Mohon tunggu...
Iwan Nugroho
Iwan Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Ingin berbagi manfaat

Memulai dari hal kecil atau ringan, mengajar di Universitas Widyagama Malang. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bacaan Kalimat Talbiyah

12 Oktober 2013   21:20 Diperbarui: 27 Agustus 2020   16:24 14827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bacaan Talbiyah (Sumber: dahsyatnyaumroh.com)

Bacaan talbiyah itu senantiasa berdengung di telinga, terucap di bibir, meresap di dalam hati khususnya saat musim haji. Bagaimana tidak? Orang yang pernah berangkat haji akan selalu mengingatnya. 

Sejak berangkat dari tanah air, bacaan itu terucap. Saat di asrama haji, bacaan talbiyah itu diulang lagi. Saat sudah di pesawat juga diulang. Saat masuk kota Mekah mau umroh wajib, jamaah calon haji serempak mengucap talbiyah. Menjelang wukuf, talbiyah diucapkan kembali.

Dua hari ke depan ini, para jamaah calon haji 2013, segera mempersiapkan diri untuk wukuf. Sebagaimana sabda Nabi, Al-hajju Arafah, yang artinya inti haji adalah melaksanakan wukuf di Arafah. 

Seluruh jamaah haji yang sedang berada di Mekah, akan mulai bergeser ke arah timur kota menuju Arofah. Sementara itu, umat muslim seluruh dunia memfokuskan dan merenungkan kembali perjuangan nabi Ibrahim dan Ismail, dengan melaksanakan ibadah kurban.

Kalimat talbiyah selengkapnya adalah Labbaik Allahumma Labbaik, labbaika la syarika laka labbaik inna al hamda wa an ni’mata laka wa al mulk la syarika laka. 

Kalimat talbiyah memiliki arti sebagai berikut : (i) Labbaik allahumma labbaik, artinya kami memenuhi dan akan melaksanakan perintah-Mu ya Allah, (ii) Labbaika laa syariika laka labbaik, artinya tiada sekutu bagi-Mu dan kami memenuhi panggilan-Mu, (iii) Innal hamda wanni'mata laka wal mulka, laa syarikalak, artinya sesungguhnya segala pujian, nikmat dan kekuasaan/kekuatan adalah milik-Mu dan tidak ada sekutu bagi-Mu. 

Kata-kata talbiyah tersebut memiliki makna mendasar bagi setiap muslim, bukan hanya untuk jamaah haji. 

Pertama, talbiyah merupakan janji setiap muslim untuk memenuhi panggilan Allah. Panggilan untuk memenuhi rukun Islam terakhir. Janji yang secara sadar dan ikhlas dikeluarkan dari dalam hati, dan dinyatakan dengan amal dan perbuatan untuk memenuhi syariat dan akhlak haji.

Kedua, talbiyah merupakan pernyataan seorang muslim tentang keesaan Allah. Tiada Tuhan selain Allah. Allah yang memanggil setiap muslim untuk menjadi tamu di kota suci Mekah. Jadi, orang berhaji adalah karena Allah, bukan karena alasan lainnya, apalagi alasan atribut keduniaan.

Ketiga, talbiyah menunjukkan pengakuan akan kekuasaan dan kekuatan Allah. Manusia adalah makhluk yang kecil dihadapan Allah.  Pujian, nikmat dan kekuasaan adalah milik Allah, bukan milik manusia. Dengan berihram, manusia secara sadar melepaskan diri dari atribut keduniaan (pujian, nikmat dan kekuasaan dunia), dan menyadari esensi penciptaan manusia adalah beribadah hanya kepada Allah. 

Bacaan talbiyah seharusnya menjadi komitmen manusia dan kemanusiaan dilandasi keesaan Allah. Bagi yang sudah berhaji, komitmen itu sudah sudah nyata dengan menyaksikan berbagai bukti kehidupan kota Mekah atau Madinah. Jamaah haji membuktikan dengan kepala, mata dan telinga menyaksikan kebesaran Allah, kebenaran AlQuan, peninggalan sejarah kenabian atau kisah para sahabat selama ziarah ke dua kota suci itu.  Karenanya para haji dengan predikat mabrur akan dapat memelihara nilai-nilai keesaan Allah, dan menghadirkan akhlak haji dalam kehidupannya.

Makna secara umum bacaan talbiyah bagi kehidupan kemanusiaan adalah melahirkan kerendahan hati. Dengan sikap ini, manusia akan menempatkan kehidupan dunia dalam kerangka mencari ridho Allah. 

Hubungan antar manusia untuk menemukan dan menghasilkan kemanfaatan dan kemaslahatan bersama. Hidup saling menghargai dan menghormati sekalipun tidak menutup adanya perbedaan. Kehidupan tidak lagi menonjolkan atribut keduniaan dalam wujud pujian, nikmat dan kekuasaan dunia. 

Insya Allah tidak ada lagi kesombongan, kesewenang-wenangan, penyalahgunaan jabatan, menumpuk kekayaan, atau perilaku korupsi.  Semuanya dalam kerendahan hati, memohon ampun dan hanya memuji kebesaran Allah

Semoga warga bangsa ini, dapat memaknai dengan sebaik-baiknya bacaah talbiyah tersebut. Insya Allah, negeri ini akan senantiasa mendapatkan perlindungan dan ridho Allah SWT, menjadi negeri yang adil, makmur dan sejahtera (baldatun toyibatun warobun ghofur). 

Lembah Panderman, 12 Oktober 2013 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun