Selamat Datang Pak Jokowi ke Danau Toba…Horas Tulang…!
Angin Segar Kedatangan Presiden Jokowi Bagi Kebangkitan Pariwisata Danau Toba
Tidak dapat dipungkiri bahwa ikon Sumatera Utara adalah Danau Toba. Danau terluas di Indonesia dan Asia Tenggara yang diperkirakan memiliki luas 1.145 km persegi ini menyajikan pemandangan indah dengan Pulau Samosir seluas 640 km persegi berada di tengahnya. Bahkan diatas Pulau Samosir masih ada Danau Sidihoni. Berarti ada danau diatas danau kata orang kampungku dari Sihorbo, Kecamatan Pakkat, Kabupaten Humbang Hasundutan.
Danau Toba yang pernah menjadi tujuan wisata favorit turis mancanegara setelah Bali kini sepi pengunjung. Dahulu potensi pariwisata Danau Toba mencapai 400 ribu pengunjung dan kini hanya mencapai 270 ribu orang saja per tahun. Danau berwarna biru ini memiliki segudang persoalan. Dari masalah keseimbangan hidrologis yang berhubungan dengan volume aliran air yang masuk ke Danau Toba yang mempengaruhi tinggi permukaan air. Dimana hutan di sekitar danau sebagai penyimpan air sudah semakin tergerus.
Ada juga masalah keramba jaring apung yang menyisakan jutaan ton residu pellet makanan ikan yang menjadi racun dan mengotori kejernihan air danau. Masalah kebersihan adalah masalah klasik yang menjadi masalah utama. Mana ada turis yang suka ke tempat jorok. Tidak enak kalau mau berenang disambut dengan kotoran dan eceng gondok. Belum lagi masalah infrastruktur jalan ke Danau Toba yang belum dapat diperbaiki, jalan rusak dan berlobang menuju Danau Toba.
Namun ditengah permasalahan itu, pemerintah membawa angin segar. Menko Kordinator Kemaritiman Rizal Ramli mencetuskan akan membuat Danau Toba menjadi “Monaco Asia”. ‘Maksudnya Danau Toba jadi Monaco, Monaco itu negara kecil di Eropa indah sekali. Kita akan ubah Danau Toba jadi Monaco Asia," kata Rizal di Jakarta, Senin (31/8/2015). Danau Toba masuk daftar 10 destinasi prioritas Indonesia.
Cara yang dilakukan dengan membangun sarana dan prasarana termasuk infrastruktur sehingga Danau Toba mencuri perhatian turis mancanegara dan lokal ingin kesana. Lalu setelah sarana prasaranana siap maka promosi akan digencarkan. Menteri yang mantan Menko Perekonomian era Gus Dur ini menargetkan wisatawan datang ke Indonesia mencapai 20 juta orang dengan mendatangkan devisa US$20 miliar. Suatu program yang prestisius menjadikan Indonesia memiliki basis ang kuat di sector pariwisata.
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga menambahi angin segar itu menjadi oksigen yang memberikan kehidupan dengan menyiapkan bantuan senilai sekitar Rp 10 miliar, namun tidak berupa uang, melainkan media untuk komunikasi yang dikelola Kementerian Pariwisata dan pihak terkait yang ada di Sumatera Utara. Program kementerian pariwisata lainnya supaya Danau Toba masuk ke GGN atau Global Geopark Network UNESCO yang sering disebut Taman Dunia. Kalau Danau Toba jadi Taman Dunia maka akan menjadikan situs-situs warisan geologis menjadi bagian dari konsep perlindungan, pendidikan dan pembangunan berkelanjutan secara holistik. "Nantinya PBB yang akan memperkenalkan Danau Toba kepada dunia internasional, salah satunya pasti meningkatkan perekonomian lokal, beberapa negara yang sudah menerapkan ini, angka kunjungan wisatanya meningkat lebih dari 100 persen " ungkap Ahyaruddin Direkur Pengembangan Wisata Minat Khusus, Konvensi,Insentif dan Even pada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kamis (26/6/2014).
Presiden Jokowi pada Rapat Kabinet Terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (2/2/2016) menaruh keseriusan yang benar-benar serius mengembangkan kawasan wisata Danau Toba seperti yang dikatakan oleh Menko Kemaritiman dengan pembentukan Badan Otoritas Kawasan Danau Toba. Badan ini akan melakukan empat langkah besar.
Langkah pertama, diawali dengan pembersihan lokasi secara menyeluruh.
Langkah kedua, dengan optimalisasi hasil produksi dari kawasan setempat. Diharapkan tujuh kabupaten berada di sekitar danau Toba mengoptimalisasi hasil buah-buahan, sayur-sayuran serta berbagai ragam makanan andalan di sekitar Danau Toba.