Mohon tunggu...
iwan Sah
iwan Sah Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa

menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teori Perkembangan Psikologis yang Ditemukakan oleh Erick Erikson

13 November 2024   23:46 Diperbarui: 13 November 2024   23:52 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

7. **Tahap 7: Generativitas vs. Stagnasi (Generativity vs. Stagnation)**
   - **Usia**: 40-65 tahun
   - Di tahap dewasa ini, individu berfokus pada kontribusi mereka terhadap masyarakat dan generasi berikutnya, baik melalui pekerjaan, keluarga, atau kegiatan sosial. Generativitas merujuk pada perasaan memberi dan menciptakan sesuatu yang bermakna untuk orang lain. Jika seseorang merasa tidak berkontribusi atau tidak puas dengan pencapaiannya, mereka dapat mengalami stagnasi dan merasa tidak berkembang.

8. **Tahap 8: Integritas vs. Keputusasaan (Integrity vs. Despair)**
   - **Usia**: 65 tahun ke atas
   - Pada tahap ini, individu merenungkan kehidupan mereka dan mengevaluasi pencapaian mereka. Jika mereka merasa hidup mereka berarti dan mereka telah menjalani hidup dengan integritas, mereka akan merasakan kepuasan dan kedamaian. Namun, jika mereka merasa hidup mereka tidak memiliki makna atau mereka menyesal, mereka dapat merasa putus asa dan cemas tentang kematian.

### Konsep-konsep Kunci dalam Teori Erikson

Erikson mengembangkan beberapa konsep kunci yang penting dalam pemahaman teori ini:

- **Krisis Psikososial**: Setiap tahap perkembangan dihadapkan dengan sebuah krisis atau tantangan yang harus diatasi. Keberhasilan atau kegagalan dalam mengatasi krisis ini akan mempengaruhi perkembangan psikologis individu di tahap berikutnya.
- **Resolusi Krisis**: Setiap krisis memiliki dua kemungkinan resolusi: resolusi positif yang akan memperkuat perkembangan individu, dan resolusi negatif yang dapat menciptakan masalah dalam perkembangan lebih lanjut.
- **Identitas**: Proses pencarian dan pembentukan identitas adalah tema sentral dalam teori Erikson, terutama pada masa remaja. Erikson percaya bahwa pembentukan identitas yang sehat adalah kunci untuk perkembangan pribadi yang matang.

### Implikasi Teori Erikson

Teori Erikson memiliki banyak implikasi dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, psikoterapi, dan pengasuhan. Dalam konteks pendidikan, misalnya, pemahaman terhadap tahap-tahap perkembangan psikososial dapat membantu guru dan pendidik untuk memberikan dukungan yang lebih baik sesuai dengan usia dan tahap perkembangan siswa. Dalam psikoterapi, pemahaman tentang konflik psikososial yang belum terselesaikan dapat membantu terapis untuk membantu klien mengatasi masalah masa lalu yang mempengaruhi kehidupan mereka saat ini.

Dalam konteks pengasuhan, teori ini menunjukkan pentingnya memberikan dukungan yang sesuai dengan usia anak. Misalnya, pada tahap pertama (kepercayaan vs. ketidakpercayaan), pengasuh harus memenuhi kebutuhan fisik dan emosional bayi untuk membangun dasar kepercayaan. Pada tahap berikutnya, orang tua harus memberi kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi dan mengembangkan kemandirian tanpa terlalu banyak mengontrol.

### Kesimpulan

Teori perkembangan psikososial Erik Erikson memberikan pemahaman yang luas dan mendalam tentang bagaimana individu berkembang melalui berbagai tahap kehidupan mereka. Dengan memperkenalkan delapan tahap perkembangan psikososial, Erikson menekankan bahwa perkembangan adalah proses seumur hidup yang melibatkan interaksi kompleks antara faktor internal dan eksternal. Setiap tahap perkembangan memiliki tantangan tersendiri, dan bagaimana individu menghadapinya akan mempengaruhi perkembangan mereka di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun