Mohon tunggu...
Iwan Dilago
Iwan Dilago Mohon Tunggu... -

Senangnya hidup di Jakarta, nggak harus nyopet.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi, Uji Emisi dan Kesehatan

9 September 2012   00:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:44 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Emisi gas buang kendaraan bermotor sangat mempengaruhi kesehatan lingkungan hingga puluhan bahkan ratusan tahun ke depan.Pencemaran udara yang dihasilkan kendaraan bermotor ini membuat kondisi tanah dan air menjadi asam.Kondisi yang menyebabkan terlepasnya ikatan tanah atau sedimen dengan mineral dan logam lainnya. Sumber

Uji Emisi gas buang kendaraan bermotor diadakan terutama di Jakarta bertujuan mengurangi pencemaran udara. Apabila dicermati, emisi gas buang kendaran bermotor lebih dekat dibandingkan oleh pencemaran udara yang disebabkan pembakaran melalui cerobong asap pabrik, pembakaran sampah, kebakaran hutan dan sejenisnya. Gas buang yang tidak terlihat ini mudah diterima oleh orang-orang yang berada di sekeliling dalam hitungan sepersekian detik langsung terhirup.

Gas pembuangan dari kendaraan bermotor mengandung karbon monoksida, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, PM-10 (partikel berukuran kurang dari 10 mikron), bensol, formaldehida dan polisiklik hidrokarbon. Polusi udara mempengaruhi darah dan organ tubuh sehingga berisiko mengganggu perkembangan anak. Sumber

Jokowi, baru menjadi calon gubernur sudah melanggar undang-undang PERDA DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2005 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Pernyataan seorang calon pemimpin yang tidak memikirkan kesehatan warga Jakarta. Sumber

Jokowi mengatakan di dalam satu rekaman video yang diunggah ke Youtube, “mobil Esemka tidak perlu uji emisi.”

Pernyataan yang cukup menunjukkan karakter seorang walikota Solo sebenarnya. Selalu menggampangkan dan tidak memikirkan orang lain dalam hal ini kesehatan, demi kepentingan dirinya dan partai.

Terbukti ketika berpamitan dengan warga Solo untuk mencalonkan diri sebagai gubernur, masih meninggalkan kemiskinan dengan segala jenis kartu berobat miskin seperti kartu kredit. Dalam video tersebut ada beberapa jenis kartu kesehatan yang diperuntukkan bagi warga yang sangat dan sangat miskin sekali.

Pemberian kartu jaminan kesehatan seperti kartu kredit, merupakan pengembangan ide yang sudah ada. Sama halnya menjiplak sebuah karya dan hanya sedikit mengubah karya tersebut lalu mengubah kemasan agar lebih menarik. Tidak menciptakan suatu ide yang belum ada.

Berarti pernyataan Amien Rais benar adanya, sebagai warga Solo yang lebih dekat dengan lingkungan, melihat dengan mata kepala sendiri (Tidak mengatasnamakan partai PAN), bahwa masih banyak kemiskinan yang mewarnai kota Surakarta itu sendiri. Sumber

Akankah Jakarta senasib dengan Solo? Hanya sebagai batu loncatan untuk seorang kutu loncat? Maaf, Jakarta tidak mau gambling.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun