Mohon tunggu...
Iwan Nugroho
Iwan Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Ingin berbagi manfaat

Memulai dari hal kecil atau ringan, mengajar di Universitas Widyagama Malang. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Enam Kelebihan pada Diri Seorang Penulis

10 Juli 2016   15:57 Diperbarui: 10 Juli 2016   16:03 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://iheart-organic.com/

Dengan menulis, banyak hal yang didapat seseorang (lihat juga tulisan penulis sebelumnya disini).  Ia melewati berbagai tahapan komplek yang menguras pikiran, ketrampilan dan energi untuk menghasilkan sebuah karya tulis.  Ia dapat menjangkau jauh tentang kedalaman dan keluasan suatu obyek tulisan. Ia bisa mengembangkan imajinasi. Penulis juga bisa mengidentifikasi suatu masalah, dan membaca gejala tentang suatu fenomena. 

Dengan waktu, ketrampilan dan kemampuan menulis akan semakin teruji.  Rukun Iman penulis seperti disampaikan Khrisna Pabichara, yakni mental, teknik, intelektual, membaca, gaul, dan ketabahan akan terasah dan melekat pada diri penulis. Pengalaman ini membentuk karakter penulis dengan kelebihan-kelebihan tertentu.  Karena itu wajar bila seorang penulis kemudian menjadi rujukan pengetahuan, tempat bertanya, dan diadalkan.  Wajar pula seorang penulis kemudian diberi amanah jabatan, menjadi panutan atau menjadi pemimpin.

Ada enam kelebihan yang melekat pada diri seorang penulis.

Pertama, adaptasi dalam penguasaan teknologi dan aplikasi software.  Menulis membutuhkan alat tulis, teknologi menulis, dan software untuk publikasi.  Jaman dulu menulis perlu mesin ketik, mengerti kertas dan memahami cara kerja mesin stensil.  Kini, menulis dapat menggunakan pengolah kata dengan gadget, mengerti akses wifi, edit image, ngeblog, dan posting artikel.  Teknologi harus dikuasai, agar penulis ada di jajaran terdepan menggali dan update informasi dan tulisannya connecting dengan pembaca.  Teknologi ini secara umum membantu penulis untuk menggali informasi, menganalisis informasi, dan mempercepat proses hingga penerbitan tulisan.

Kedua, kreatif dan cerdas dalam mengembangkan ide atau isyu. Dunia informasi berubah sangat cepat.  Informasi berubah dalam hitungan detik.  Penulis selalu update informasi, ia perlu cepat mengolah informasi.  Penulis perlu berkreasi, menemukan sudut pandang, membangun keunikan dan menunjukkan perbedaan dengan tulisan yang sudah ada.  Karakter seorang penulis selalu identik hal-hal baru, ide orisinal dan isyu yang relevan dan bermakna.

Ketiga, berpikir kritis mengembangkan konsep baru.  Kecerdasan mengembangkan ide (poin kedua) perlu dilatih terus menerus. Hal ini penting agar penulis selalu berada dalam penguasaan gagasan yang lengkap dan valid.  Hal ini merupakan syarat terpenuhinya penyusunan premis, logika, atau  alur pikir sebagai kerangka dasar penyusunan konsep. Demikianlah, penulis akan selalu utuh, relevan dan updated dalam pemikiran dan konsep. 

Keempat, kemampuan determinasi menghadapi tekanan dan deadline. Proses lahirnya tulisan adalah sangat rigit waktu.  Seorang penulis bekejaran dengan waktu untuk menemukan isu, menganalisis dan menerbitkan tulisan.  Lihat saja cara bekerja para wartawan, yang bekerja mulai dari lapangan, proses redaksi, hingga publish. Ini juga dialami penulis dari kalangan dosen, peneliti, analis ekonomi, atau dokter.  Penulis harus memiliki determinasi tinggi agar tulisannya selalu update dan memberi manfaat.  Profesi apapun juga mementingkan momentum untuk mengambil keputusan.

Kelima, persuasi dengan orang lain atau pembaca. Profesi menulis adalah melayani untuk kepentingan dan kebutuhan pembaca.  Materi tulisan disampaikan dan menyesuaikan dengan kebutuhan, pemahaman, dan budaya pembaca.  Penulis harus melatih otak kanannya berfungsi optimal, untuk mengembangkan emosi dan spiritualnya agar dapat diterima oleh pembaca.  Penulis haruslah orang yang sabar, dan mampu mengendalikan dirinya, bukan saja penting untuk kepentingan pembaca, tetapi juga untuk mengembangkan intelektualnya.

Keenam, amal yang nyata. Kemampuan menulis memiliki dua sisi yang berlawanan.  Sisi negatifnya, menulis untuk mengumbar nafsu, atau kepentingan jangka pendek.  Hal ini tidak perlu dibahas.  Kemampuan menulis untuk hal positif, berkorelasi dengan iptek, memajukan kebudayaan dan meningkatkan martabat kemanusiaan. Menulis hal positif adalah amal yang nyata bagi penulis maupun untuk masyarakat luas.   Penulis berorientasi kepada kemanfaatan umat.

Malang, 10 Juli 2016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun