tentang Leclerc. Â Berharap kehadirannya di F1 memberi suasana lain dengan kemenangannya di sirkuti Belgia (1/9). Minggu kemarin (8/9) ia ternyata menang lagi di sirkuit Monza. Â Kini ia menjadi perhatian dan makin diperhitungkan.
Minggu yang lalu saya menulisSirkuit monza bergemuruh. Â Penonton bersorak dan heboh. Â Punggawa dan pembesar Ferrari melonjak dan saling berpelukan dan juga terharu. Â Saya juga ikut gembira menyaksikan Charles Leclerc akhirnya menang di sirkuit Monza, kandang Ferrari.
Menunggu 9 tahun bukan hal yang nyaman bagi sebagian besar orang italia. Kini Ferrari menang di kandang. Â Gelar terakhir Ferrari diperoleh Fernando Alonso pada tahun 2010. Â Sembilan tahun itu terlalu menyesakkan, mereka selalu kalah dibawah bayang-bayang Marcedes dan Hamilton. Leclerc berhasil membuat pelita kegembiraan. Â Hal yang tidak pernah terbayangkan hingga minggu lalu. Â Lecrerc bak pahlawan yang memberi harapan itu.
Kegembiraan ini nyaris sirna seandainya 15 menit sebelumnya Hamilton berhasil overtake Leclerc. Â Sedikit kejadian slip membuat Hamilton nyaris masuk gravel saat upayanya mendahului Leclerc gagal. Â Meski kecewa, Hamilton mengaku hari itu adalah miliknya Leclerc dan publik Monza. Â Dalam kekecewaannya, Hamilton seolah ingin menguji kemampuan Leclerc di seri-seri berikutnya. Â Suatu perasaan kecewa bercampur dengan sportif.
Leclerc kini sudah membuktikan dirinya mulai diperhitungkan. Â Memenangkan dua kali berturut-turutan di Belgia dan Italia. Â Ini adalah rekor tersendiri bagi pendatang baru.
Lacrerk mampu menghadapi tekanan dua pembalap Marcedes, dengan kesabarannya. Â Penggemar F1 pasti dibuat dag dig dug saat beda waktu Leclerc dan Hamilton kurang dari 1 detik, mulai putaran 35 hingga 50. Â Begitu gigihnya Hamilton menguntit Leclerc.
Dari sini juga nampak kemampuan Leclerc menguasai mobil dan sirkuit, dan ketrampilan improvisasi menahan tekanan lawan. Upaya keras Ferrari meningkatkan performa mobil terbayar oleh penguasaan teknis Leclerc.
Kini Leclerc mencuri perhatian. Â Tidak salah, bos Marcedes Toto Wolff ikut memuji Leclerc sebagai calon juara dunia ke depan. Â Selain kemampuan teknisnya, karakter individunya yang penyabar, dan rendah hati, menjadi potensi menjadi seorang juara.
Pertanyaannya, apa yang harus dilakukan Leclerc utk membuktikan ia memang pantas menjadi juara.
Pertama, ia harus mampu bersaing dengan Hamilton. Â Bagaimanapun Hamilton saat ini masih yang terbaik. Secara teknis, Hamilton selalu kencang, menyalip siapapun yang ada di depannya, menggeber mobilnya hingga posisi terdepan. Â Ia akan kejar pembalap lain hingga garis finish. Â Ia juga membuat kesalahan sangat minim. Â Leclerc harus menyamai atau melebihi kesempurnaan Hamilton, agar ia bias juara.
Kedua, Leclerc harus lebih ngotot, menggeber mobil lebih kuat. Â Ia harus merasakan kekuatan dan ketahanan maksimal mobil, agar Ferrari tahu titik kritikal mesin dan menyediakan mobil lebih mumpuni. Â Kita sementara belum tahu kengototan Leclerc, apakah sudah maksimal atau baru setengahnya. Â Ketahanannya menghadapi Hamilton sedikit membuktikan hal tersebut. Â Rasanya ngototnya Leclerc juga belum menyamai Vettel.