Mohon tunggu...
Narliswandi Piliang
Narliswandi Piliang Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveller, Content Director, Citizen Reporter, Bloger, Private Investigator

Business: Products; Coal Trading; Services: Money Changer, Spin Doctor, Content Director for PR, Private Investigator. Social Activities: Traveller, Bloger. email: iwan.piliang7@yahoo.com\r\nmobile +628128808108\r\nfacebook: Iwan Piliang Dua , Twitter @iwanpiliang7 Instagram @iwanpiliangofficial mobile: +628128808108

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tauladan Asman dari Batam

6 Oktober 2016   16:12 Diperbarui: 6 Oktober 2016   16:25 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Hari itu saya simak ada  serombongan siswa sedang belajar untuk ditempatkan di kapal pesiar. Asman pun sudah sejak lama  menyalurkan tenaga terdidik ini dengan kualifikasi  diterima oleh semacam Holland American Line dan sejenis. Dalam waktu tak lama lagi Asman mengajak Institut Teknologi Bandung (ITB) mengembangkan  kampus  BTP menjadi institut.

Kami pun diajak Asman berkeliling sambil berjalan cepat. Kawasan itu semua satu putaran 1,6 km. “Saya biasanya lari tiga putaran, sudah lumayan,” katanya. Kami berjalan cepat, di atas con block, di kiri-kanan kini mulai pula ditanami Terminalia.

Di bagian bawah bertepi dengan jalanan umum, Asman  membuat trotoar sendiri, kini telah menghijau, padahal tanah di seluruh kawasan kemerahan dan bebatuan.  “Saya membuat ini agar Pemda dapat dapat mencontoh, tinggal tiru ini,” ujarnya. 

Di bagian atas trotoar jalan  masih di lahannya, Asman membuat both bisa disewa pemilik restoran atau café, berderet bagi  kawasan kuliner.  Lokasi kuliner  ini mulai banyak dikunjungi  kalangan muda.

“Ada sekolah, ada sarana. Bahkan beberapa siswa saya motivasi mulai membuka café di mall-mall,” kata Asman.

Menanjak melangkah dari  arah pom bensinnya, agak ke atas,  melalui ruang pencucian mobil,  kini dapat disimak lapangan futsal. Ada lima. “Dari futsal ini setidaknya kami dapat keuntungan bersih Rp 200 juta,” ujarnya. Tampak sekali usahanya dirintis dari awal berbasis cash di muka. Seperti pencucian mobil.

Kini  Asman   merencanakan membangun Mall terbesar di pojok kanan depan lahannya. “Pelan-pelan, disesuaikan dengan cash flow,” katanya. 

Tak lama kemudian Asman mengajak bertemu di kedai kopi langganannya, tak jauh dari toko emas milik keluarganya.

“Di sini saya acap bertemu dengan  toke-toke,” katanya tertawa.  Kedai kopi di ruang terbuka di emperan tanpa AC.  Di meja bundar  dengan  bangku plastik, saya simak Asman menikmati lontong sayur, teh tarik dan roti bakar. Pemilik warung kopi etnik keturunan mengaku berteman dengan Asman sejak mereka  kanak-kanak. Beberapa pertemanan itu  ada juga  berkongsi dengan Asman. Kental saya simak, ia melakoni segalanya dengan bersemangat. Bersemangat berbisnis, bersemangat bekerja  menumpuk cash, bersemangat bekerja untuk negara.

“Saya mau PNS ke depan memiliki semangat enterprener dan mengedepankan hospitality,” ujarnya. Asman kendati sudah menjadi menteri, kepada kawan kehangatannya  tetap kental.*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun