Desa adat Cipta Gelar yang disebut juga Kasepuhan Cipta Gelar merupakan Bagian dari Kesatuan Adat Banten kidul. Berada di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH) berjarak 44Km dari pelabuhan ratu arah cisolok setelah melewati Samudra Beach hotel ada penunjuk jalan dengan tulisan " Desa Adat Cipta Gelar ", Desa Ciptagelar berada pada ketinggian 1.050 mtr Dpl , Desa ini dikelilingi oleh gunung Suradil,Gunung Karacang dan Gunung Kendang, untuk menempuh Desa Adat Cipta Gelar harus menempuh jalan tanah menanjak dan berbatu sehingga kita memerlukan kendaraan 2gardan dengan ban yang agak tinggi untuk mobil van standart hanya bisa menempuh hingga desa Cipta Rasa dan kemudian disambung menggunakan Ojek Motor. Perjalanan menuju Desa adat Ciptagelar ini sudah merupakan petualangan tersendiri dengan sensasi yang luar biasa dan cukup memacu adrenalin, karena kita akan menembus hutan lebat yang tidak berpenduduk dengan kodisi jalan tanah berbatu yang menanjak dan menurun dengan kemiringan cukup curam, bau tanah,pohon dan dinginya udara segar, serta suara burung- burung, serangga hutan , gemericik air dan bunyi gesekan dahan- dahan pohon yang tertiup angin turut menemani perjalanan menuju Desa adat Cipta gelar. Setelah menempuh perjalanan menembus hutan selama 4 jam, akhirnya tiba di kampung Gede Desa adat Cipta Gelar, desa dengan rumah - rumah penduduk yang tersusun rapih bersih dan berbentuk sama satu dengan yang lainya , rumah - rumah penduduk berbentuk rumah panggung dengan tiang - tiang terbuat dari Kayu , bagian dinding terbuat dari anyaman Bambu serta Atap rumah terbuat dari Ijuk serasa berada didunia lain jauh dari kebisingan dan hiruk pikuk. Kampung Gedeh adalah pusat dari pemerintahan Desa adat Cipta Gelar disini terdapat "Imah Gede" Nama dari rumah kepala Desa adat yang sekaligus tempat Kepala Adat memerintah dan memimpin Desa, Pucuk pimpinan di dea ini di sebut "Abah" saat ini abah yang memimpin adalah Abah Ugi dengan nama asli Sugriana Rakasiwi Abah Ugi adalah Pemimpin Desa generasi ke IX setelah menggantikan ayahnya abah Anom sejak tahun 2007. Dalam keseharianya warga desa selalu meminta restu dan Izin kepada abah untuk setiap melakukan kegiatan dan pekerjaan, Abah juga menentukan keputusan dan kebijakan Desa, peran abah disini sama dengan Raja. Desa Adat Cipta Gelar sangat terbuka dengan wisatawan baik asing maupun Domestik,sesuai dengan namanya Cipta Gelar yang berarti terbuka, bagi Abah dan warganya setiap orang yang datang ke wilayah desa adalah Tamu yang harus dihormati, setiap tamu harus terlebih dahulu mengunjungi Imah Gede dan bertemu dengan Abah untuk minta izin dan bersilahturahmi, saat mengunjungi Imah Gede Abah tidak segan - segan menjamu setiap tamu dengan hidangan makanan khas Desa Cipta Gelar, sambutan yang ramah dan sangat menghormati tamu. Penduduk warga desa mempunyai ciri khas untuk yang kaum lelaki menggunakan pakain serba hitam dengan ikat kepala hitam sedangkan yang perempuan menggunakan kebaya sunda yang sederhana, jika kita berkunjung ke desa Cipta Gelar menggunakan Ikat kepala hitam, kita akan dianggap bagian dari masyarakat desa. Selain Panorama Alam yang indah karena dikelilingi oleh pegunungan, udara dingin yang bersih dan kenyamanan suasana desa , Desa adat ini kaya sekali dengan ritual atau upacara - upacara adat. upacara - upacara adat antara lain : 1. Ritual Ngaseuk : Ritual yang diselenggarakansebelum menanam padi, pada ritual ini di mulai dengan Ziara kemakam leluhur dan memohon izn pada Yang Maha Kuasa. 2. Ritual Sapeng : Ritual yang dilakukan satu minggu setelah penanaman perdana padi, untuk memohon restu agar padi dapat tumbuh dengan baik. 3. Ritual Nyiram : Dilakukan pada saat padi akan keluar bunga supaya terhindar dari hama. 4. Ritual Sawean dilakukan setelah padi berbunga, dan memberikan pengobatan dengan tujuan agar padi selamat dan terisi. 5. Ritual Mipit Pare : dilakukan saat akan memotong padi disawah dengan memohon kepada sang penciptaagar diberi hasil panen yang banyak dan memohon izin kepada kepada leluhur untuk memotong padi. 6. Ritual Ngabukti : Upacara saat padi pertamakali ditumbuk dan dimasak. 7. Ritual Ponggokan : Satu minggu sebelum Serentaun yaitu baris kolot membahas besarnya pajak /jiwa. 8. Ritual SerenTaun : Puncak dari segala Acara kegiatan Kasepuhan yang dilakukan hanya di Kampung Gede sebagai pusat pemerintahan setiap tahun, pada ritual ini selalu banyak wisatawan dan media yang meliput bahkan ada kalangan pejabat negara baik daerah maupun pusat yang hadir. pada acara ini terlihat banyak kemeriahan karena seluruh tamu di disuguhkan dengan bermacam kesenian khas warga desa seperti Kesenian Dog lojor, Jipeng,Wayang Golek,Sinden,pencak silat dan debus. Pada acara ini ada prosesi penyimpanan padi di lumbung utama yang di kenal dengan Leuit si Jimat, disini padi disimpan sebagai cadangan untuk warga jika musim paceklik datang. Yang sangat menarik di kasepuhan ini adalah Kebijakan dari Abah yang melarang warga masyarakatnya menjual padi, seluruh hasil bumi boleh dijual kecuali padi, kebijakan ini yang membuat warga desa adat tidak akan khawatir dengan kekurangan pangan. Desa adat Kasepuhan Cipta Gelar adalah salah satu kekayaan budaya milik bangsa Indonesia yang harus di jaga kelestarianya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H