Menurut Direktorat PPTM P2PL Kementrian Kesehatan RI, masalah utama kesehatan masyarakat ini ditandai dengan tinginya prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM), ini tidak hanya di Indonesia tetapi juga secara global. Empat penyakit utama penyakit jantung, kanker, penyakit paru kronik dan diabetus militus merupakan 80% kematian penyakit tidak menular. Empat perilaku berisiko yang dapat diubah merokok, diet yang tidak sehat, kurangnya kegiatan fisik dan konsumsi alkohol merupakan penyebab utama kematian penyakit tidak menular. PTM merupakan penyakit yang memerlukan waktu cukup panjang untuk penyembuhannya, tetapi sebagian besar faktor risikonya bisa dicegah. Setiap tahun, PTM menyebabkan hampir 60% kematian di Indonesia, sebagian besar berusia dibawah 60 tahun, yang juga berdampak negatif terhadap produktivitas dan pembangunan, dengan demikian juga akan menyebabkan kemiskinan karena menghabiskan waktu dan biaya yang besar untuk pengobatan. Pencegahan PTM adalah kewajiban semua orang, pendekatan multi sektoral merupakan kunci untuk pencegahan dan pengendalian PTM. Tanggung jawab pemerintah menjadikan PTM sebagai agenda prioritas pembangunan. Tanggung jawab masyarakat berperan aktif dalam setiap upaya pengendalian PTM. Akademisi, media, sektor swasta, dan mitra pembangunan lain mempunyai tanggung jawab yang sama dalam setiap upaya pengendalian PTM sesuai peran dan fungsi masing-masing.
Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir menghadapi masalah triple burden diseases. Di satu sisi, penyakit menular masih menjadi masalah ditandai dengan masih sering terjadi KLB beberapa penyakit menular tertentu, munculnya kembali beberapa penyakit menular lama (re-emerging diseases), serta munculnya penyakit-penyakit menular baru (new-emergyng diseases) seperti HIV/AIDS, Avian Influenza, Flu Babi dan Penyakit Nipah. Di sisi lain, penyakit tidak menular menunjukkan adanya kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001, tampak bahwa selama 12 tahun (1995-2007) telah terjadi transisi epidemiologi dimana kematian karena penyakit tidak menular semakin meningkat, sedangkan kematian karena penyakit menular semakin menurun. Fenomena ini diprediksi akan terus berlanjut.
Saat ini di Indonesia, data morbiditas penyakit dari fasilitas kesehatan dikumpulkan dari puskesmas dan rumah sakit. Karena penegakan diagnosis PTM di rumah sakit relatif lebih valid, maka analisis PTM dilakukan terhadap data rumah sakit. Data analisis diperoleh dari laporan rumah sakit melalui Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) edisi 2010 dan 2011 (data 2009 dan data 2010) yaitu RL2B (Rawat Jalan) dan RL2A (Rawat Inap), yang merupakan laporan rumah sakit langsung ke Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan. Data tahun 2009-2010 diperoleh dari publikasi data mentah SIRS edisi 2010-2011. Pelaporan RL2A (rawat inap) pada tahun 2009-2010 masih rendah yaitu secara nasional hanya 29,2% pada tahun 2009, kemudian turun menjadi 24,63% pada tahun 2010 rumah Sakit yang mengirim laporan. Begitu juga halnya dengan laporan RL2B (rawat jalan) laporannya dari tahun 2009-2010 masih rendah yaitu 28,37% pada tahun 2009, turun menjadi 26,29% pada tahun 2010 rumah Sakit yang mengirim laporan.
Peranan pemerintah dalam hal ini Kementrian Kesehatan telah menggunakan trik khusus dalam mensiasati pola perkembangan penyakit tidak menular di Indonesia secara cepat dengan menggunakan berbagai media-media komunikasi kesehatan. Salah satunya dengan slogan yaitu MARI MENUJU MASA MUDA SEHAT, HARI TUA NIKMAT TANPA PTM DENGAN PERILAKU CERDIK.
Cek faktor risiko PTM (obesitas, hipertensi, hiperglekemi, hiperkolesterol) secara rutin dan
teratur
Enyahkan asap rokok dan polusi udara lainnya
Rangsang aktifitas dengan gerak olah raga dan seni
Diet yang sehat dengan kalori seimbang (cukup sayur-buah, batasi gula-garam-lemak)
Istirahat yang cukup
Kuatkan iman dalam mengahadapi stres