Mohon tunggu...
Narliswandi Piliang
Narliswandi Piliang Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveller, Content Director, Citizen Reporter, Bloger, Private Investigator

Business: Products; Coal Trading; Services: Money Changer, Spin Doctor, Content Director for PR, Private Investigator. Social Activities: Traveller, Bloger. email: iwan.piliang7@yahoo.com\r\nmobile +628128808108\r\nfacebook: Iwan Piliang Dua , Twitter @iwanpiliang7 Instagram @iwanpiliangofficial mobile: +628128808108

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Sketsa: Terlalu Tipu-tipu Sampah Jakarta

5 Februari 2014   11:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:08 4126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan ketika bertemu Gubernur DKI Jakarta, saya pernah sampaikan kader muda mereka ada di suku dinas terbiasa menjadi wakil ketika di-audit BPK, bisa tampil membenahi persampahan, terbentur dengan birokrasi, bahwa untuk level Kadis harus dari golongfan 4B. Dan mereka yang mau berubah benar itu umumnya masih berada di golongan 4A.

Ketika saya sampaikan kepada Jokowi, bahwa gubernur punya hak prerogatif? “Tidak mudah, saya bisa di-PTUN-kan,” katanya. Apalagi Jokowi pernah mengalami hal seperti itu ketika menjadi Walikota Solo. Di Solo, ia dikalahkan di PTUN.

Bila sudah demikian, tiada lain tinggal kepada ketegasan sahaja. Mereka yang menjabat di level Kadis dan wakil, terindikasi bermasalah dan sudah setahun lebih diberi kesempatan tanpa ada perubahan, bahkan Kadis saat ini, Unu Nurdin, terindikasi tajam berbohong ke publik. Di saat banjir kini, ia mengatakan ke media sampah banjir 3.550 ton. Bahkan sampah malam tahun baru lalu, ia dengan lantang menyebutkan di teve: 600 ton semalam. Kedua angka itu jelas angka tipu-tipu. Sampah tahun baru dari verifikasi saya di sepanjang Sudirman, Thamrin, hingga Monas tidak sampai 65 ton. Kalaupun digabung se-DKI paling top 150 ton saja. Sampah di jalan Busway dikatakan 300 ton per hari, faktanya, 10% saja tidak. Apakah kebohongan publik tak berkira ini dibiarkan terus oleh pimpinan di DKI? Dan pembiaran itu berkorelasi dengan belanja rupiah untuk membeli tonase angin?

Kini, berpulang ke pejabat Pemda, anggota DPRD, termasuk inspektoratnya. Warga di DKI Jakarta, pasti muak melihat kenyataan itu. Sementara di Bandung dengan kepemimpinan sosok muda, Ridwan Kamil, sebagai Walikota, kini sudah ada program 1.500 motor untuk gerobak sampah, sudah tersedia 200. DKI Jakarta, boro-boro truk bak tertutup otomatis, truk bak terbuka saja mau dibeli, akibat kepentingan sempit oknum Pemda-nya, bikin bau berita media.
@iwanpiliang, citizen reporter

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun