Mohon tunggu...
Iwan Permadi
Iwan Permadi Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Inggris dan Pekerja Kreatif Televiisi

Lahir di Malang - Hobi Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Final Pildun 2022-Sulit Kalau Tidak Jagokan Argentina

18 Desember 2022   10:33 Diperbarui: 18 Desember 2022   10:37 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir dua dekade laga sepakbola dunia selalu diramaikan oleh dua pemain top dunia saat ini yang sebentar lagi fade out alias pudar yaitu Christiano Ronaldo (CR7) dan Lionel Messi (LM10). Keduanya saling bersaing tidak hanya saat di klub yang saat itu menjadi perhatian utama pencinta sepakbola dunia yaitu La Liga dimana mereka memimpin dua klub kaya raya Spanyol, Real Madrid dan Barcelona.

Tak pelak perhelatan final kali ini akan sangat hambar bila Messi tidak menutupnya dengan tinta emas, setelah rivalnya, CR7 gagal di babak knock out yang dikandaskan oleh Maroko yang menjadi juara keempat saat ini. 

Terseoknya Argentina di pertandingan awal melawan Arab Saudi, yang membuat geger piala dunia kali ini, menjadi pertanda mental juara tim ini seolah diasah seolah mesin diesel yang bertambah panas pada pertandingan ke tujuh kali ini, maksimal setiap tim mainkan hingga lagi final.

Kesalahan melawan Arab Saudi seolah dibalas dengan kemenangan telak atas Kroasia di babak semifinal menunjukkan Argentina tetaplah Argentina dengan roh dewa sepak bola Maradona yang tidak ada matinya. 

Namun yang dihadapi adalah Perancis, juara bertahan 2018 yang berisi kombinasi pemain-pemain senior dan junior yang sangat matang baik menyerang dan bertahan. Sebagai juara bertahan, Perancis, pastilah bukan tim ayam sayur yang gampang goyah melawan tim manapun, walau secara statistik permainan, kekalahan melawan Tunisia di babak penyisihan jadi aib yang memalukan serupa ketika Argentina ditaklukkan oleh Arab Saudi.

Namun bila melihat sejarah prestasi piala dunia, Argentina dan Perancis pernah dua kali merebut jawara piala dunia di era 1978, 1986, 1998 dan 2018, dan kedua tim ini juga penghasil pemain-pemain terbaik di dunia seperti Mario Kempes, Michael Platini, Maradona, Zidane dan tentu saja yang sekarang adu tajam antara Messi dan Mbappe.

Sebagai pecinta sepak bola, laga kali ini akan sempurna bila Messi mempersembahkan gelar piala dunianya ke Argentina, yang menyamai rekor seniornya, Diego Maradona, setelah sebelumnya Messi melewati jumlah gol yang dilesakkan rekannya yang sudah wafat itu dalam beberapa gelaran piala dunia sebelumnya. Bahkan bila Messi mampu membantu Argentina jadi juara dunia ketiga kalinya, orang dengan mudah mengatakan Messi diatasnya Ronaldo (CR7) karena tidak hanya mampu membawa juara kontinental tapi juga global (dunia).

So, go Messi dan jangan menangis Argentina. (Don't cry for me Argentina).

Once you carry your own water, you will learn the value of every drop. (Sekali anda membawa pikulan berisi air yang anda tuang sendiri, anda akan belajar bagaimana sakit/pedih kehilangannya saat setiap air itu tumpah percuma).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun