Happiness is the spiritual experience of living every minute with love, grace, and gratitude. - Denis Waitley
Berkesempatan menjalankan ibadah haji atau umroh adalah hal yang patut disyukuri. Â Semua muslim pasti berharap bisa pergi ke tanah suci, melunaskan kewajiban rukun Islam yang terakhir itu. Â Namun tidak semua orang bisa pergi atau terpanggil untuk kesana.
Haji atau umroh adalah perkara panggilan hati. Â Seseorang yang pergi ke tanah suci karena ada panggilan hati dan kemudian terpancarkan melalui usaha dan proses keberangkatan. Â Allah memandu hati para calon haji dan seterusnya hingga seseorang menuntaskan ibadahnya itu.
Karena ini adalah perkara hati, maka itulah menjadi sumber kebahagiaan seseorang. Â Saya bisa merasakan betapa bahagianya mereka yang berangkat ibadah haji atau umroh. Hati mereka tersambung dengan Allah dan Rasulullah SAW. Â Di tanah suci mereka akan membuktikan kebenaran Al-Quran. Inilah puncak kebahagiaan seseorang, melebihi apapun, melebihi materi atau keduniaan.
Saya bersyukur berkesempatan merasakan kebahagiaan dengan pergi ke tanah suci. Dan sewajarnya kebahagiaan itu perlu dirasankan oleh siapapun juga. Â Â Itulah sebabnya saya mengajak siapa saja untuk menyiapkan diri pergi haji atau umroh. Â Tidak usah dipikir panjang, siapkan hati agar mendapatkan panggilan Allah. Â Caranya mudah saja, simpel yakni bekerja dengan baik, beribadah istiqomah, rendah hati, ikhlas, mau belajar dan memiliki kehidupan sosial dan amal sholeh yang baik.
Minggu yang lalu ada dua orang teman berkesempatan pergi beribadah umroh, namanya namanya pak Rohim dan pak Riyanto. Â Mereka adalah karyawan yang bersahaja, yang hidupnya sangat istiqomah. Â Mereka oleh manajemen kampus dibiayai untuk umroh. Â Mereka berdua telah menunjukkan kinerja yang baik dan punya sifat yang terpuji.Â
![pak Rohim dan pak Riyanto (koleksi pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/02/20/whatsapp-image-2017-02-11-at-20-52-26-58aa2c46e422bd4f3d7f0737.jpeg?t=o&v=770)
Hingga menjelang jadwal keberangkatan, persiapan telah mereka lakukan. Â Membaca buku manasik, menyiapkan perlengkapan haji, mengenali airport, imigrasi, hingga mencari info tentang tanah suci. Mereka tidak punya pengalaman pergi ke luar negeri. Â Kedua teman itu menunjukkan semangat belajar yang tinggi. Â Saat menanyakan beberapa hal, saya yakinkan bahwa di tanah suci banyak hal yang membahagiakan. Â Saya ceritakan hal-hal yang membahagiakan di tanah suci. Â Dengan sikap rendah hati dan ikhlas, semuanya akan lancar, nyaman dan aman. Â Beribadah di Mekah atau Madinah sungguh hal yang luar biasa.
Saat menjelang keberangkatan, kedua teman tadi pamit. Â Inilah saat-saat yang mengharukan. Â Semua teman-teman kantor seolah memiliki tautan hati yang sama. Â Ini semacam perpisahan namun membahagiakan. Â Saya juga bisa merasakan betapa bahagianya pak Rohim dan pak Riyanto. Inilah hal yang mereka harapkan, dan segera menjadi kenyataan.
Sumber kebahagiaan adalah hati. Â Manakala banyak orang memiliki hati yang dekat atau terisi oleh ayat-ayat Allah, maka banyak orang yang berbahagia. Â Inilah kebahagiaan yang sesungguhnya, kebahagiaan para jamaah haji atau umroh.
Cinta merupakan sumber kebahagiaan dan cinta terhadap Allah harus dipelihara dan dipupuk, suburkan dengan shalat serta ibadah yang lainnya (Imam Al Ghazali).