Mohon tunggu...
Iwan Nugroho
Iwan Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Ingin berbagi manfaat

Memulai dari hal kecil atau ringan, mengajar di Universitas Widyagama Malang. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Wisata Torongrejo, Desa Seribu Surau

24 April 2013   08:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:42 1007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://liburankebatu.files.wordpress.com

[caption id="" align="alignleft" width="298" caption="http://liburankebatu.files.wordpress.com"][/caption] Kota Wisata Batu (KWB), Malang, Jawa Timur, terus berupaya mengembangkan ikon sebagai wilayah tujuan wisata.  Program pemerintah ini diimplementasikan dalam kegiatan wisata di seluruh wilayahnya, sesuai dengan keunggulan produk dan jasa wisata.  Beberapa wilayah berkembang dengan baik.  Di wilayah kecamatan Batu, ekonomi wisatanya sudah berkembang dengan partisipasi swasta, dengan keberadaan hotel dan restoran.  Di kecamatan kota ini juga memiliki tujuan wisata yang populer, antara lain Jatim Park, Alun-alun kota atau hiburan lainnya.  Kecamatan Bumiaji juga sudah maju wisatanya, dengan obyek Selecta, wisata bunga dan kebun apel.  Adapun wilayah kecamatan Junrejo, yang didominasi lebih banyak lahan tanaman pangan; belum optimal memanfaatkan jasa wisata meski punya potensi yang sama besar dengan wilayah lainnya. Salah satu desa di kecamatan Junrejo, yang punya potensi wisata adalah desa Torongrejo.  Torongrejo memiliki posisi geografi yang strategis. Desa ini dilewati arus utama lalulintas dari arah Malang atau Surabaya menuju Batu.  Saat akhir pekan atau masa liburan, lalulintas ke arah Batu biasanya padat dan macet; dan desa ini menjadi jalur alternatif; sehingga terkadang juga ikut mengalami kemacetan.  Jalur alternatif ini memiliki jalan aspal halus, berliku, naik turun mengikuti kontur dataran tinggi menuju KWB. [caption id="attachment_3316" align="alignright" width="300" caption="Torongrejo map, googlemap"]

[/caption] Secara umum, desa Torongrejo ini belum menikmati manfaat jasa wisata.  Wacana menjadi desa wisata masih terbatas di kalangan perangkat desa dan tokoh masyarakat.  Berbagai diskusi sudah berkembang di antara tokoh masyarakat, dinas, dan forum terkait, untuk mendukung kebijakan pemerintah KWB. Namun masih belum ada implementasi nyata.  Saat KKN Universitas Widyagama Malang, bulan Februari 2013, harapan menjadi desa wisata sudah dapat digali oleh mahasiswa.  Antusiasme masyarakat cukup tinggi.  Mahasiswa mampu mengidentifikasi potensi wisata desa yang terletak di lembah antara gunung Arjuno dan Panderman.  Secara umum, potensi keindahan alam, keelokan lingkungan, dan kecantikan panorama sangat nyata. Beberapa potensi produk dan jasa wisata yang layak dikembangkan dan dipromosikan:
  1. [caption id="attachment_239723" align="alignright" width="196" caption="lembah arjuno, koleksi pribadi"]
    1366765503577102523
    1366765503577102523
    [/caption] Pemandangan dan atraksi lingkungan dan budaya.  Torongrejo dianugerahi keindahan alam dan lingkungan, memiliki lansekap alam yang indah, yakni panorama gunung Arjuno, gunung Ngukir, dan gunung Butak (Panderman).  Di desa ini mengalir kali Brantas yang ikut membentuk kontur dan fisiografi dataran Torongrejo.  Iklim wilayah sangat sejuk, dengan suhu rata-rata 20 hingga 25oC, dan berangin gunung. Di desa ini ditemukan situs arca Ganesha, yang merupakan sebagian dari komplek situs (termasuk Dinoyo dan Bandulan) peninggalan kerajaan Kanjuruhan
  2. Manfaat lansekap.  Keindahan alam dan panorama Torongrejo sesungguhnya dapat dimanfaatkan untuk penjelajahan, atau wisata keliling desa.  Beberapa potensi obyek wisata dapat dinikmati antara lain: pemandangan Arjuno, jelajah naik gunung Ngukir, budidaya pertanaman (strip cropping), perikanan air deras, wisata air, dan paralayang.  Dengan mengorganisasikannya secara baik, pengunjung dapat menikmati dengan nyaman; menyediakan alternatif tujuan wisata KWB. Di desa ini sudah berkembang jasa wisata rafting menyusuri kali Brantas.
  3. [caption id="attachment_239725" align="alignright" width="199" caption="masjid, koleksi pribadi"]
    136676563744838229
    136676563744838229
    [/caption] Akomodasi.  Desa Torongrejo termasuk desa yang maju, dimana penduduknya mengandalkan matapencaharian sebagai petani, pedagang dan pegawai.  Infrastruktur jalan pun sangat memadai.  Rumah-rumah penduduk berkualitas memadai, sehingga layak untuk dijadikan tempat menginab (homestay).  Penulis mengamati hal yang khusus, yakni adanya masjid atau  surau (bahasa jawa: Langgar) yang berjumlah puluhan.  Hampir di setiap ujung lorong gang nampak bangunan tempat ibadah umat muslim dalam berbagai ukuran dan bentuk.  Kiranya,  Torongrejo layak disebut desa seribu surau.  Potensi akomodasi yang dapat dikembangkan adalah titik-titik pandang atau rest area.  Wisatawan dapat memanfaatkannya untuk fotografi, beristrirahat atau menikmati warung kuliner.
  4. [caption id="attachment_239727" align="alignright" width="200" caption="masjid, koleksi pribadi"]
    1366765762531625446
    1366765762531625446
    [/caption] Peralatan dan perlengkapan.  Kekayaan dan keindahan obyek wisata dapat dinikmati oleh seluruh panca indra.  Hal itu dapat dibantu dengan alat atau perlengkapan yang dapat mengantarkan wisatawan ke obyek-obyek wisata desa dengan aman dan nyaman. Selain jasa rafting yang sudah berjalan, jasa wisata pendukung yang layak dikembangkan adalah sewa sepeda (mountain bike), atau peralatan penjelajahan lainnya, atau teropong pengamatan.  Desa ini dapat dikategorikan tujuan wisata antara di KWB, karenanya dengan sedikit kreasi perlengkapan akan memberikan daya tarik wisatawan untuk tinggal lebih lama.
  5. [caption id="attachment_239729" align="alignright" width="200" caption="jalan desa, koleksi pribadi"]
    13667658391200388985
    13667658391200388985
    [/caption] Pendidikan dan ketrampilan.  Diatas semua itu, jasa usaha wisata perlu didukung pelaku dengan pengetahuan dan ketrampilan memadai.  Pelaku jasa usaha tani dan wisata sangat berbeda jauh secara sosiologis.  Jasa wisata adalah perilaku melayani, berkomunikasi, menyediakan, mengikuti, dan bertoleransi terhadap wisatawan sesuai standar layanan tertentu.  Dilihat dari semangatnya, nampaknya penduduk Torongrejo, khususnya generasi mudanya siap berlatih dan mau belajar menjadi pelaku yang melayani.

Secara umum, desa Torongrejo masih belajar mengembangkan potensi wisata.  Implementasi program pemerintah sesungguhnya sudah siap, tinggal bagaimana masyarakat menyiapkan dirinya.  Karenanya, pengalaman praktis jasa wisata perlu dikenalkan kepada masyarakat.  Leader-leader lokal, terutama generasi muda perlu serius menangkap peluang ini.  Pengetahuan dan dinamika generasi muda ini akan menjadi andalan kemajuan desa, dengan tetap berlandaskan nilai-nilai etika dan moral masyarakat desa. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun