Mohon tunggu...
iwan fajari
iwan fajari Mohon Tunggu... wiraswasta -

Mencoba belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masa Depan Vs. Masa Kini Anak

22 Maret 2011   08:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:33 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa sih yang tidak bangga, jika anaknya mendapat rangking satu di kelas, menguasai berbagai jenis olah raga , mampu memainkan banyak alat musik, bahasa asing pun jadi santapan tiap hari. Tentu setiap orang tua selalu menginginkan anaknya untuk bisa berprestasi di banyak bidang, dengan memiliki prestasi yang segunung, mudah-mudahan sang anak kelak bisa memiliki masa depan yang cerah. Demi masa depan sang anak, banyak di antara orang tua, harus "memaksa" sang buah hati untuk belajar  ekstra kuat,  seperti memasukkan sang anak di berbagai bimbingan belajar untuk memperkuat nilai mata pelajaran sekolah, tidak hanya itu, berbagai jenis kegiatan keahlian pun tidak ketinggalan, seperti les berenang, karate, les musik ataupun berbagai jenis kursus bahasa asing. Ya, semua itu di lakukan demi masa depan sang jagoan, jika tidak dari kecil, kapan lagi kita harus mempersiapkannya ? bukankah di era globalisasi ini persaingan semakin tajam? bukankah siapa tidak siap, pasti akan tersingkir di tepian zaman? Masa Depan Vs Masa Kini Mempersiapkan masa depan buah hati, adalah hal wajib harus di lakukan setiap orang tua, tetapi haruskah si kecil berjuang keras dalam kesehariannya ? hari-harinya selalu di penuhi dengan berbagai macam kegiatan guna masa depannya? pulang sekolah harus langsung menuju tempat bimbingan belajarnya, sore harinya harus mengikuti kursus musik,  pulang kerumah pun hanya tinggal lelah yang tersisa. Memang, tidak  salah apabila setiap detik kehidupan anak di isi berbagai kegiatan positif,  Masa depan adalah hal yang sangat penting, tapi masa depan masih sebuah khayalan, misteri, dan  impian. Anak-anak adalah jiwa-jiwa  yang hidup di masa kini  , mereka tidak hidup di masa depan,  Masa kini adalah dunia nyata bagi Sang buah hati, tempat dia hidup, bermain, menangis,  dan menikmati setiap detik yang berlalu. Akankah kita merampas Masa kini mereka, hanya karena Masa depan ?

salam kompasiana

iwan fajari yang sedang belajar menulis

sumber gambar : disini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun