Persoalan sampah memang tidak akan habis-habis. Salah satu sumber sampah adalah pusat-pusat aktifitas masyarakat, baik perkantoran, pertokoan, mall, kampus, sekolah, tempat wisata dan lainnya. Biasanya sampah dari tempat-tempat ini akan dikumpulkan oleh petugas kebersihan di gedung tersebut dan ditumpuk di bak sampah yang ada. Selanjutnya tinggal menunggu datangnya truk sampah Dinas Kebersihan atau truk sampah sewaan yang akan mengambil sampah tersebut. Ke mana mereka mengirim sampah itu? Ya ke mana lagi jika bukan ke TPA Bantargebang atau Sumur Batu di Bekasi.
Daripada permasalahan ini tidak kunjung selesai, kami ingin menawarkan solusi. Permasalahan sampah akan dapat diatasi, jika setiap individu yang ada di gedung perkantoran tersebut mengikuti suatu aturan SOP (Standard Operational Procedure) untuk penanganan sampah. Bagaimana caranya agar bisa seperti itu? Tentunya harus ada langkah inovasi bagi para manajemen gedung perkantoran, yaitu dengan memberikan pelatihan kepada para karyawan di setiap kantor yang menyewa gedungnya. Materi pelatihan itu tidak sulit, yaitu mereka akan diberikan pengetahuan tentang cara pemilahan sampah organik dan non organik. Ya, sesederahana itu saja. Jika mereka mematuhi SOP Manajemen Sampah setiap hari, maka permasalahan sampah akan berkurang.
Sampah yang sudah dipilah oleh para penghasil sampah (baca : para karyawan), akan lebih mudah penanganannya. Sampah tersebut dimasukkan ke dalam tempat terpisah mulai dari bak sampah di setiap lantai gedung dan dikumpulkan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di area Fasum Gedung tersebut. Untuk sampah organik, di TPST akan diolah menjadi kompos dan sampah non organik akan dipilah, mana yang masih bernilai jual, mana yang bisa didaur ulang dan mana yang residu. Setiap kelompok tentunya tinggal diolah sesuai kondisinya. Yang bernilai jual bisa menghasilkan pendapatan per kilogram beratnya. Yang didaur ulang menjadi produk baru bernilai ekonomis dan memberikan lapangan pekerjaan. Yang residu ya bagiannya perusahaan pengelola sampah B3 (Bahan Berbahaya Beracun). Jika ada yang berminat untuk mengikuti pelatihan seperti yang saya uraikan di atas, silakan berkonsultasi dengan kami, untuk menentukan berapa banyak orang yang akan diberikan pelatihan dan bagaimana teknisnya. Ini solusi yang mudah, murah dan
applicable.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Nature Selengkapnya