang bagaimana sebuah proses menulis tak ubahnya seperti guru yang mendidik muridnya.
Mungkin ada sebagian dari kita yang menjadi guru, dimana saat kita mengajar siswa, kita sering menganjurkan pada mereka untuk melakukan hal terpuji, yang kadang kita sendiri enggan dan berat melakukannya. Tak berbeda dengan itu, menulis pun kadang hanya berisi anjuran kosong, tanpa kita lebih dulu melakukannya.
Namun haruskah amalan yang baik “seperti mengajar dan menulis- terhenti hanya karena kita belum melaksanakannya? Tidak juga. Dengan tetap melakukan amalan baik tersebut, kita juga bisa tetap menjalankan proses evaluasi diri, melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
Kejujuran adalah Awal Segalanya
Dalam buku The Secret of Biografi (Rahasia Menulis Biografi ala Ramadhan K.H) karya Zulfikar Fuad, sang penulis banyak membahas tentang bagaikana kiat-kiat tulisan dalam mahakarya yang dipersembahkan oleh penulis biografi legendaris Indonesia, Ramadhan, K.H. sebagai gurunya.
Dalam berbagai pembahasan yangt menarik itu ia memberikan point penting dari setiap karya Ramadhan KH. Point penting darinya yang dipetik dari seorang penuli sekaliber Ramadhan KH adalah kejujuran sang penulis dalam mengisahkan tokohnya. Jadi sebuah biografi yang ditulis secara jujur sebagaimana yang ada pada tokoh adalah biografi yang bagus.
Ya, kejujuran inilah yang membuat orang menjadi proporsional, tidak berlebihan dalam menggambarkan tokoh besar sekalipun. Toh manusia juga merupakan makhluk Tuhan, jadi jika dalam perjalanan hidupnya ia melakukan kesalahan itu wajar.
Yang menjadi tidak wajar adalah jika sang penulis menggambarkan tokohnya sebagai sosok yang sempurna, bagus dalam segala hal, maka bisa dipastikan tulisan seperti ini hanya membuat para pembaca bosan. Karena buku biografi yang sejatinya memberikan nilai kemanusiaan sang tokoh dengan catatan penulis jujur menulis kisah hidupnya, berubah menjadi buku yang terlalu menyanjung tokohnya bak sinetron di layar kaca.
Memahami proses menulis biografi sebagai proses evaluasi diri adalah bagaimana melatih kita untuk senantiasa jujujr dalam menulis. Jujurlah dalam menulis, baru nanti kita bisa menangkap nilai perjalanan sang tokoh; meski ia pernah berbuat salah, akhirnya ia berusaha untuk berubah; meskipun ia pernah hampir menyerah karena dihujani kegagalan, toh akhirnya ia bangkit untuk kesuksesannya.
Dangan kebiasaan menulis jujur dari dalam diri kita juga akan tumbuh rasa optimis menjalani hidup. Sebagaimana proses hidup tokoh yang kita tulis, kita akan tetrinspirasi bahwa setiap perjalanan hidup mempunyai fese yang bisa berubah sesuai usaha kita yang menjalaninya. Dengan kejujuran kita menulis kisah hidup tokoh hal ini akan memberikan cerita yang menarik bagi kita sebagai penulis dan pembaca nantinya saat buku telah selesai ditulis. Itulah manfaat menulis biografi sebagai proses evaluasi diri.
Sumber: Penulis Biografi Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H