Mohon tunggu...
Iwan Koswadhi
Iwan Koswadhi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seandainya Air Samudera Dijadikan Tinta dan Pohon-Pohon Dijadikan Pena, Sungguh Tak Sanggup Kutuliskan Semua-NYA...!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Stop Kegaduhan (Politik) dengan Kejujuran!

16 Januari 2012   16:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:48 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ini awal tahun baru. Tahun 2012, seharusnya memberi harapan baru. Tetapi, tampaknya tidak bagi para pembesar itu. Bagi "Bos Besar", bagi "Ketua Besar", atau para "Mulut Besar" lainnya. Kasus-kasusnya mulai diungkap, secara terbuka, disiarkan langsung. Bagi mereka, tampaknya 2012 adalah tahun yang cukup mencemaskan. Tahun yang berdebar-debar. Sibuk mencari alibi dan pembenaran.

Pro-kontra, saling-tuding, semakin seru. Mereka lupa, bahwa semakin mereka "berusaha bersih", semakin tampak kepanikan dan ketakutan di wajahnya. Betapa tidak, waktu seperti berputar lambat. Para Hakim semoga kian cermat, bahwa kebenaran dan keadilan harus terungkap. Inilah saatnya momentum emas pembuktian bahwa hukum itu "buta", tak sanggup membeda-bedakan status kepenguasaan.

Sulit dibayangkan apa yang akan terjadi, jika pusaran 3 kasus besar dapat diselesaikan dengan baik. Kasus Cek Pelawat, Kasus Pajak Gayus, dan Kasus Wisma Atlet. Ada juga Kasus Rekening Gendut (PNS/POLRI). Apa akhir dari cerita ini semua? Akankan "mengguncang" Republik ini? Saya tidak tahu.

Andai kejujuran telah menjadi budaya bangsa kita, alangkah indahnya. Tak perlu ada kegaduhan dan keberisikan yang mengganggu jagad raya Indonesia. Andai dunia politik kita dibangun atas fondasi kejujuran, alangkah indahnya. Sayang sekali, kebohongan, kepalsuan, pengkhianatan, telah sedemikian kental merasuki dunia politik nasional kita - sehingga membuat para politisi dan elit pemerintahan abai terhadap tujuan utama politik itu sendiri, yakni menjadi katalisator perubahan masyarakat.

Seandainya kejujuran telah menjadi jiwa para pembesar itu, maka tak ada kegaduhan politik yang sedimikian bising seperti sekarang ini. Ranah publik telah begitu diracuni oleh "adegan" para politisi yang sangat gaduh, sehingga membuat elit bangsa dan pemerintah seolah tak memikirkan nasib rakyat.

Ada yang mengatakan ini "negeri autopilot", mungkin ada benarnya, terutama setelah diketahui, betapa sering negara absen dalam hal memberi perlindungan dan mendorong aspirasi masyarakat.

Kegaduhan politik; saling serang antarpolitisi, kekerasan verbal antaranggota dewan yang terhormat, samasekali bukan modal yang kuat bagi upaya melakukan perubahan, apalagi pembangunan. Perubahan, alih-alih dijadikan spirit, malah dijadikan momok atau monster, yang paling ditakuti.

Kegaduhan politik harus diakhiri. Bukan dengan melakukan disorientasi terhadap dunia politik, tetapi hanya dengan kejujuran, semua jawaban akan selesai dengan sendirinya. Kita perlu membangun suatu peradaban baru dengan "social trust" yang tinggi. Hanya dengan kejujuran, hal tersebut dapat diraih.

Pada saat awal kemerdekaan, terutama pada era demokrasi liberal, kegaduhan politik memang terjadi juga, tetapi para elit politik waktu itu menyadari sepenuhnya pada tugas dan pengabdian mereka. Kegaduhan mereka tampak lebih elegan, diwarnai perdebatan dan polemik yang bermutu. Tujuannya satu, merdeka dan mempertahankan kemerdekaan.

Apa sebetulnya modal para pendiri republik ini dalam mengelola negara? Padahal mereka "belum berpengalaman" dalam hal mengelola anggaran belanja negara (APBN).

Tak lain, tak bukan, modal mereka adalah kejujuran. Sekali berbuat curang, tak perlu ada pengadilan tipikor (karena jelas belum ada waktu itu), mereka langsung mendapat "hukuman" setimpal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun