Mohon tunggu...
iwan Sah
iwan Sah Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa

menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Perkembangan Sosial-Kultural dan Teori Tahap Perkembangan Koginitif

17 Oktober 2024   10:15 Diperbarui: 17 Oktober 2024   10:56 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori perkembangan sosial yang dikemukakan oleh Lev Vygotsky dan Jean Piaget menjadi dua pilar utama dalam memahami bagaimana anak-anak berkembang secara kognitif dan sosial. Meski keduanya sepakat bahwa interaksi dengan lingkungan sangat penting dalam proses perkembangan, mereka memiliki pandangan yang berbeda tentang mekanisme perkembangan tersebut. Berikut adalah penjelasan lebih mendalam mengenai teori perkembangan sosial menurut Vygotsky dan Piaget.

Lev Vygotsky: Teori Sosial-Kultural

Lev Vygotsky, seorang psikolog Rusia, menekankan bahwa perkembangan kognitif anak-anak terjadi melalui interaksi sosial dan budaya. Baginya, anak-anak belajar melalui interaksi dengan orang lain, terutama orang dewasa dan rekan sebaya, yang membantu mereka memahami dunia di sekitar mereka.

Konsep Kunci dalam Teori Vygotsky

  1. Zona Perkembangan Proksimal (ZPD)
    ZPD adalah salah satu konsep terpenting dalam teori Vygotsky. Ia berpendapat bahwa setiap anak memiliki dua tingkat perkembangan: tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual adalah kemampuan yang sudah dapat dilakukan anak secara mandiri, sementara tingkat perkembangan potensial adalah kemampuan yang dapat dicapai anak dengan bantuan orang lain, misalnya guru, orang tua, atau teman sebaya. Peran orang dewasa atau teman sebaya adalah memberikan dukungan (scaffolding) untuk membantu anak mencapai potensi penuh mereka.

  2. Scaffolding
    Istilah scaffolding merujuk pada bantuan yang diberikan kepada anak-anak selama belajar sesuatu yang baru. Dalam interaksi sosial, orang dewasa atau teman sebaya berperan sebagai mentor yang menyediakan "kerangka" bantuan yang kemudian dilepaskan secara bertahap seiring dengan bertambahnya keterampilan anak. Contohnya, seorang guru mungkin memberikan petunjuk atau dorongan kepada murid, kemudian secara bertahap mengurangi bantuan ini saat murid menjadi lebih mandiri.

  3. Bahasa sebagai Alat Pengembangan
    Vygotsky menekankan peran penting bahasa dalam perkembangan kognitif. Bahasa tidak hanya alat komunikasi, tetapi juga alat berpikir dan belajar. Menurutnya, anak-anak pertama kali belajar menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain, dan kemudian mereka mulai menginternalisasi bahasa ini untuk digunakan dalam berpikir dan memecahkan masalah.

  4. Interaksi Sosial dan Budaya
    Vygotsky percaya bahwa anak-anak belajar melalui budaya mereka. Proses perkembangan kognitif tidak dapat dipisahkan dari konteks budaya, karena nilai-nilai, norma, dan cara berpikir dalam suatu budaya mempengaruhi cara anak-anak memandang dunia dan belajar.

Jean Piaget: Teori Tahapan Perkembangan Kognitif

Sementara itu, Jean Piaget, seorang psikolog Swiss, mengemukakan teori yang lebih fokus pada perkembangan kognitif sebagai proses yang lebih individual, meskipun interaksi dengan lingkungan juga dianggap penting. Menurut Piaget, perkembangan kognitif anak-anak terjadi melalui serangkaian tahapan yang mengikuti pola tertentu seiring dengan pertambahan usia. Ia percaya bahwa anak-anak adalah "penjelajah kecil" yang secara aktif membangun pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman langsung dengan lingkungan.

Konsep Kunci dalam Teori Piaget

  1. Asimilasi dan Akomodasi
    Piaget mengemukakan dua proses dasar dalam pembentukan pengetahuan: asimilasi dan akomodasi. Asimilasi terjadi ketika anak-anak mencoba memahami informasi baru dengan menghubungkannya pada pengetahuan yang sudah mereka miliki. Misalnya, jika seorang anak sudah tahu tentang anjing, mereka mungkin menganggap semua hewan berkaki empat sebagai anjing. Akomodasi terjadi ketika anak-anak menyesuaikan pengetahuan mereka yang ada untuk memasukkan informasi baru yang tidak sesuai dengan skema yang sudah ada. Proses ini penting dalam membantu anak-anak mengembangkan cara berpikir yang lebih kompleks.

  2. Tahapan Perkembangan Kognitif
    Piaget membagi perkembangan kognitif menjadi empat tahapan utama:

    • Tahap Sensorimotor (0-2 tahun): Pada tahap ini, anak-anak belajar melalui tindakan fisik dan pengalaman langsung dengan lingkungan. Mereka mulai memahami objek permanen, yaitu bahwa objek tetap ada bahkan jika tidak terlihat.
    • Tahap Praoperasional (2-7 tahun): Anak-anak pada tahap ini mulai menggunakan simbol, seperti kata-kata dan gambar, untuk mewakili objek dan peristiwa. Namun, mereka masih kesulitan memahami perspektif orang lain dan cenderung berpikir secara egosentris.
    • Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun): Pada tahap ini, anak-anak mulai mampu berpikir secara logis tentang peristiwa nyata, tetapi masih kesulitan dengan konsep abstrak. Mereka mulai memahami konsep konservasi, yaitu bahwa kuantitas suatu benda tidak berubah meskipun bentuknya berubah.
    • Tahap Operasional Formal (12 tahun ke atas): Di tahap ini, anak-anak mampu berpikir secara abstrak, membuat hipotesis, dan memecahkan masalah secara sistematis.
  3. Egosentrisme Anak
    Piaget juga menekankan konsep egosentrisme, terutama dalam tahap praoperasional, di mana anak-anak cenderung melihat dunia hanya dari perspektif mereka sendiri. Mereka kesulitan memahami bahwa orang lain mungkin memiliki pandangan atau informasi yang berbeda.

  4. Pembelajaran Individual
    Sementara Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial, Piaget lebih fokus pada pembelajaran yang terjadi melalui eksplorasi pribadi. Anak-anak, menurut Piaget, secara aktif mencoba memahami dunia melalui interaksi dengan objek dan lingkungan fisik mereka, serta melalui proses berpikir logis yang berkembang seiring waktu.

Perbedaan Utama antara Vygotsky dan Piaget

  • Peran Sosial dan Budaya: Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan kognitif, sementara Piaget lebih fokus pada pembelajaran individu melalui interaksi langsung dengan lingkungan.
  • Tahap Perkembangan: Piaget percaya bahwa perkembangan kognitif terjadi dalam tahapan yang pasti dan bersifat universal, sementara Vygotsky menolak gagasan tentang tahapan yang kaku dan lebih menekankan pada proses yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan budaya.
  • Peran Bahasa: Vygotsky melihat bahasa sebagai kunci dalam perkembangan kognitif, sedangkan Piaget menganggap bahasa sebagai produk dari perkembangan kognitif, bukan penyebabnya.

Kedua teori ini menawarkan wawasan berharga tentang bagaimana anak-anak belajar dan berkembang. Piaget menyoroti aspek individu dalam perkembangan kognitif, sementara Vygotsky menunjukkan pentingnya lingkungan sosial dan budaya. Kombinasi dari keduanya memberikan perspektif yang lebih komprehensif dalam memahami perkembangan anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun