Pemberdayaan Kerja Bakti
Kerja bakti adalah salah satu bentuk dari kehidupan bertetangga. Kepedulian seseorang dalam kerja bakti demikian terlihat jelas dalam uraian di atas. Ada kebersamaan, silaturahmi, berbagi, berkontribusi yang berorientasi sosial. Juga yang pasti adalah manfaat kebersihan lingkungan, selain manfaat yang diperoleh secara individual.
Manfaat sosial lainnya adalah untuk meningkatkan kewaspadaan sosial bertetangga. Silaturahmi dalam kerja bakti dapat memonitor seseorang, misalnya sedang keluar kota, berhalangan atau sakit. Dengan demikian warga dapat mengkondisikan, memberi bantuan atau pertolongan.
Khususnya di lingkungan kota, dengan kehidupan modern yang makin individual, tidak jarang ada saja rumah tangga yang tidak mau berinteraksi. Dalam banyak hal, tetangga yang tertutup ini memiliki masalah. Melalui silaturahim hasil kerja bakti, dapat mendeteksi hal-hal yang mencurigakan, kemiskinan, tindakan kriminal, atau gangguan sosial lainnya.
Manfaat positif kerja bakti perlu diberdayakan. Kiranya hal ini dapat diagendakan secara terstruktur oleh desa, RW atau RT. Yang lebih penting adalah inisiatif warga, karena mereka paling mengenal kondisi lingkungan dan antisipasi permasalahannya. Agenda dapat disesuaikan dengan budaya dan kehidupan setempat. Misal, kerja bakti diagendakan pada peringatan hari kemerdekaan, musim penghujan, atau momen lainnya.
Kerja bakti sebelum musim penghujan bertujuan untuk mengantisipasi genangan atau melihat saluran drainase. Kerja bakti setelah musim penghujan untuk mengatisipasi wabah penyakit misalnya DB, atau lainnya.
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan menyakiti tetangganya". (HR Bukhari)
“Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah yang terbaik di antara mereka terhadap sahabatnya. Dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah yang terbaik di antara mereka terhadap tetangganya.” (HR Tirmidzi)