Mohon tunggu...
Iwan Kodrat
Iwan Kodrat Mohon Tunggu... wiraswasta -

Jangan berdiri dibelakangku, aku tak mau diikuti Jangan Berdiri didepanku, aku tak mau mengikuti Berdirilah disampingku, kita melangkah bersama.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Masih Butakah Mata Hati Anda?

5 Juli 2014   02:25 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:26 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bersyukurlah manusia yang telah diciptakan oleh ALLAH SWT lengkap dengan 5 (lima) alat indera yaitu, Mata sebagai indera penglihatan,  Telinga sebagai indera pendengaran, Hidung sebagai indera pembau/penciuman, Lidah sebagai indera pengecap serta Kulit sebagai indera peraba. Sebab, tidak semua manusia di bumi ini diberikan oleh ALLAH SWT kelengkapan alat indera untuk menjalani kehidupan. Meski demikian banyak saudara-saudara kita yang diberi keterbatasan alat indera mampu menjadikan kekurangannya sebagai kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain.

Dari ke lima panca indera tersebut, manusia pada umumnya menggunakan indera penglihatan dan pendengaran untuk mengetahui dan memilih mana yang baik dan buruk dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi celakanya banyak manusia yang tertipu dengan pendengaran dan penglihatannya. Ternyata apa yang selama ini didengar dan dilihat bukanlah kenyataan sesungguhnya, namun nasi sudah menjadi bubur, apa yang sudah ditetapkan sebagai pilihan membawa penyesalan panjang.

Oleh karena itulah, selain itu,ALLAH SWT juga memberikan mata hati/batin kepada setiap manusia untuk digunakan menyaring dan meyakini kembali apa yang dilihat dan didengar apakah hanya tipuan atau fakta kebenaran. Biasanya orang yang lebih menggunakan mata hati/batinnya untuk menentukan pilihan jarang mengalami kesalahan, karena mata hati/batin tidak akan mengingkari hati nurani. Begitu pun sebaliknya, orang yang kukuh dengan pendiriannya dengan membutakan mata hati akan keras bagaikan batu. Orang-orang seperti ini biasa tidak akan mempan saran dan nasehat dari orang lain. Ia tetap akan mengatakan bahwa pendiriannya itulah yang paling benar, meskipun itu sebenarnya salah dan akan membawa penyesalan.

Untuk agar kita semua tidak salah dalam menentukan pilihan dalam pemilihan presiden RI pada 9 Juli nanti, gunakanlah mata hati/batin kita untuk memilih calon presiden RI periode 2014-2019 ini.Kita harus mencontoh para ulama-ulama besar yang tidak gampang langsung menetapkan pilihan. Para ulama biasanya sebelum menentukan pilihan akan melakukan Tabayyun dan melakukan Sholat Istakarah memohon petunjuk dari ALLAH SWT agar tidak salah dan menyesal kemudian hari.

Seperti yang dikutip dari pemberitaan www.presidenbernyali.com di bawah ini

Rois Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim KH Miftachul Akhyar menyatakan kiai/ulama NU se-Jatim mendukung pasangan Prabowo-Hatta. Dukungan diberikan setelah para kiai/ulama melakukan Tabayyun dan Sholat Istikarah. "Kami sudah 3-4 kali melakukan tabayyun terkait berbagai isu dan komitmen Prabowo, kemudian istikhoroh juga sudah dilakukan," katanya kepada Antara di Surabaya, Jumat.

Ditanya alasan dukungan para kiai NU se-Jatim itu, pengasuh Pesantren Miftachussunah, Kedungtarukan, Surabaya itu menyatakan para kiai sudah melakukan perbandingan amaliah di antara capres yang ada. "Prabowo adalah nahdliyyin tulen, meski tidak pernah menjadi pengurus dalam struktur, sejak lama mantan Pangkostrad dan Danjen Kopassus itu dekat dengan amaliah NU," katanya.

Kita juga dapat menggunakan mata hati untuk menilai pemberitaan dari swaranews.com di bawah ini kenapa para kader PDIP di Jawa Tengah ini mendukung Prabowo-Hatta. Seharusnya kader banteng ini mendukung Jokowi-JK.

Puluhan Kader PDI Perjuangan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menyatakan diri mendukung pasangan calon presiden-wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Dukungan ini mereka tunjukkan dengan pembacaan ikrar dan pencopotan kaos bergambar pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

"Kami sangat sadar dan bertanggung jawab melakukan ini. Kami tidak takut. Kami yakin mendukung Bapak Prabowo-Hatta untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI," kata Suroso, salah satu kader PDI-P Kecamatan Tegalrejo yang disambut riuh tepuk tangan para pendukung Prabowo-Hatta, Jumat (27/6/2014).

Selain menyatakan dukungan untuk Prabowo-Hatta, ikrar itu pun menegaskan para kader PDI-P ini tak lagi mendukung pasangan Jokowi-Kalla yang diusung PDI-P. Setelah dibacakan, deklarasi tersebut kemudian diserahkan ke Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo, yang hadir di kampanye terbuka pemenangan Prabowo-Hatta di Lapangan Tegalrejo, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang itu.

Pencopotan kaos bergambar Jokowi-JK dilakukan setelah pembacaan ikrar. Mereka lalu berganti memakai kaos bergambar Prabowo-Hatta. Suroso mengaku, dia dan kader PDI-P yang ikut dalam deklarasi ini sebelumnya ikut menyukseskan partai berlambang kepala banteng moncong putih itu hingga meraih 10 kursi di DPRD Kabupaten Magelang dalam Pemilu Legislatif 2014.

Namun, imbuh Suroso, lambat laun pilihan mereka beralih ke Prabowo-Hatta lantaran kecewa kepada Jokowi. Dia berpendapat sikap baik dan merakyat Jokowi selama ini hanya pencitraan.

Bahkan, Suroso mengklaim, ada sekitar 600 kader PDI-P Kabupaten Magelang yang kini berpindah mendukung pasangan Prabowo-Hatta yang diusung oleh Partai Gerindra, Golkar, PAN, PKS, PPP dan PBB itu. "Kami sudah mengikuti rekam jejak Jokowi. Dia memang baik, sederhana, dan merakyat, tapi ternyata itu pembohongan publik," kata dia.

Selain itu pemberitaan dari inilah.com ini dapat juga menjadi salah satu poin dalam memilih capres nanti.

Baru masuk dua tahun pemerintahan Jokowi di Jakarta, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan 86 temuan berindikasi kerugian keuangan daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Anggota BPK Agung Firman Sampurna mengungkapkan berdasarkan hasil pemeriksaan keuangan Pemprov DKI tahun 2013 terdapat 86 temuan senilai Rp 1,54 triliun. "Temuan tersebut terdiri atas temuan yang berindikasi kerugian daerah senilai Rp 85,36 miliar, temuan potensi kerugian daerah senilai Rp1,33 triliun, kekurangan penerimaan daerah senilai Rp 95,01 miliar, dan temuan 3E senilai Rp 23,13 miliar," kata Agung di kantornya, Jakarta, Jumat (4/7/2014).

Selain hal-hal yang menjadi dasar pengecualian tersebut, maka BPK mengingatkan Pemprov DKI Jakarta agar mencermati hasil pemeriksaan itu."Memberi perhatian dan menindaklanjuti beberapa masalah-masalah kegiatan Pemprov DKI," tegasnya.

Masih banyak lagi fakta-fakta pemberitaan capres di media massa, baik cetak maupun elektronik yang dapat dijadikan referensi dalam menentukan pilihan. Tapi yang paling penting gunakan mata-hati/batin dalam menentukan pilihan karena ia tidak akan mengingkari hati nurani.Dan janganlah kau butakan mata hati/batin mu karena akan membawa penyesalan panjang. Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun