Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tren Khotbah Ilmiah tentang Tuhan a la Ilmuwan Dunia

26 Juni 2024   00:16 Diperbarui: 26 Juni 2024   03:29 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sobrehistoria.com

Kode Digital dalam DNA: Poin utama ketiga Meyer berfokus pada penemuan-penemuan di bidang biologi molekuler, khususnya struktur DNA. Heliks ganda, ditemukan oleh James Watson dan Francis Crick pada tahun 1953, berfungsi seperti kode perangkat lunak yang kompleks. Urutan nukleotida dalam DNA menyerupai bahasa tertulis atau sistem informasi digital, sehingga menunjukkan adanya sumber yang cerdas.

Tidak Dapat Dijelaskan oleh Penyebab Alami: Meskipun terdapat banyak teori, asal usul informasi kompleks dalam DNA masih belum dapat dijelaskan oleh proses naturalistik. Banyak ilmuwan berpendapat bahwa pengkodean yang rumit hanya dapat muncul dari perancang yang cerdas, karena sistem informasi yang kompleks biasanya dihasilkan dari aktivitas yang disengaja dan disadari.

Dukungan Ilmiah dan Filsafat: Henry Quaster, seorang dokter dan ahli radiologi terkemuka, menyatakan bahwa "informasi biasanya muncul dari aktivitas yang dilakukan secara sadar". Hal ini mendukung pandangan bahwa kandungan informasi DNA menunjukkan adanya tujuan penciptaan oleh makhluk cerdas.

Kesimpulan sementara, "Hipotesis Kembalinya Tuhan" karya Stephen Meyer menyajikan argumen kuat bahwa penemuan ilmiah penting mendukung keberadaan pencipta. Awal mula alam semesta, penyesuaian konstanta fisik, dan informasi kompleks yang dikodekan dalam DNA, semuanya menunjukkan bahwa alam semesta bukanlah produk kebetulan, melainkan hasil rancangan cerdas. Penemuan-penemuan ini menantang pandangan materialistis dan atheis yang dianut oleh beberapa ilmuwan dan menunjukkan bahwa hipotesis Tuhan adalah penjelasan yang masuk akal mengenai asal usul dan sifat alam semesta.

Dengan mengevaluasi kembali pencapaian ilmiah ini, Meyer berargumentasi bahwa semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa alam semesta diciptakan dengan tujuan dan niat, sejalan dengan keyakinan teistik yang telah bertahan selama ribuan tahun.

Ayo kita lihat apa fakta Ilmiah yang pernah secara sengaja ditulis dalam Alkitab pada lebih dari 2000 tahun, sebelum adanya berbagai penemuan Ilmiah yang membuktikannya. Kita bisa menemukan semua bukti ilmiah dari Alkitab yang berisi banyak referensi mengenai fakta-fakta ilmiah, yang kemudian baru dikonfirmasi melalui penyelidikan ilmiah berabad-abad kemudian. Contoh-contoh ini menunjukkan adanya ilham ilahi atau tingkat pengetahuan yang luar biasa di antara para penulisnya. 

Di bawah ini beberapa contoh fakta tersebut, disajikan dalam urutan kronologis penemuan ilmiahnya:

Bentuk Bumi. Referensi Alkitab: Yesaya 40:22 menyatakan, "Dia duduk bertahta di atas lingkaran bumi."

   - Konfirmasi Ilmiah: Konsep Bumi bulat dikemukakan oleh filsuf Yunani seperti Pythagoras (abad ke-6 SM) dan kemudian dikonfirmasi melalui eksplorasi dan observasi ilmiah. Akan tetapi, uraian Yesaya sudah ada sebelum pengakuan ini.

Bumi Menggantung di Luar Angkasa. Referensi Alkitab: Ayub 26:7 mengatakan, "Dia membentangkan langit utara di angkasa; dia menggantungkan bumi tanpa alasan."

   - Konfirmasi Ilmiah: Pemahaman bahwa Bumi mengapung di ruang angkasa, tidak didukung oleh benda fisik apa pun, diterima secara luas pada abad ke-18 melalui teori fisikawan Newton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun