Mohon tunggu...
Iwan Sanjaya
Iwan Sanjaya Mohon Tunggu... -

Hanya seorang yang baru dalam menulis. Tidak lebih.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Cinta Itu...

24 Juni 2014   06:27 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:23 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam semakin larut, ditemani laptop dan menonton piala dunia tanpa ada beban hmmm.... nikmat sekali, namun ada sesuatu yang mengganjal pada pikiran ini. Apa itu? namanya cinta kasih. Aahh, klasik memang kedengarannya, gombal memang kedengarannya tapi cinta kasih tidak mudah dipahami. Sekalipun aku belajar tentang Psikologi, ilmu yang katanya mempelajari manusia itu tetap tidak membuat aku mengerti akan kasih dan cinta. Dialah cinta kasih,dialah Tuhan Yang Maha Esa.

Cinta kasih bisa kamu temukan di persahabatan, pacar, orang tua, bahkan Tuhan sendiri. Yang tidak kau sadari bahwa cinta bisa kamu temukan pada orang yang menyakitimu, itulah cinta, kau bisa melakukan tindakan diluar nalar untuk cinta. Wow...disinilah letak ketidakpahamanku, bagaimana mungkin orang yang telah menyakiti kita dengan sengaja tetap kita beri cinta dan kasih? atau permintaan maaf lebih tepatnya.

itulah yang kualami, sering hati ini tersinggung dengan perkataan orang-orang disekitar ku, seperti orang tua, sahabat, pacar, atau orang lain. Namun apa yang terjadi? aku tetap membutuhkan mereka, karena merekalah yang membuatku jauh lebih baik. Ada sebuah kalimat yang berbunyi "kasihinilah musuhmu" dan "berdoalah bagi orang yang menyakitimu" aku rasa itulah kekuatan memaafkan. Malah aku sendiri yang bertanya-tanya mengapa ada seseorang yang mau memaafkan? jadi kalau diibaratkan saya itu ikan yang sedang mencari air, "air dimana air", lalu orang lain menjawab "ya ini air" sambil menunjuk sekitar.

aah, mataku mulai mengantuk. Tanda bahwa aku harus tidur, besok aku akan menikmati cinta Tuhan kembali. Hal ini mengingatkanku bahwa cinta dari Tuhan itu gratiiiisss... beda dengan cinta manusia yang mengharapkan imbalan. Mampukah kita mencintai orang-orang terdekat kita dengan tanpa syarat?

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun