Mohon tunggu...
Iwan Nugroho
Iwan Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Ingin berbagi manfaat

Memulai dari hal kecil atau ringan, mengajar di Universitas Widyagama Malang. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Lika-liku Persahabatan di Kantor

8 Februari 2017   22:51 Diperbarui: 9 Februari 2017   06:07 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi persahabatan (koleksi pribadi)

Good friends, good books, and a sleepy conscience: this is the ideal life.” ― Mark Twain

Hubungan antar kolega, bos-anak buah, rekanan, atau apapun perlu dijaga dan dipelihara.  Umumnya, hubungan seperti ini cenderung formal, mengikuti aturan atau budaya organisasi.  Sebenarnya hubungan tersebut dapat dijalin lebih baik, paling tidak mirip dengan hubungan keluarga, atau menciptakan hubungan persahabatan.

Hubungan kekeluargaan itu bisa diartikan sebagai saling mengenal lebih dekat kepada seseorang, personality dan keluarganya. Di kantor, bekerja bisa mencapai 40 jam seminggu atau lebih, waktu yang cukup untuk membangun kualitas hubungan. Hubungan ini bisa makin akrab dan menciptakan kesepahaman dan bermanfaat untuk membangun kerjasama dan meningkatkan produktivitas. Misalnya seorang karyawan punya hobi musik, maka ketrampilan itu dapat membuat hangat suasana di saat kantor punya acara tertentu.  Contoh lain, seorang karyawan yang sakit, maka teman lain membantunya agar pekerjaannya selesai.  Ketika ada keluarga yang sakit, maka teman kantor juga memahami kondisi tersebut, dan mampu mengkondisikan tugas kantor.

Hubungan kekeluargaan mirip dengan persahabatan. Kata sahabat ini menjadi simbol bagi kedekatan hubungan, mirip hubungan dalam keluarga.  Hubungan persahabatan seolah tak bisa lepas, karena ada sesuatu yang kuat mengikat secara personal, misalnya kesamaan usia, kota asal, asal kampus, hobi, atau sifat personal lain yang sama. 

Persahabatan ini dalam hubungan kantor sangat positif asal dijalankan dalam hal positif pula.  Sebuah survei di Amerika (1) tentang pengaruh persahabatan di kantor, menunjukkan 67 persen responden menikmati pekerjaannya, dan 55 persen responden menyatakan kepuasan dan hasil kerja lebih baik.  Persahabatan menciptakan kerjasama untuk menghasilkan produktivitas.

Sisi negatif persahabatan kantor

Namun demikian hubungan persahabatan kantor itu juga bisa berubah.  Ada kalanya hubungan membaik, tapi bisa memburuk, naik turun seperti keimanan seseorang. Hal ini disebabkan kantor adalah ruang publik dengan karakter budaya organisasinya.  Sementara persahabatan lebih dekat dengan hubungan pribadi.  Keduanya bisa bertemu, juga sering tidak bisa dipertemukan. 

Organisasi yang baik mampu mengantisipasi masuknya kepentingan persahabatan, atau hal-hal pribadi yang bisa mengganggu kepentingan organisasi.  Hal negatif itu bisa mengganggu hak atau kewajiban, peluang kebocoran informasi, mufakat jahat atau perilaku bahaya moral lainnya.  Karena itu, organisasi secara rutin melakukan rolling, mutasi atau tour of duty untuk mengurangi pengaruh buruk tersebut.

Organisasi tertentu bahkan melarang suami istri atau yang ada hubungan kekerabatan, bekerja di kantor yang sama.  Kalaupun dibolehkan dengan ketentuan yang sangat ketat, misalnya tidak boleh menduduki jabatan tertentu; tunjangan keluarga, asuransi, bonus atau fasilitas hanya untuk suami saja.  Hubungan keluarga atau persahabatan di kantor itu berpeluang menimbulkan penyalahgunaan wewenang (KKN).

Beberapa contoh persahabatan bisa berubah karena kebijakan kantor, misalnya salah seorang pindah tugas, promosi, atau dikenai sanksi.  Kasus seperti ini banyak terjadi (1).  Sebagai contoh dua orang saling bersahabat, keduanya sama-sama baik kinerjanya.  Kantor mempromosikan hanya satu orang.  Ini bisa mengganggu persahabatan bila seorang lainnya tidak ikhlas atau kecewa.  Apalagi itu bekerja dalam satu unit kerja, teman yang promosi menjadi bos, waaoow .. bisa tidak produktif.  Yang kecewa makin uring-uringan, terus mengeluh dan mengkritik, menjadi pengganggu dalam organisasi.

Dalam lingkungan persaingan bisnis yang makin kompetitif dan dinamis, yang konstan adalah perubahan itu sendiri, mengalahkan iman persahabatan.  Budaya kerja organisasi dipaksa optimal terus menerus, sehingga memerlukan SDM baru yang lebih kompetitif untuk menggantikan orang-orang lama.  Seleksi alami ini membuat persahabatan terganggu atau terputus.  Ini juga akan mengecewakan beberapa orang yang gagal bersaing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun