Gandhi mengajarkan bahwa setiap orang memiliki kekuatan untuk memulai perubahan melalui tindakan dan keyakinan pribadi. Prinsip ini memberinya pengaruh besar dalam membentuk gerakan nasionalis India serta inspirasi bagi perjuangan hak-hak sipil di seluruh dunia. Dengan menjadi cerminan dari perubahan yang diinginkannya, Gandhi menunjukkan bahwa setiap individu bisa menjadi kekuatan besar bagi perubahan positif.
3. Nelson MandelaÂ
"It always seems impossible until it's done."
Nelson Mandela adalah simbol kekuatan, ketabahan, dan pengampunan dalam menghadapi ketidakadilan. Selama 27 tahun di penjara, ia tetap memegang teguh harapan bahwa negaranya, Afrika Selatan, suatu hari akan bebas dari apartheid --- sistem diskriminasi rasial yang sangat menindas. Meskipun menghadapi penderitaan berat, Mandela tidak pernah goyah dalam perjuangannya untuk kesetaraan dan hak asasi manusia.
Ketika akhirnya dibebaskan pada tahun 1990, Mandela tidak mencari balas dendam, melainkan menyerukan rekonsiliasi dan persatuan. Dia mengajak seluruh rakyat Afrika Selatan, baik kulit putih maupun kulit hitam, untuk berdamai dan membangun negara bersama-sama. Pada tahun 1994, dalam sebuah momen yang monumental, Mandela terpilih sebagai Presiden pertama Afrika Selatan yang dipilih secara demokratis, menandai berakhirnya era apartheid. Kepemimpinannya membawa harapan baru dan menunjukkan bahwa ketekunan serta keyakinan bisa mengubah sesuatu yang tampak mustahil menjadi kenyataan.
Kisah Mandela adalah pengingat bahwa, meskipun jalan menuju perubahan mungkin penuh tantangan, tetap memiliki harapan dan pantang menyerah akan membuka pintu menuju masa depan yang lebih baik.
4. Eleanor Roosevelt Â
"The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams."
Tulis tentang bagaimana Eleanor Roosevelt, sebagai Ibu Negara AS, mendukung hak-hak perempuan dan keadilan sosial. Bahas pentingnya keyakinan dalam mimpi dan aspirasi kita. Eleanor Roosevelt adalah salah satu sosok paling berpengaruh dalam sejarah hak asasi manusia dan keadilan sosial. Sebagai Ibu Negara Amerika Serikat dari tahun 1933 hingga 1945, ia menggunakan posisinya untuk memperjuangkan hak-hak perempuan, keadilan rasial, dan kesejahteraan kaum tertindas. Eleanor melampaui peran tradisional seorang ibu negara; ia sering berpidato di hadapan publik, menulis kolom surat kabar, dan berkeliling negara untuk memahami masalah sosial yang dihadapi rakyat Amerika.
Eleanor Roosevelt sangat vokal tentang hak-hak perempuan dan percaya bahwa perempuan harus memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam bidang pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan politik. Dia juga menjadi advokat bagi komunitas minoritas dan bekerja keras untuk menghapus diskriminasi rasial. Eleanor bahkan memainkan peran penting dalam perumusan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia setelah Perang Dunia II, yang hingga hari ini menjadi dasar perlindungan hak asasi manusia di seluruh dunia.
Kisah hidupnya menunjukkan bahwa memiliki keyakinan kuat dalam mimpi dan aspirasi bisa membawa dampak besar bagi perubahan sosial. Eleanor meyakini bahwa setiap orang memiliki peran dalam menciptakan masa depan yang lebih baik dan bahwa mimpi besar, jika diperjuangkan dengan konsisten, mampu mewujudkan dunia yang lebih adil dan setara.