Mohon tunggu...
Narliswandi Piliang
Narliswandi Piliang Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveller, Content Director, Citizen Reporter, Bloger, Private Investigator

Business: Products; Coal Trading; Services: Money Changer, Spin Doctor, Content Director for PR, Private Investigator. Social Activities: Traveller, Bloger. email: iwan.piliang7@yahoo.com\r\nmobile +628128808108\r\nfacebook: Iwan Piliang Dua , Twitter @iwanpiliang7 Instagram @iwanpiliangofficial mobile: +628128808108

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Opini: Mengerjai Jokowi

28 April 2014   18:47 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:06 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebelum saya berangkat ke Jepang pekan lalu, saya mentabulasi beberapa sosok kemungkinan, berminat, menjadi calon wakil presiden Joko Widodo, dari PDIP.  Dari sosok  TNI/Polri, saya mencatat ada delapan nama. Mereka itu; Hendro Priyono,  Agum Gumelar, Luhut Panjaitan, Pramono Edhie Wibowo, Dai Bachtiar,  Ryamizard Ryacudu,  dan Moeldoko.

Tepat ketika hari kunjungan Presiden Obama  berakhir di Tokyo, saya menyimak berita soal jam tangan Moeldoko, jadi bahasan media regional ihwal merk mahalnya. Lantas, berlanjut konperensi pers Moeldoko membanting jam, agar terkesan palsu?

Dari ke-8 jenderal saya sebut di atas, kuat dugaan saya mereka  memiliki  keinginan menjadi cawapres Jokowi. Namun yang mana terpilih, saya belum paham. Di tempokini.com, saya mengupas lebih dalam  salah satu nama yang mengerucut, yang agaknya pantas.

Dari kalangan sipil,  ada dua nama unggulan. Pertama Jusuf Kalla  dan kedua Hatta Rajasa. Di kedua sipil ini, ada keunikan mendalam. Keduanya gencar bermanuver, Jusuf Kalla terlebih. Dengan segenap jaringan dan elemen sudah mensosialisasikan seakan ia sudah menjadi wakil Jokowi.  Bahkan hari ini saya simak sudah ada lagu Jokowi-JK.  Sedangkan Hatta, kendati sudah tak gencar lagi mendekati kubu PDIP, hari ini lebih merapat ke Gerindra.

Di tengah gencarnya urusan Cawapres itu, pekan lalu saya simak juga Pasar senen terbakar. Lantas saya membaca, ada yang menuliskan Joko Widodo ke lokasi. Ada penulis yang mengabarkan di Kompasiana, Media Warga - - bukan jurnalis warga lagi, sebagaimana dipaparkan Pepih Nugraha di Twitter saya - - medium untuk personal branding.

Karena bukun jurnalis warga, yang seharusnya menjalankan elemen jurnalisme, tulisan ke Kompasiana soal Jokowi di Senen, setelah saya verifikasi ke lokasi kebakaran telah mengalami distorsi dipelesetkan. Tidak ada teriakan warga pasar Senen kepada Jokowi: Woi pencitraan. Yang ada adalah, Jokowi masuk ke dalam area terbakar, dan dia menghimbau biar dia saja yang masuk mencek kondisi.  Fakta di lapangan presiden SBY datang belakangan tak bisa masuk ke lokasi di mana Jokowi sudah terlebih dahulu berjibaku.

Maka fenomena Jusuf Kalla,  seakan-akan sudah menjadi Cawapres Joko Widodo, sama saja dengan laku penulis ke Kompasiana yang media warga,  katanya hanya sebatas untuk personal branding itu. Hanya sebatas hore-hore membuat “huru-hara” berita mengerjai Jokowi.  Jadi lintas lini mengerjai Joko Widodo. Salah? Ya  sah saja.  Mungkin inilah hore-hore  “meriahnya” alam perpolitikan kini di tengah media ada yang bertajuk sekadar personal branding.

@iwanpiliang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun