Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Tantangan Kampanye dan Harapan Capres AS Kamala Harris

24 Juli 2024   08:38 Diperbarui: 24 Juli 2024   08:47 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tantangan dan Harapan Capres Kamala Harris dalam Kampanye 

Penanganan Isu Imigrasi oleh Kamala Harris. 

Isu imigrasi merupakan salah satu masalah terbesar yang dihadapi Kamala Harris dalam kampanye kepresidenannya. Isu ini semakin memanas dengan teori Replacement yang dihembuskan oleh Partai Republik, yang menakut-nakuti warga Amerika bahwa pekerjaan mereka akan diambil alih oleh imigran. Ketakutan ini membuat banyak warga Amerika merasa sangat tidak puas dengan kebijakan awal Presiden Biden yang melonggarkan aturan imigrasi, yang menyebabkan lonjakan migrasi di perbatasan selatan. 

Ironisnya, kebijakan imigrasi yang membutuhkan banyak imigran untuk mempercepat kemajuan perekonomian AS ini sebenarnya dimulai oleh Partai Republik di bawah Presiden Ronald Reagan. Pada saat itu, kebijakan ini dianggap perlu mengingat jumlah penduduk AS yang tidak cukup untuk mempercepat produksi yang diminta oleh industri dalam negeri. Presiden Biden mencoba untuk mengakomodir kedua sisi isu ini dengan melakukan "Balancing Act."

 Di satu sisi, Biden memenuhi kuota permintaan imigran untuk petani dan industrialis dari Partai Republik, yang bagus untuk produksi dan menambah barang serta jasa guna menurunkan inflasi. Di sisi lain, Biden menekan angka imigran untuk meredakan ketakutan golongan menengah yang didorong oleh Partai Republik.

Namun, protes dari kelompok pekerja Partai Republik semakin keras, ditambah dengan musim gelombang imigrasi yang memang sedang terjadi. Tekanan yang besar ini membuat polling Biden turun drastis. Oleh karena itu, Biden memberlakukan Keputusan Presiden untuk memperketat aturan imigrasi, sehingga jumlah imigran turun drastis. Meskipun masalah ini tampaknya sudah teratasi, media terus menyoroti bagaimana tanggapan Kamala Harris.

Harris, yang telah bolak-balik ke perbatasan dan diberi tanggung jawab atas beberapa kebijakan imigrasi di bawah Biden, kini harus menghadapi pertanyaan: apakah ia masih harus mencoba meyakinkan pemilih bahwa ia akan lebih tegas dibandingkan Biden? Harris memahami bahwa untuk memenangkan hati para pemilih, ia harus menunjukkan bahwa ia mampu menangani masalah imigrasi dengan lebih baik dan tegas.

Dalam beberapa pidatonya, Harris berusaha meyakinkan pemilih bahwa ia memahami kompleksitas masalah imigrasi dan berkomitmen untuk menemukan solusi yang adil dan manusiawi. Ia menekankan pentingnya keamanan perbatasan sekaligus menunjukkan rasa kemanusiaan terhadap para imigran. Harris juga berjanji untuk bekerja sama dengan Kongres untuk mereformasi sistem imigrasi agar lebih efisien dan adil. 

Kesimpulannya, penanganan isu imigrasi oleh Kamala Harris mencerminkan keseimbangan antara kebutuhan ekonomi negara dan ketakutan yang dirasakan oleh sebagian warga. Dengan pendekatan yang tegas namun manusiawi, Harris berusaha meyakinkan pemilih bahwa ia adalah pemimpin yang tepat untuk menghadapi tantangan ini. Sikapnya yang proaktif dan penuh empati diharapkan dapat membawa perubahan positif dan memperkuat posisinya dalam kampanye kepresidenan.

Kesimpulan dari isu imigrasi,  bahwa Kamala Harris menghadapi tantangan besar terkait isu imigrasi dalam kampanye kepresidenannya. Partai Republik mengangkat teori Replacement untuk menakut-nakuti warga Amerika bahwa pekerjaan mereka akan diambil alih oleh imigran, menciptakan ketidakpuasan terhadap kebijakan imigrasi yang lebih longgar di awal pemerintahan Biden. 

Meskipun kebijakan imigrasi diperlukan untuk mempercepat kemajuan ekonomi AS, Biden harus melakukan tindakan penyeimbangan antara kebutuhan ekonomi dan ketakutan warga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun