Mohon tunggu...
Iwan Nurdin
Iwan Nurdin Mohon Tunggu... -

Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA)-Jakarta. www.adisuara.blogspot.com www.kpa.or.id

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Sedapnya Pindang Ikan Baung Palembang

29 Desember 2009   11:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:43 1436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Apa makanan khas Palembang? pempek, krupuk kemplang, dan tekwan. Ah, itu mah biasa. Cobalah makanan asli jangan hanya kudapan khas Palembang.

Meskipun setiap kali berkunjung ke Palembang untuk urusan pekerjaan, oleh-oleh itulah yang biasa saya bawa. Itulah pula yang dipesan keluarga dan kawan. Pempek Candy dan krupuk. Kalau sedang makan di Palembang, saya tidak pernah lupa lezatnya pindang ikan baung atau ikan patin. Sangat enak, namun saya akan ceritakan warung makan khas palembang yang menurut saya jauh lebih enak ketimbang warung lainnya. Dan murah meriah.

Ceritanya begini, sepulang dari Lahat, kami memutuskan mampir ke Palembang. Melewati Muara Enim, Prabumulih, Indralaya dan Palembang. Sepanjang perjalanan, kita disuguhi pemandangan rumah-rumah kayu yang besar dan megah seperti hotel. Sungguh sangat-sangat mengasyikkan.

Sesampai di Indralaya, tepatnya di depan kampus Universitas Sriwijaya, ada warung makan sederhana yang begitu nikmat. Sungguh-sungguh nikmat.

Nama warung tersebut adalah Putri Salju, juru masaknya bernama Syawal. Suguhan warung ini adalah Pindang Baung, Pindang Gabus, Pindang Patin, Ikan Seluang Goreng kering, Sambal dan lalapan. Tentu tak lupa krupuk ikan khas Sumsel.

Pindang ikan disini disuguhkan kepada kita dalam keadaan hangat, begitu juga sambalnya baru saja dibuat oleh penjual. Jadi, aroma dan rasa sambal yang tersaji dalam keadaan segar sungguh-sungguh nikmat. Menurut penjual, kalau sambal tidak dalam keadaan segar saat disajikan, alias sempat didiamkan, maka rasa akan berubah. Sebab, seluruh rasa sambal tidak akan bercampur rata. Bisa jadi rasa asam naik keatas dan yang lain turun kebawah sambal.

Pepes patin dihidangkan dengan aroma nanas, bercampur tempoyak durian, bumbu dan tomat yang dibungkus daun pisang muda sungguh sangat menggugah selera. Saat saya buka, dan mencicipi ikan patin langsung saja mulut saya berdecak nikmat. Rasa manis, pedas, gurih ikan patin pas sekali dengan sambal yang dibuat Sawal.

Pindang baung pun menyusul. Hmm, pindang adalah ikan didalam kuah. Bumbu dalam kuahnya begitu segar. Saya tidak tahu bumbu apa saja disana. Pokoknya pas diseruput langsung segar dan ketika masuk ke kerongkongan rasanya minta diseruput lagi.

Ah, sampai sekarang perut dan lidah saya sulit melupakan enaknya pindang baung dan pepes ikan di depan kampus Unsri. Bagi kawan-kawan yang sempat lewat, saya rekomendasikan mampir ke warung ini. Dijamin enak.

Kalau masih kuat, setelah makan ditutup kira-kira sepuluh menit, saran seorang kawan, makanlah buah durian sambil menyeruput segelas kopi hitam. Saya tidak tahu apakah ini cara menutup makan secara sehat atau tidak. Yang pasti penutupan semacam ini membuat kepala puyeng-puyeng keenakan.

Kalau anda penggemar masakan Thailand, saya kira makanan Sumsesl mirip-mirip dengan menu Thailand. Dan lebih dahysat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun