Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memimpin Perdamaian dari Rumah ke Semua Bangsa

22 Juli 2024   01:36 Diperbarui: 22 Juli 2024   02:49 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misi Penggembalaan Perdamaian Dimulai Dari Rumah Sampai Antar Bangsa

Hari ini adalah Minggu Biasa ke-16, sebuah hari yang penuh dengan refleksi dan pembelajaran dari kitab suci di seluruh dunia. Bacaan pertama pagi ini berasal dari Nabi Yeremia (Jeremiah), yang dikenal dalam Islam sebagai Armiyah, hidup sekitar tahun 650-570 SM. Di sinagog dan masjid di Timur Tengah, bacaan ini sering dibaca bersama, melanjutkan tradisi yang dimulai sejak zaman Musa. Pesan utama dari bacaan ini adalah tentang memimpin orang-orang dengan baik, atau cara penggembalaan umat yang efektif.

Makna Penggembalaan

Istilah "penggembalaan" berarti memberikan perlindungan, pengarahan, dan pengawasan kepada sekelompok orang. Di Amerika, konsep ini diterapkan pada anak-anak dari SD hingga SMA. Mereka disebut "anak gembalaan" yang tidak pernah salah karena selalu dipantau dan diarahkan. Jika mereka tersesat, mereka akan dikembalikan ke jalan yang benar. Jika mereka berselisih, mereka akan dipisahkan dan didamaikan untuk menyudahi perselisihan dan memberi kedamaian jiwa atau konseling. Pengalaman di sekolah menengah seringkali menunjukkan bahwa kita bisa bereksperimen dan berkreasi tanpa menghadapi konsekuensi yang berat, karena selalu ada pengawasan dan bimbingan.

Penggembalaan dalam Perspektif Keagamaan

Dalam konteks keagamaan, kita sering merasa aman dengan "penggembalaan jiwa" ilahi. Seperti domba yang digembalakan oleh Tuhannya, kita percaya bahwa Tuhan akan selalu membimbing dan melindungi kita. Kitab suci menjadi alat bimbingan yang menyediakan panduan tentang kehidupan para nabi sejak zaman sebelum Yesus hingga setelahnya. Mengapa kita harus takut bereksperimen dan berkreasi dalam kehidupan keumatan jika kita percaya bahwa Tuhan selalu membantu kita memahami arti kitab suci, roh, atau jiwa kita?

Penggembalaan Menurut Nabi Yeremia, rasul Markus, dan Paulus

Dalam bacaan dari Nabi Yeremia, kita diajak untuk aktif bertindak nyata untuk tidak membiarkan setiap umat yang tersesat. Penggembalaan yang baik berarti memulihkan keadaan yang penuh kedamaian jiwa. Dan juga harus menjanjikan kesuksesan yang bangkit dari penderitaan dan ketakutan akan keterpurukan yang dalam, atau traumatis. 

Mazmur 23:1-6 juga dipercaya dapat menguatkan hati dan jiwa dalam melalui hari hari penuh penderitaan, karena lagu ini melantunkan permohonan pada Tuhan. Banyak orang lebih suka melantunkan lagu yang sarat dengan perasaan hati yang mendalam, dirasa demikian karena lebih nyata menyentuh kalbu ketimbang doa bacaan, bahkan ada penyanyi sampai meneteskan air mata saat membayangkan kesedihan dan deritanya. Hati Sang Penggembala utama tentunya akan langsung luluh dan akan segera kembali menggembala kita yang pernah hilang dan melupakanNya, mengembalikan ketenangan jiwa kita dengan berkah karya penyelamatan kita dari malapetaka atas keliaran kita sebagai domba.

Nabi Muhammad SAW juga menekankan bahwa setiap orang adalah penggembala dalam hak mereka sendiri, bertanggung jawab atas "kawanan" mereka, apakah itu keluarga, komunitas, atau kelompok apa pun yang mereka pimpin. .  Walaupun seorang pegawai di bawah kepala bagian, tetapi dalam rumahnya ia menjadi pemimpin bagi anak-anak dan istrinya. Seorang istri biar bagaimana pun tinggi dalam kecintaan suaminya, tetapi tetaplah ia dalam pimpinan suaminya; tetapi dalam rumah tangganya, anak-anaknya, orang-orang pekerjanya serta bagian harta benda suaminya yang ada dalam pertanggungannya, seorang istri adalah sebagai pemimpin juga. Termasuk raja yang baik memerintah seluruh rakyatnya tetapi kebaikannya dipimpin oleh Tuhan atau dalam perkataan lain oleh peraturan qadha dan qadhar

Surat Paulus kepada Jemaat di Efesus 2:13-18

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun