Mohon tunggu...
Iwan Berri Prima
Iwan Berri Prima Mohon Tunggu... Penulis - Pegawai Negeri Sipil

Menulis untuk Keabadian, Membaca untuk Pengetahuan, Jadilah Manfaat untuk Semua

Selanjutnya

Tutup

Bola

Menyoal Kerusuhan Supporter Sepak Bola Indonesia

5 April 2023   10:11 Diperbarui: 5 April 2023   10:12 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi suppoter Sepak bola Indonesia (Sumber: ANTARA FOTO/Aji Styawan)

Tampaknya kejadian Kanjuruhan 1 Oktober 2022 yang memakan korban jiwa hingga 135 orang meninggal dunia tidak diambil pelajarannya oleh sebagian Supporter (pendukung) sepak bola di Indonesia, terbukti, kejadian kerusuhan bola pasca Tragedi Kanjuruhan itu hingga kini masih terus terulang.

Terbaru, terjadi kericuhan Suppoter pada Saat laga Persib Bandung vs Persis Solo di Stadion Pakansari, Bogor, Selasa 4 April 2023 malam. Meski akhirnya Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin memberi penjelasan bahwa kejadian ini bukan rusuh antar Supporter, tetapi adanya ketegangan antara suporter Persis Solo dengan steward (pihak pengaman), situasi itu jelas menampar Indonesia yang katanya sudah berkomitmen menjadikan olah raga sepak bola menjadi lebih baik. Beruntung, menurut Kapolres Iman Imanuddin, semuanya bisa ditangani dengan baik. Walaupun diinformasikan terdapat korban jiwa dan adanya kerusakan pada fasilitas stadion.

Sebelumnya, ricuh supporter juga terjadi di Semarang, Jawa Tengah. Hal ini berlangsung ketika pertandingan antara PSIS melawan PSS Sleman yang digelar di Stadion Jatidiri Kota Semarang pada Minggu (2/4/2023) malam. Akibatnya, pertandingan pun sempat terhenti dan beberapa penonton menjadi korban.

Sebagaimana telah viral di media sosial, keributan diduga bermula karena saling ejek antar supporter yakni antara suporter PSS Sleman yang berada di tribun timur dengan suporter PSIS yang berada di tribun utara. Selain saling ejek, supporter juga saling lempar melempar, termasuk ada yang melempar petasan. Dampak dari rusuh antar suporter tersebut, kickoff babak kedua pun sempat mundur. Tetapi, usai situasi sudah kondusif, pertandingan babak kedua akhirnya dapat dilanjutkan dengan pengamanan yang ditingkatkan.

Keputusan FIFA Membatalkan Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U 20

Jika mengacu pada kejadian kerusuhan dalam beberapa hari pada awal bulan ini, tentu patut kita mengevaluasi diri, jangan-jangan keputusan FIFA membatalkan piala dunia u 20 yang rencananya akan digelar di Indonesia merupakan keputusan yang tepat. Kita menonton pertandingan sesama anak bangsa saja sudah rusuh begini, bagaimana dengan pertandingan antar bangsa yang melibatkan negara lain? jangan-jangan, pemain Indonesia terkena pelanggaran sedikit saja, kita sudah seperti kesurupan. Alih-alih bertindak sportif, yang ada justru seakan mau mengajak perang negara lain. Terutama jika itu lawan kita adalah negara Israel.

Oleh sebab itu, benar apa yang disampaikan oleh Ketua Umum PSSI, Dr. H. Erick Thohir, B.A., M.B.A , menghadapi situasi ini, harus ada penindakan yang tegas dan sanksi yang keras agar membuat efek jera, sehingga mari kita tunggu, setegas dan seberat apa sanksi yang akan menimpa pembuat keonaran dalam bola tersebut. Karena jika hal ini tidak dilakukan, maka akan menjadi preseden buruk, akan terulang dan terus berulang di masa yang akan datang.

Selain itu, mari saatnya kita lakukan revolusi supporter Bola Indonesia. Pemahaman tentang bola yang mengusung sikap prinsip fairplay (bermain sportif tanpa kecurangan), prinsip respect (sikap saling menghormati antara pemain lain dan juga supporter lain) dan prinsip menghargai wasit yang memimpin jalannya pertandingan, baik itu lewat protes ataupun kontak fisik dengan wasit harus benar-benar difahami. Jangan jadikan sepakbola sebagai ajang gengsi-gengsian. Apalagi sebagai ajang untuk mengintimidasi. Merasa puas ketika lawan hancur lebur.

Dalam filosofi sepakbola Indonesia, supporter yang santun juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam persepakbolaan Indonesia. Jika pemain sudah bersikap profesional, lantas mengapa supporter yang justru membuat kerusuhan? apakah ada motif lain? ini yang perlu dikaji lebih mendalam. Karena jika terjadi apa-apa dalam pertandingan bola, yang dirugikan adalah sepak bola itu sendiri. Termasuk didalamnya juga para supporter, pemain, pelatih, tim sepak bola, manajemen, pengelola stadion dan juga pihak keamanan. 

Mari kita jadikan sepak bola sebagai cerminan sikap dan tingkah laku anak bangsa yang sesungguhnya. Jangan gara-gara segelintir perusuh, lantas sepak bola Indonesia semakin buruk dimata dunia. Apakah kejadian kanjuruhan belum cukup menjadi pelajaran? atau apakah batalnya Indonesia menjadi tuan rumah piala dunia u 20 juga masih kurang untuk diambil hikmahnya? hanya para supporter bola saja yang tahu. Kalau mau berantem, ajangnya jangan di sepak bola, tetapi di ring tinju.

Wallahualam Bissawab 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun