Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hipokritik Perusahaan Media, Kasus: Apple

1 Juli 2024   23:55 Diperbarui: 1 Juli 2024   23:57 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input: idownloadblog.com

Pada hari Minggu 30/6/2024, John Stewart memberikan bocoran yang menggemparkan dalam business Media Platform, karena lucu sekali. Komedi ini menjadi lucu, karena bahwa dia sendiri sedang bekerja pada Apple Inc. dan mengekspos keanehan bahwa Apple meraup keuntungan Triliunan dollar setiap tahunnya di atas kesulitan orang membayar setiap firm warenya yang harganya digenjot setinggi tingginya, atau price gouging. Konteks lucunya, dia mengungkap ketidak wajaran, bahwa dalam rasa serba prihatin untuk memerangi inflasi yang tinggi 3.27% yang menyengsarakan orang banyak bosnya Apple malah ikut meraup keuntungan. Seketika dalam talk show itu bos Apple segera mendekati dan memberi sinyal untuk di cut. Dia mengatakan sebagai pegawai pasti akan melariskan acaranya termasuk Apple sekuat tenaganya walaupun terus saja dia adalah pribadi yang bersahaja dan komedian yang penuh rasa kemanusiaan. 

Kemanusiaan adalah satu satunya dasar atau bahan materi utama komedi, yang diolah secara bebas liberal untuk berkreasi dan berekspresi dan menjadi lucu. Semakin lucu maka akan semakin memancing gelak tawa atau membagi kebahagian seketika. Dalam pengertian pemikiran liberal yang serba bebas berkreasi dan berekspresi pasti akan selalu banyak bersinggungan dengan isu topik konyol, termasuk praktek bisnis yang konyol dan tidak etis, karena praktek bisnis melakukan strategi meraup keuntungan terbanyak, dengan menggunakan AI. Cara ini sebetulnya bisa diperdebatkan, karena semua variabel bisnis yang sudah diproses AI menghasilkan berbagai opsi keuntungan maksimal berdasarkan opsi strategi pricing. Jadi ini adalah hasil murni analisa AI yang tidak memasukkan variabel rasa empati dalam situasi inflasi. Variabel empati adalah faktor kemanusiaan yang penuh rasa tenggang rasa, setia kawan dan patriotisme yang serba membela kepentingan orang banyak. Ini sebetulnya sangat masuk akal dan menguntungkan dalam perhitungan AI dalam jangka panjang, karena faktor utama bisnis adalah sustainability market, atau pasar yang selalu ada pembelinya. Atau bahkan para pembelinya akan berkembang makin berduit dan makin menyebar menjadi banyak. Jadi secara utopia, tabungan yang tidak habis dipakai beli iphone yang mahal bisa digunakan untuk investasi dan menghasilkan kekayaan yang berantai dan menyebar luas ke semua masyarakat. Berarti tidak ada sedikitpun terbersit usaha memiskinkan market. Ini konsep market growth atau sustainable market. Contohnya perusahaan koperasi the Mondragon bentukan pastor Jose Maria yang sukses menggunakan nilai kemanusiaan, di kota Basque, selatan Perancis. 

Di Apple TV, Jon Stewart menamakan shownya "The Problem With Jon Stewart". Dan ketegangan kepentingan dalam show yang sudah laku dan viral show, terpaksa seketika ditunda sehari dan akhirnya dibubarkan. Sehingga gagalnya acara podcast yang seharusnya ditayangkan pada awal minggu ini di Apple TV streaming menjadi arang. Sekarang tinggal cerita Jon tentang acara ini, sedianya menampilkan ekonom populis jaman Bill Clinton, Larry Summers . Pada waktu itu di jaman Clinton, masih ada populis sejati yang murni membela semua masyarakat, bukan hanya lapisan masyarakat super rich yang 1 atau 5% saja, seperti Larry Summers. Sekarang Larry Summers menjadi seperti populis sayap kiri atau demokrat sayap kiri. Lain dengan Trump yang juga tidak kalah populisnya tetapi sayap kanan atau yang hanya memihak 1% dari lapisan super rich saja atas nama 99% rakyat biasa, atau Trump berhasil menjadi ilusionis terpercaya. Sehingga pergeseran dan klaim populis ini menjadi jelek dan nama yang mengerikan untuk dipakai dikalangan demokrat. Bahkan di seluruh dunia nama populis ini sudah menjadi trade mark atau label sayap kanan yang suka membuat ilusi atau disinformasi tentang perjuangan tipu tipunya, sekarang yang lagi viral selain Trump ada Marie Lepen dari Perancis yang baru menang pemilu parlemen. Pola pola mudahnya jaminan kemenangan pemilu di seluruh dunia ini sekarang, disebabkan tingkat kepercayaan masyarakat sangat tinggi pada janji janji kampanye palsu yang ternyata malah berubah menjadi kacau dan berubah menjadi pemerintahan diktator. Contohnya Bibi Netanyahu dari Israel dan Victor Urban dan masih banyak lainnya yang lagi menjadi tren tertipunya para pemilih. 

Lain dengan model populis orisinil di tahun 80an, seperti Larry Summers yang sangat tidak populer buat kalangan super rich, karena menerapkan keadilan tanpa pandang bulu termasuk pada super rich yang harus membayar pajak sama dengan rakyat biasa, dan tidak menolak untuk memberi stimulasi trickle down ekonomi yang menyengsarakan rakyat. Nah nama sejarah Larry Summers dengan prestasi dan perjuangan kemanusiaan dan keadilan sampai saat ini, pasti cocok untuk berkolaborasi dalam talk show ini. Benar saja acara ini seketika menjadi sangat kontroversial yang diliput di semua kantor berita di AS, dan bahkan di seluruh negara yang mempunyai kemerdekaan pers.

Sedangkan Jon adalah seorang komika gaek yang menjadi bos Daily Show menggantikan Trevor Noah adalah komika yang sangat menguasai dunia perkomikan dan bahkan menjadi mentor semua komika tersohor di dunia seperti Jimmy Fallon, Jimmy Kimmel,, Stephen Cohlbert and Trevor Noah sendiri. Sebetulnya Jon adalah pemimpin Daily Show sampai dia minta pensiun, tetapi setelah Trevor Noah minta pensiun dia harus kembali, karena di level Trevor belum ada bibit yang sudah moncreng. Sepertinya Jon ini sudah siap untuk pindah ke Apple TV, tetapi rupanya tidak mulus dan tidak bisa memaksimalkan kreasi liberal yang serba bebas berekspresi, jadi terpaksa kembali dari cuti sementaranya.

Peluncuran Acara, Jon Stewart memulai acaranya, "The Problem With Jon Stewart," di Apple TV+ dengan tujuan untuk membahas isu-isu sosial yang mendalam dan berkelanjutan. Acara ini berfokus pada topik-topik kompleks melalui perspektif para pemangku kepentingan, ahli, dan individu yang menghadapi tantangan ini.


Keberhasilan Awal, acara ini diterima dengan baik karena kontennya yang mendalam dan pendekatan unik Stewart dalam membahas isu-isu penting. Tujuan utama acara ini adalah menyediakan platform untuk diskusi jujur dan kritis yang mungkin tidak banyak dibahas di media arus utama, walaupun di media salah satu yang terbesar di dunia, Apple TV.

Munculnya Konflik, meskipun keberhasilan awalnya, konflik mulai muncul antara Stewart dan Apple mengenai arah dan konten acara. Area kunci ketidaksepakatan termasuk nada acara dan subjek yang diangkat, khususnya topik seperti AI dan China yang dianggap sensitif atau kontroversial oleh eksekutif Apple.

Insiden Spesifik dengan Larry Summers, Konflik signifikan terjadi selama wawancara dengan ekonom Larry Summers. Summers menyoroti ironi Stewart menjadi pembawa acara di Apple TV+, sebuah korporasi yang dikenal karena margin keuntungannya yang besar. Stewart setuju, menekankan bahwa semua korporasi, termasuk Apple, mendapatkan keuntungan dengan mengorbankan konsumen.

Setelah rekaman, eksekutif Apple menyatakan kekhawatiran mereka tentang segmen tersebut, yang memicu negosiasi selama dua minggu tentang apakah episode tersebut harus ditayangkan. Insiden ini menyoroti perbedaan mendasar dalam tujuan: Stewart menginginkan konten yang jujur dan mendalam, sementara Apple TV pasti lebih melindungi kepentingan korporatnya.

Kesadaran Akan Ketidaksepahaman. Melalui negosiasi ini, menjadi jelas bahwa tujuan Stewart untuk acara tersebut tidak sejalan dengan prioritas korporat Apple. Stewart fokus untuk memproduksi konten terbaik tanpa menghindari kontroversi, sementara Apple khawatir tentang dampak potensial konten terhadap bisnis mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun