Aku duduk di ketinggian
Disini tepampang horizon langit luas
Aku memandang jauh..sejauh renunganku yang tidak berhenti
Renungan tentang kemarin .. juga apa yang terjadi hari ini
Merenung tentang perjalanan yang tak tahu kapan berakhirnya
Aku melihat ke bawah sana
Danau Putrajaya ini... tenang, seolah diam membisu
Membisu juga penuh makna
Danau ini seolah menyapa.. menemani dan masuk dalam relung dan renunganku
Kesinilah..aku bersamamu,.. katanya
Senja ini.. sejak matahari tinggi tadi
Menemani aku diam dalam hanyut dan larut merenung
Bias sinar melemah ... gelap menghadap
Warna air danau seolah menghilang
Gelap kanopi pepohonan memudar
Jalanan makin tak nampak
Detik waktu terus lewat
Semua masih nampak diam
Alam senja ini .. seolah menyapa dan tersenyum, memberi cinta
Ya Allah.. maha suci engkau,..terpujilah engkau
Inikah bahasa alam.. yang tidak semua orang paham
Sejenak hati ini berdegup mencari ... untuk bersimpuh dan sujud
Langit sudah gelap
Deret lampu menghias tepian danau membentuk untaian pelita
Pelita itu memantul dan bergerak oleh hembusan angin dan riak air
Alam punya bahasa sendiri, menyapa lembut mengajak
Segeralah mengambil pena.. menuliskan kata-kata cinta
Everly Hotel, Putrajaya, Malaysia, 22 Juli 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H