Betapa senangnya warga Kabupaten Malang dan sekitarnya, termasuk wisatawan. Mengapa? Karena kini jalur lintas selatan (JLS) antara Pantai Balekambang dan pantai Sendangbiru sudah tersambung. Jalan beraspal halus mulus, dan luar biasa indah pemandangannya. Dua pantai itu adalah tempat tujuan wisata yang sudah berkembang. Sebelum ini, antara keduanya belum connecting menyeluruh. Padahal, jarak antara dua pantai itu hanya sekitar 24 km.
JLS berukuran lebar 7 hingga 8 m, dengan mutu jalan yang bagus. Jalan ini menembus hutan konservasi, lahan pertanian, termasuk memotong bukit dan melintasi pegunungan kapur selatan. Jalan ini mirip dengan JLS Pacitan ke Panggul. Di beberapa tempat, jalan melewati pesisir sehingga menawarkan pemandangan pantai dan lautan India yang indah. Jalan yang berkelok, yang naik dan turun, jembatan, berpadu dengan vegetasi di tepi jalan, serta perbukitan, membuat mata sangat betah untuk menikmati lukisan dan lansekap alam. Jalan ini kabarnya baru selesai satu bulan. Begitu mendengar kabar tersebut, penulis buru-buru ingin melihat ke sana pada minggu kemarin (14 Juli 2016).
Memang pengembangan JLS agak komplek dan banyak kendala. Alasannya bukan sekedar kendala pembiayaan. Namun, wilayah sekitarnya merupakan kawasan konservasi, memiliki fungsi ekologi, flora dan fauna yang khas. JLS berpeluang mengganggu konservasi ekosistem alami di sana. Hal ini memerlukan perhitungan yang cermat perihal manfaat dan cost termasuk dalam aspek sosial dan lingkungan.
Berkembangnya JLS dan wisata pantai dapat menarik arus orang, barang dan jasa dari luar wilayah. Di area wisata pantai berkembang jasa parkir, warung makanan minuman, toko-toko, camping, mandi/WC, dan penginapan/homestay. Sementara di pinggir JLS dapat ditemukan aktivitas ekonomi bakul cimol, sempol, cilok, mobil warung makan, hingga warung permanen lalapan atau ikan bakar.
Begitu nyamannya jalan JLS baru itu, dapat terjadi kemungkinan-kemungkinan berikut:
- Masuknya penduduk luar wilayah mengais rejeki dalam bidang wisata dan penunjangnya. Hal ini akan menciptakan peningkatan kepadatan penduduk, kemacetan lalu lintas, dan permasalahan sosial
- Terjadi kemacetan lalu lintas di jalur lama, yakni Malang-Balekambang dan Malang-Sendangbiru. Jalan lama hanya selebar 4-5 m tidak akan mampu menampung lalu lintas wisatawan ke pantai khususnya di hari libur.
- Terjadi perubahan arah dan beban lalu lintas pada jalur lama. Jalur Malang-Sendangbiru memiliki medan lebih sulit dan berisiko, seperti lebih berkelok, rawan longsor dan jurang; dibanding Malang-Balekambang. Karenanya, jalur Malang-Balekambang lebih dipilih banyak orang dan menjadi lebih padat. Bahkan orang akan lebih suka pergi ke Sendangbiru, melalui Malang-Balekambang, dan Balekambang-Sendangbiru, dan arah sebaliknya saat pulang.
Pembaca, buruan mengunjungi dan menikmati keindahan JLS Balekambang-Sendangbiru, dan siap-siap macet di hari libur.