Pembahasan ini mungkin penting bagi Anda yang saat ini sedang menjalankan marketing usaha dalam skala kecil dan menengah. Tapi saya pikir bagi perusahaan besar yang ingin mendapatkan revenue yang rutin setiap bulannya. Merupakan suatu kesyukuran jika jumlahnya terus meningkat dari waktu ke waktu.
Memang saat ini ada banyak trik yang digunakan pemilik usaha dalam memasarkan produk dan jasanya. Ada yang menarget provit yang besar dalam setiap penjualan, ada juga yang menargetkan provit menengah, bahkan kecil. Itu semua sesuai selera dan pilihan.
Bagaimana dengan saya?
Saya pribadi untuk hal ini jujur masih menggunakan kata “murah.” Alasannya adalah dengan menyasar calon klien dengan berbabagai lapisan ini, niat saya adalah bisa berkolaborasi dengan sebanyak mungkin orang yang itu menjadi jalan rizki bagi mereka.
Mudahnya seperti ini. Jika saya menggunakan kata “mahal” dalam marketing saya, itu bisa, tentu ini tujuannya adalah hanya menjaring klien dari lapisan atas.
Ada yang berpandangan bahwa “sekali kerja kerjakan yang menghasilkan provit yang besar saja.” Alhasil mereka mendapatkan provit yang besar setiap closing, tapi dengan jumlah klien yang sedikit. Tidak ada yang menyalahkan cara seperti itu, karena memang setiap orang punya pilihan sendiri.
Apakah pilihan saya tepat?
Bagi saya sendiri lumayan tepat, terutama saat menghadapi masa pendemi seperti ini, dimana budget untuk alokasi belanja klien selain untuk kebutuhan primer berkurang. Ini berlaku juga untuk perusahaan besar sekalipun.
Alhamdulillah dengan menyasar calon klien dengan berbagai lapisan, saat ini saya mampu berkolaborasi dengan beberapa orang penulis, desainer dan percetakan buku. Meski jumlahnya tidak selalu besar, setidaknya ini bisa menjadi tambahan penghasilan di masa serba berhemat saat ini.